Kamis, 11 Januari 2018

RELAWAN BERKOLABORASI TINGKATKAN KAPASITAS

Senyatanyalah, masing-masing komunitas relawan di Indonesia, pasti memiliki visi misi sendiri. Begitu juga mereka mempunyai kemampuan yang berbeda dari komunitas lainnya. Baik itu kemampuan financial, maupun kemampuan sumber daya manusia. Mereka juga mempunyai pola pembinaan kepada anggotanya sebagai upaya menumbuhkan jiwa korsa, loyalitas dan dedikasi terhadap komunitasnya.

Dengan keberagaman inilah tidak jarang memunculkan kebanggaan yang berlebih, tumbuhnya ego sektoral dan sikap ‘loe loe gue gue’ yang ujung ujungnya bisa mengarah kepada rivalitas antar komunitas.

Kondisi yang semacam inilah yang seharusnya bisa dibongkar melalui kegiatan Bersama. Dimana, masing-masing komunitas bisa mengirimkan wakilnya untuk belajar besama, berkegiatan Bersama lintas komunitas untuk memperkuat tali silaturahim, membangun sinergi dan kerjasama sekaligus menyamakan langkah  meningkatkan kapasitasindividu agar kompetensi yang dimiliki bisa setara satu sama lain (tidak njomplang).

Salah satu kegiatan kebersamaan yang sedang dilaksanakan oleh sekretariat bersama relawan penanggulangan bencana (SRPB) adalah Arisan Ilmu Nol Rupiah. Kegiatan ini sebagai upaya mendorong terwujudnya budaya saling belajar antar komunitas dengan menggalang kolaborasi untuk memanfaatkan sumber belajar yang tersedia guna mengoptimalkan potensi relawan secara bersama sama.

Artinya, SRPB berupaya merangkul seluruh komunitas relawan untuk bersama-sama saling berbagi ilmu, tukar informasi dan pengalaman yang pasti berbeda satu sama lainnya. SRPB berusaha mengajak dan terus akan mengajak sesuai dengan pesan kongres SRPB di Hotel Regent Park, tanggal 28 – 29 April 2017. Walaupun kadang ajakan dan rangkulan itu tidak bersambut, namun SRPB tetap harus terus mengajak dan berusaha merangkul. Karena itu memang salah satu tugasnya.

SRPB pun berusaha mengajak relawan yang memiliki pengalaman lebih (senior) untuk berkenan menjadi nara sumber gratisan,  membagikan kebisaannya kepada relawan lainnya. Mendekati organisasi relawan yang sudah mapan untuk mau berpartisipasi dalam pelatihan keterampilan tertentu dengan meminjamkan saraprasnya.

Berbagi pengalaman dan informasi semacam ini dipercaya bisa meningkatkan wawasan sekaligus mempererat interaksi antar relawan dalam rangka membumikan jargon “Seduluran Sak Lawase”. Untuk merealisasikan gagasan di atas secara optimal, tentu membutuhkan dukungan berbagai pihak, termasuk pemerintah lewat BPBD dan Dunia Usaha.

Idealnya para pelaku penanggulangan bencana yang disimbulkan dengan logo segitiga biru iru bisa saling berkolaborasi memunculkan potensi relawan yang belum tergarap sehingga kapasitas sebagai relawan yang mumpuni bisa terwujud

Kesadaran untuk berkegiatan bersama itulah yang selalu di gaungkan oleh SRPB melalui media sosial dan mulai tampak hasilnya. Semoga upaya kecil membangun kebersamaan itu bisa menginspirasi sesama komunitas untuk menebar manfaat bagi relawan.

Semoga pula SRPB yanag sedang bertumbuh ini tidak ‘layu sebelum berkembang’, menjadi korban kebijakan karena datangnya pemimpin baru yang menggantikan Sudarmawan, kepala BPBD Provinsi Jawa timur, yang telah purna tugas dan kini sedang sibuk mengikuti pesta pilkada. Wallahu a’lam bisshowab. [eBas]



Tidak ada komentar:

Posting Komentar