Senin, 16 Maret 2020

RELAWAN PERLU AGENDA BERSAMA UNTUK SESAMA


          Mungkin lupa dibahas, atau sudah dianggap masuk dalam salah satu program yang diagendakan, penulis kurang tahu. Yang jelas, tidak ada salahnya jika relawan dari berbagai organisasi yang bergabung di sekretariat bersama relawan penanggulangan bencana jawa timur (SRPB JATIM), perlu memperkuat diri melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan berbagai pihak (pentahelix), dalam rangka menyusun program bersama untuk meningkatkan kapasitas kerja-kerja kemanusiaan yang selama ini digelutinya.

Tidak lupa, keberadaan SRPB JATIM diharapkan bisa menjadi mitra kritis badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) dalam menjalankan programnya. Selain memberi saran, usulan, dan gagasan kreatif, juga harus mampu menawarkan solusi nyata agar program-program BPBD bisa dipahami untuk kemudian diamalkan oleh masyarakat yang menjadi sasaran programnya. Baik itu program destana, SPAB, sosialisasi PRB, dan sejenisnya.

Tentu, dalam menyusun program bersama itu harus ada acara duduk bareng antar ketua organisasi untuk membahas agenda bersama. Misalnya digelar acara sarasehan untuk merumuskannya. Dalam kegiatan itu, masing-masing ketua organisasi diberi mandat untuk menyelenggarakan kegiatan. Baik itu indoor training, maupun outdoor training, sesuai dengan kebisaannya.

Sungguh, masing-masing relawan yang tergabung di dalam berbagai organisasi itu sudah kaya pengalaman perihal suka duka terjun di lapangan melakukan perannya menolong sesama yang menjadi korban bencana. Terkait dengan itu, Untuk mengawali program bersama, alangkah eloknya jika diadakan pelatihan Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana, Jurnalistik Kebencanaan, dan manajemen informasi kebencanaan. Ini penting agar relawan paham apa yang harus dilakukan di lokasi bencana.

Begitu juga program-program pra bencana, kiranya relawan juga perlu mengambil peran dalam mengedukasi masyarakat terkait dengan membangun budaya sadar bencana sehingga mereka mengenali potensi ancaman bencana di daerahnya untuk kemudian dapat mengurangi risikonya.

Jika perlu, SRPB JATIM menduplikasi kegiatan komunitas lain yang punya program “Kemah Bhakti”, di daerah rawan bencana. Disana diisi dengan materi tentang mitigasi, praktek pemetaan daerah rawan bencana, pembuatan rambu evakuasi dan menentukan titik kumpul dan tempat evakuasi sementara. Termasuk mengajak pemuda dan pelajar setempat untuk membersihkan lingkungannya. Tentu ini harus berkoordinasi dulu dengan pemerintah setempat.   

Kiranya tidaklah mudah membangun kesepahaman untuk membuat program keroyokan. Perlu proses panjang melalui dialog partisipatoris yang melibatkan banyak pihak. Utamanya para pengurus organisasi relawan yang memiliki kuasa (diberi amanah oleh anggota sebagai pengurus), untuk memutuskan kesepakatan yang diambil. Sungguh celaka jika pembahasan semacam ini yang dilibatkan adalah anggota biasa yang tidak punya kewenangan untuk mewakili organisasi terkait dengan penyusunan kebijakan (tidak punya hak untuk membuat keputusan atas nama organisasi).

Membangun agenda bersama ini bukan sekedar bersama-sama meningkatkan kapasitas relawan yang terkait dengan fase tanggap darurat semata. Namun lebih luas lagi peran SRPB JATIM, kedepan hendaknya juga bisa berperan sebagai kelompok pemikir (think thank) yang mampu menyodorkan konsep kepada BPBD untuk dijadikan bahan penyusunan kebijakan. Yang bagaimana itu ?. ya harus dirembug bersama dengan menggelar jagongan yang gayeng sambil melaksanakan ritual wajib, nyruput kopi.

Ya, ke depan, dalam program pengurangan risiko bencana dan penanggulangan bencana, SRPB JATIM hendaknya bisa melibatkan diri memberikan sumbangsih kerelawanannya dengan menyalurkan gagasan-gagasannya, sebagai bahan masukan dalam penyusunan kebijakan sekaligus ikut dalam pelaksanaan dan mengawal perjalanan kebijakan agar tepat sasaran, tepat guna dan berhasil guna.

Ya, agenda bersama itu bisa terwujud manakala semua relawan yang tergabung di dalam SRPB JATIM legowo menyingkirkan ego sektoralnya untuk menyamakan chemistry dan menyiapkan SDM nya dalam rangka melaksanakan perannya membantu BPBD dalam upaya pengurangan risiko bencana dan penanggulangan bencana.  

Mungkin pengurus SRPB JATIM perlu membuat acara jagongan untuk mendorong organisasi mitra merumuskan agenda bersama yang memberdayakan. Ini penting agar keberadaannya tidak dipandang sebelah mata oleh berbagai pihak. Hanya ditoleh manakala “potensi” yang dimiliki dibutuhkan untuk kerja-kerja kemanusiaan.  naudzubillah min dzalik. [eBas/selasa pahing-17032020]



5 komentar:

  1. tetap bersemangat
    bersatu bersinergi untuk peduli

    terus belajar untuk berkarya buat sesama

    BalasHapus
  2. SALING MENDUKUNG,BERBAGI TUK LEBIH BAIK DLM SEGALA HAL,ILMU,KETRAMPILAN,INFO PENTING.DENGAN BEKERJASAMA INSYAALLAH SEMUA MASALAH TAK AKAN BERAT.SALAM TANGGUH 🙏🙏🙏💪💪💪

    BalasHapus
  3. salam tangguh
    tulisan ini hanyalah tawaran gagasan utk berbuat sesuatu secara bersama sama

    BalasHapus
  4. Bersinergi tanpa batas.. 💪🏻💪🏻

    BalasHapus

  5. ayo daftarkan diri anda di a*g*e*n*3*6*5 :D
    WA : +85587781483

    BalasHapus