Sabtu, 04 April 2020

RAPAT ONLINE DI BP-PAUD DIKMAS JATIM


Sejak corona resmi masuk ke Indonesia, pemerintah langsung mengeluarkan kebijakan untuk memutus mata rantai persebaran corona  dari Wuhan, Cina yang selama ini menjadi ‘mitra dagang’ utama Indoensia. Salah satu kebijakan yang dibuat adalah mengurangi keluyuran di luar rumah dalam rangka social distancing, bahkan physical distancing.

Salah satu wujudnya adalah Belajar di Rumah bagi siswa dan Bekerja Badi Rumah bagi karyawan (khususnya PNS/ASN). Namun ternyata bekerja dari rumah (BDR) itu membosankan sekaligus merepotkan. Karena setiap dua jam sekali wajib serlok dan laporan secara online. Sehinga tidak bisa kemana-mana. benar-benar di rumah saja.

Ternyata ada manfaatnya juga wabah corona yang merepotkan pemerintah itu, yaitu munculnya komunikasi online. Guru memberi pelajaran dan tugas kepada siswa melalui Handphone pintar di tangannya. Siswa pun bisa langsung mengerjakannya lewat Handphone atau komputernya, untuk kemudian dikirim balik ke gurunya.

Begitu juga karyawan di lingkungan Dirjen Paud dan Dikdasmen, Kemendikbud, diantaranya BP-PAUD DIKMAS JATIM. Untuk memperlancar komunikasi di masa karantina mandiri, maka beberapa karyawan yang menguasai teknologi informasi, mencoba memfasilitasi dengan menggelar rapat online menggunakan aplikasi Zoom meeting online. Ya, rapat online sebagai salah satu bentuk komunikasi tidak langsung antar sesama karyawan Balai.

Mau tidak mau, dan siap tidak siap, semua harus mengikuti rapat online, karena nanti akan diabsen. Semua gopoh, tampak mana yang canggih dan mana yang gabtek. Semua dipaksa mengakrabi aplikasi Zoom untuk bisa ikut rapat online. Walau harus nunak nunuk menggunakan metode Trial and error, semua harus mencoba sambil bertanya lewat grup WhatsApp maupun telpon langsung kepada yang pinter. Ya, perlu dimaklumi karena belum terbiasa bermain dengan aplikasi baru model ini.

Namanya barang baru, tentu terjadi kebingunan, kecemasan yang berbuntut pada salah nutul keyboard, untuk kemudian mengulangi perintah dari awal, serta kelucuan tingkah polah dari semua peserta rapat online, yang pertama kali diwajibkan oleh pimpinan Balai.

Gelaran rapat online ini dilakukan saat seluruh karyawan Balai dikenakan wajib bekerja dari rumah. Jadi semua dikerjakan dari rumah masing-masing. Namanya juga rapat online yang pertama, maka suasana canggung terasa pada awalnya. Tampak di monitor ada yang diam saja, ada yang senyum-senyum sendiri, juga ada yang mencoba bicara tapi tidak terdengar suaranya. Bahkan ada yang tampak sekilas istrinya cuma dasteran saja.

Ada yang kesulitan bergabung karena sambungan internet yang putus-nyambung. Sementara yang masih gabtek berteriak, “gambarku mana kok tidak muncul di layar”. Peserta lain ngedumel, “suara bapak kok pelan banget ya, coba dibesarkan volumenya yang gambar mike itu.”. sementara yang disuruh bingung mencari gambar mike sambil menggerutu, “yang mana ya, sebelah mana gambarnya. Sudah saya tutul kok ya tidak berubah ya,”. “Coba deh bapak pakai head set biar jelas suaranya,” timpal yang lain

Bagi yang sudah tersambung dengan baik, berusaha menyapa temannya yang gambar wajahnya sudah muncul di layar. Karena ingin berbicara dalam waktu yang bersamaan, maka yang terjadi malah tidak jelas apa yang dibicarakan. Semua ingin mendominasi percakapan.

Setelah agak ruwet sedikit, selanjutnya suasana rapat online menyenangkan. Guyonan pun mewarnai rapat online. Candaan lugu pun terdengar, “Mbakyu, Jilbab sampiyan warnane ngejreng, tuku ndek mana, aku pesen ya.”

Ada juga yang curhat masalah pengisian SKP dimasa BDR, “Gimana cara ngisi log harian ya, sementara saat ini kita wajib BDR sehingga tidak memungkinkan untuk mengadakan KBM. Adapun jika mau melakukan KBM juga tidak mungkin karena semua peserta didik sedang menjalani program belajar di rumah. Trus kalau mau addendum, kira-kira apa yang harus diadendum dan diganti dengan kegiatan apa ya?. Bingung aku.”.

Pembicaraan yang semrawut itu hanya berlangsung beberapa saat. Setelah waktu yang ditentukan untuk rapat online tiba, semua mundur alon-alon, diam mendengarkan perintah operator rapat online, dan mendengarkan pengarahan dari kepala Balai dan pejabat di bawahnya.

Sungguh, betapa efektif dan efisiennya rapat online itu. Terjadi percepatan berkomunikasi dengan pemanfaatan teknologi internet. Wajar jika terjadi keributan sebentar karena ketidak tahuan. Dengan rapat online ini, sangat memudahkan untuk mempertemukan seluruh karyawan Balai tanpa perlu waktu yang lama, dan yang terpenting, Balai tidak perlu repot menyediakan jajan kotakan.
Pesertanya pun tidak harus meninggalkan rumah dan aktivitas lainnya. semua bisa mengikuti rapat online dengan santai. Kalau perlu tidak harus mandi dulu dan cukup dasteran atau sarungan.

Masalah yang mungkin lepas dari perhatian kita adalah, kegiatan rapat online ini mengharuskan pesertanya memiliki Handphone yang memadai serta didukung paket data yang cukup (jalan aman adalah cari warkop gratis wifi). Semoga kita cepat akrab dengan kecanggihan internet yang memiliki berbagai aplikasi, agar tidak tertinggal oleh proses revolusi industry 4.0. wallahu a’lam. [eBas/SabtuKliwon-04042020]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar