Hari ini, selasa wage (24/3) aku
telah di remove dari grup MTI, sebuah grup whatsApp yang berisi berbagai orang
pinter dibidangnya. Aku dikeluarkan karena dianggap nakal memposting berita hoax.
Gak tanggung-tanggung yang meremove itu bukan orang sembarangan, bukan sekedar
admin grup, dia seorang pakar tapi bukan guru besar. Dosen ITS yang dilabeli
masyarakat sebagai ahli gempa. Banyak masyarakat bahkan pejabat menaruh hormat
karena prediksinya selalu tepat dan hasil penelitiannya akurat. Ya, wabah
corona tidak hanya membawa kematian para penderitanya. Gegara corona pula telah
memakan korban anggota grup di remove, agar perilakunya tidak menular ke anggota yang
lain.
Sungguh dikeluarkan dari grupnya
orang cerdik pandai ini sangat menyakitkan dan menjadikan petaka tersendiri. Karena
tertutuplah salah satu sumber informasi terkini tentang berbagai hal. Mulai dari
issue gempa Surabaya yang sempat mencemaskan warga, tentang peninggalan sejarah
yang dihubungkan dengan ilmu kebencanaan masa lalu, sampai masalah wabah corona
yang saat ini sedang hangat dibahas oleh semua orang.
Ya semua orang, saat ini telah
menjadi pengamat dan komentator masalah corona. Berbagai teori, dugaan,
pendapat, harapan, saran, usulan tentang penanganan corona dilontarkan
seolah-olah paling benar sendiri. Bahkan apa yang telah dilakukan oleh
pemerintah pun dianggap kurang benar secara teori. Dianggap tidak melalui
kajian teori, seperti penelitian yang dilakukan dosen.
Ya, seharusnya begini, hendaknya
begitu sesuai mazhab kampusnya. (lain kampus memang sering kali berbeda
mazhab). Seakan mereka lupa bahwa teori itu seringkali bertabrakan dengan
kebijakan. Apalagi jika sudah diwarnai kepentingan politik. Maka suara pakar
yang lebih top pun sering kali dikalahkan. Dalam beberapa kasus, suara pakar
pun bisa berseberangan. Karena yang satu dibayar dan lainnya tidak. Ini nyata
dan bukan hoax. Yang menganggap ini hoax berarti koplax.
Dengan dikeluarkannya diriku dari
grupnya sang professor ITS yang bertepatan dengan suasana hari raya nyepi ini,
mungkin cara Tuhan menampar agar aku berkaca diri, memperbaiki diri untuk tidak
nakal lagi. Kalau bergaul dengan “orang kampus”
ya harus berdasarkan data, didukung teori
dari berbagai referensi, agar tidak mampus sebelum oleh admin dihapus. Orang jawa
bilang, aku ketiban awu anget, konangan nyebar hoax, sementara anggota lain
yang pernah melakukan tidak konangan, aman-aman saja. Hahahahasem.
Sungguh sebagai pakarnya pakar yang
merangkap admin, tentu dia tidak suka dengan berita hoax menghiasi grup. Sehingga
ketika ada anggota grup yang berani menyebar hoax, maka sebagai pendiri grup
MTI langsung bertindak tegas. Remove dari grup, tanpa ada diskusi panjang
dengan para admin lainnya. karena admin lainnya juga takut di remove jika
berani berseberangan paham dengan sang professor. Ya, sesama admin memang harus
saling menjaga dan membela.
Saranku kepada anggota grup MTI yang
konon dilahirkan di Taman Bungkul beberapa tahun yang lalu, jangan seenak udel
berkomentar atawa posting di grup ini. Ini bukan grup biasa, tapi grup luar
biasa yang berisi para akademisi, praktisi dan birokrat yang kritis sesuai
kaidah ilmiah. temanku bilang, jika adminnya suka meremove itu tanda grupnya menuju pseudo democacy.
Ingat hampir seluruh adminnya sangat tawaduk kepada sang professor. Jika kalian nakal, maka nasibmu akan seperti nasibmu, di remove oleh sang dosen pakar yang sangat “menikmati” dipanggil pak profesor dari para koleganya, termasuk anggota grup, padahal sungguh dia masih doktor (kata tetanggaku yang juga dosen ITS). Terimakasih prof atas ketegasan meremove diriku, Doaku, semoga Tuhan memberi kesempatan kepada prof menjadi prosesor sungguhan yang bijaksana. Wallahu a’lam. [eBas/angrem di rumah kena giliran BDR]
Ingat hampir seluruh adminnya sangat tawaduk kepada sang professor. Jika kalian nakal, maka nasibmu akan seperti nasibmu, di remove oleh sang dosen pakar yang sangat “menikmati” dipanggil pak profesor dari para koleganya, termasuk anggota grup, padahal sungguh dia masih doktor (kata tetanggaku yang juga dosen ITS). Terimakasih prof atas ketegasan meremove diriku, Doaku, semoga Tuhan memberi kesempatan kepada prof menjadi prosesor sungguhan yang bijaksana. Wallahu a’lam. [eBas/angrem di rumah kena giliran BDR]
ayo daftar di agen365*com :D
BalasHapusWA : +85587781483