Kejadian bencana
tak terduga sering kali menimbulkan kerugian
harta benda, bahkan nyawa, serta dampak psikologis yang
berkepanjangan bagi masyarakat yang berada di wilayah kejadian. Setiap
terjadi bencana, masyarakatlah yang menjadi korban pertama sekaligus menjadi
penolong utama sebelum bantuan dari luar datang.
Secara spontanitas mereka akan berusaha menolong korban sebisanya. Namun apakah mereka paham betul dengan teknik-teknik dasar
pertolongan ?.
jangan-jangan malah memperparah kondisi korban, bahkan dirinya sendiri celaka.
Termasuk
saat ini, yang akan memasuki musim hujan. Dimana banjir dan longsor menjadi
bencana yang sangat potensial terjadi. Apalagi, konon musim penghujan kali ini
akan dibarengi datangnya La Nina yang berdampak curah hujan semakin lebat.
Ancaman lain
yang menyertai pandemi covid-19 diantaranya adalah demam berdarah.
Pertanyaannya kemudian, bagaimana melibatkan relawan dalam upaya membantu di
bidang kesehatan ?.
Untuk itulah Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur mengagendakan workshop
kesiapsiagaan bidang kesehatan untuk memberdayakan masyarakat dalam Penanggulangan
Krisis Kesehatan di Masa COVID-19 yang belum
jelas kapan berakhirnya virus mematikan dari Kota Wuhan ini.
Artinya,
kegiatan ini untuk memantik upaya yang dilakukan oleh seluruh
komponen masyarakat dengan menggali dan memanfaatkan potensi yang dimiliki
masyarakat agar berdaya dan mampu berperan serta dalam membantu penanggulangan
krisis kesehatan di masa pandemi COVID-19.
Kegiatan
yang digelar di Hotel Grand Daffam Signatur, Surabaya. Tempatnya mewah,
pelayanannya ramah, dan makanan yang disajikan pun enak dan melimpah sehingga
pesertanya betah. Mereka terdiri dari PRAMUKA, PMI, RAPI, ORARI, TAGANA, SRPB,
dan FORUM PRB Jawa Timur serta beberapa instansi terkait lainnya. Ini menjadi
peristiwa penting untuk membangun sinergi. Paling tidak bisa difasilitasi dalam
sebuat grup whatsapp untuk berkomunikasi menjalin silaturahmi.
Mereka
adalah masyarakat terlatih (biasa disebut relawan) yang sudah sering terlibat
dalam penanggulangan bencana di berbagai daerah. Sungguh peran relawan dalam
penanggulangan bencana tidak bisa dipandang sebelah mata.
Dalam workshop
yang digelar selama tiga hari (senin – rabu/ 16 – 18 November 2020), relawan
diberi wawasan tentang klaster kesehatan serta peran apa yang bisa dimainkannya
dalam membantu bidang kesehatan, termasuk melakukan edukasi kesehatan kepada
masyarakat dimasa pandemi covid-19.
Paling
tidak, dalam workshop ini relawan memahami potensi bencana yang ada di
daerahnya, sehingga bisa membuat rencana darurat jika terjadi bencana kesehatan
di daerahnya. Relawan juga bisa dilibatkan dalam sosialisasi GERMAS, Disiplin
protokol kesehatan, serta pengenalan Tas Siaga Bencana kepada masyarakat
sebagai upaya mengurangi kerugian.
Hal ini
sejalan dengan konsep kesiapsiagaan. Yaitu serangkaian kegiatan yang dilakukan
untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta langkah yang tepat
guna dan berdaya guna. Tinggal bagaimana implementasinya di lapangan sesuai
dengan rencana tindak lanjut yang telah disusun
dan diberikan kepada panitia.
Selanjutnya relawan akan selalu menunggu dengan penuh rindu. Harapannya
tahun depan kegiatan ini bisa diagendakan lagi oleh dinas Kesehatan sebagai
salah satu program kerjanya. Salam
Tangguh, Salam Sehat. [eBas/KamisWage-19112020]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar