Konon, dana yang disediakan pemerintah untuk tanggap darurat
Covid-19 itu sejumlah 405,1 triliun. Lumayan besar, tapi untuk penggunaannya
tidak semua orang bisa tahu. Salah satunya tentu untuk membeli alat pelindung
diri (APD) untuk para medis yang berjuang digaris depan penanganan convid-19. Bahkan
sudah 24 orang dokter meregang nyawa, wafat tanpa penghormatan yang layak saat
pemakanannya.
Namun senyatanya, sampai saat ini masih banyak tenaga medis
yang merasa kekurangan APD, sehingga terpaksa mengandalkan bantuan dari
berbagai komunitas yang peduli kemanusiaan. Masyarakat pun secara mandiri tetap
membantu pemerintah melakukan upaya pencegahan, seperti penyemprotan
disinfektan di berbagai tempat. Begitulah adanya, pemerintah selalu
mengandalkan bantuan masyarakat.
Ya, seperti bencana alam lainnya, pandemi corona ini juga
menggugah semangat gotong royong berbagai komunitas untuk saling peduli
membantu sesama mengatasi corona, dengan segala cara yang bisa dilakukannya. Seperti
yang saat ini melakukan penyemprotan disinfektan, pembagian masker dan hand
sanitizer kepada masyarakat. Ada juga yang melakukan edukasi tentang wabah
corona kepada masyarakat. Semuanya dilakukan dengan ikhlas dan suka cita tanpa
ada tekanan.
Begitu juga dengan relawan yang tergabung di SRPB Jawa timur.
Saat ini mereka serempak membantu teman-teman dari jurusan disain produk ITS,
merakit Face Shield (pelindung muka).
Konon alat itu nantinya akan didistribusikan ke berbagai rumah sakit yang
membutuhkan (masih membutuhkan karena belum mendapat jatah dari pusat)
Setiap hari mereka bergantian datang ke Gedung desain produk
untuk bersama-sama merakit salah satu APD yang dibutuhkan para medis dalam
melaksanakan tugasnya. Sementara yang lain juga sibuk bersinergi dengan
berbagai komunitas melakukan aksi peduli sesama, di daerahnya masing-masing.
Beberapa relawan yang berkelebihan rejeki juga berpartisipasi
menyediakan konsumsi bergizi, untuk menjaga stamina mereka yang sibuk merakit
pelindung muka berbahan mika, agar tetap konsentrasi pada pekerjaan dan
melakukannya dengan penuh kegembiraan. Konsumsinya macam-macam. Ada nasi sayur
sop, ada penyetan, sosis bakar, ada nasi kotak, dan jajanan yang mengenyangkan.
Termasuk diantaranya wedang tape, wedang kemaruk, dan es sinom yang turut menyegarkan
dahaga relawan.
Sungguh, tidak mudah menjadi orang baik yang peduli sesama,
dengan menyempatkan waktu, tenaga dan bahkan uangnya untuk kerja-kerja kemanusiaan.
jika hanya dihitung berdasarka rugi laba, jelas rugi dan tidak ada untungnya
sama sekali. Namun, ada yang percaya hidup itu adalah misteri. Siapa yang
menolong, pasti suatu saat akan ditolong.
Dalam agama juga mengajarkan bahwa Tuhan itu dalam memberi rejeki
umat-NYA dari berbagai jalan yang tidak diduga. Bisa jadi seseorang mendapat
rejeki melalui kebaikan kita. Seperti saat ini, SRPB membangun sinergi dengan
berbagai komunitas relawan untuk bersama bergotong royong merakit Face Shield
adalah salah satu wujud nyata dari peran relawan dalam membantu sesama menangani
wabah covid-19.
Semoga langkah kecil dari relawan mitra SRPB, yang dengan suka
rela meluangkan tenaganya akan menjadi ladang ibadah dan dicatat oleh Tuhan
sebagai investasi di akherat kelak. Teruslah bergerak, bersatu bersinergi untuk
peduli, insha Allah Tuhan memberkati. Wallahu a’lam bishowab. [eBas/SelasaPon-07042020]
#narasi ini terinspirasi saat membersamai relawan yang sedang sibuk merakit face shield di gedung dispro ITS, selasa 7/4. semoga barokah dan tercatat sebagai lahan ibadahmu untuk kemanusiaan#
Hidup adalah perpindahan dari satu ujian ke ujian lainnya. Maka, bersabarlah kala cobaan datang menimpa. Tetaplah berbaik sangka kepada-Nya.
BalasHapusSebab, apapun musibah yang Dia hadirkan, semua adalah sarana pendewasaan dan penyucian diri yang akan menjadikan kita manusia berkualitas.
Sungguh, dengan ujian tersebut, Allah Al-Jabbรขr (Zat Yang Maha Pemaksa lagi Yang Mahaperkasa), "memaksa" kita untuk menapaki jalan kebenaran, untuk bisa kembali kepada-Nya. Dengan demikian, kita bisa mendapati anugerah terbesar, yaitu keridhaan-Nya.
Dari sini kita bisa menyimpulkan bahwa pemaksaan yang Allah Ta'ala lakukan kepada hamba-Nya (lewat sedikit ujian atau cobaan) tidak dimaksudkan untuk menghancurkan, akan tetapi untuk menjaga makhluk-Nya agar tetap berada di dalam kebaikan.
๐ฅ ... KH Abdullah Gymnastiar, Asmรข'ul Husna untuk Hidup Penuh Makna.
#assalammualikum
BalasHapusUsume Pagebluk Jarene Buyut Biyen (Pandhemi) WAYAHE Wong Jowo nJANGAN (nyayur) LODHEH 7 WARNO yoiku: ' Kluwiih, Cang Gleyor, Terong, Kulit Mlinjo, Waluh, Godhong So, lan Tempe. Inumane Cengkir (kelapa muda).
"Lodeh 7 warna" mengku werdhi (punya makna):
1. Kluwih: kluwargo luwihono anggone gulowentah gatekne. ( Perhatikan, sayangi, dan didiklah keluarga dg cinta yg tulus )
2. Cang gleyor: cancangen awakmu ojo lungo².( Menahan diri agar tdk sering bepergian utk sesuatu yg kurang penting )
3. Terong: terusno anggone olehe manembah Gusti, ojo datnyeng, mung yen iling tok. ( Berdoa dan memohon kepada Tuhan di setiap saat, bukan hanya kadang2 )
4. Kulit melinjo: ojo mung ngerti njobone ning kudu reti njerone babakan pagebluk. ( Jangan hanya memahami luarnya, pahamilah isi dan hakikatnya )
5. Waluh: uwalono ilangono ngeluh gersulo ( hilangkan sifat suka mengeluh, menyalahkan orang lain dan keadaan )
6. GodHong so: golong gilig donga kumpul wong sholeh sugih kaweruh babakan agomo lan pagebluk. ( Bekerjasama, saling dukung, dan saling peduli. Bertanyalah dan minta bantuan pada orang yg benar2 ahli di bidangnya )
7. Tempe: temenono olehe dedepe nyuwun pitulungane Gustiallah. ( Perbanyaklah merenung dan memohon keselamatan pada Tuhan )
Ngombene banyu CENGKIR :
"KenCenging piKir "yen duwe niat nenuwun Gusti Alloh sing temenanan ... ojo tolah toleh...ojo aras2en. Tindakno kabecikan tanpo pamrih niatono yo mung Lillahi ta"ala (Jika meminta kepada Alloh jangan segan, tidak serius ... niatkan Lillahi ta'ala.
"MUGYO RAHAYU NIR ING SAMBEKALA....
NUWUN , SEGER WARAS SEDULURKU KABEH ๐๐๐๐๐๐
#wasaalam