Rabu, 14 April 2021

DUNIA USAHA DALAM PUSARAN PENTAHELIX

Mukidi berkesempatan mengikuti kegiatan sosialisasi penanggulangan bencana di Kota Mangga, Probolinggo. Pesertanya berkelas, dari dunia usaha. Bukan orang biasa. Terlihat dari bajunya yang rapi, dan wangi baunya. Cara bicaranya pun jelas mereka orang terdidik yang menjadi panutan kawulo cilik.

Ada pula pejabat yang datang untuk memberi motivasi agar dunia usaha sebagai salah satu elemen pentahelix, semakin tampak kiprahnya yang maksimal dalam kegiatan penanggulangan bencana di wilayahnya.

“Peneguhan peran dunia usaha sangat jelas dalam upaya penanggulangan bencana,”.  Kata Hasan Irsyad, dari komisi E, DPRD Provinsi Jawa Timur, dalam acara Sosialisasi Penanggulangan Bencana, di Probolinggo, Jumat (9/4/2021).

Masih kata anggota dewan dari partai golkar ini, bahwa, BPBD juga telah membentuk Destana. Sehingga keterlibatan dunia usaha akan melengkapi unsur pentahelix yg memang harus terlibat dalam upaya pengurangan risiko bencana di Jawa Timur.

Dari pernyataan di atas, menurut Mukidi, sudah selayaknya jika di dalam Forum PRB ada unsur dunia usaha yang terlibat aktif bersinergi dengan unsur pentahelix lainnya dalam upaya penanggulangan bencana. Baik itu pada saat pra bencana, tanggap bencana, maupun pasca bencana.

Sedikitnya, 100 perwakilan kelompok dunia usaha dari berbagai daerah hadir dalam kegiatan yang “dimotori” BPBD Provinsi Jatim, BPBD Kota Probolinggo dan FRPB Jatim. Harapannya jelas, agar peran dunia usaha semakin tampak dalam urusan kebencanaan, sekaligus menjadi pemicu daerah lain untuk menyelenggarakan kegiatan sosialisasi penanggulangan bencana seperti yang digelar oleh pemerintah kota Probolinggo ini.

Dalam kegiatan yang dihadiri oleh pengurus utama Forum PRB Jawa Timur, juga muncul himbauan agar  Kabupaten/Kota yang belum terbentuk FPRB harus segera membentuk. Karena keberadaan FPRB dimandatkan dari UU 24 tahun 2017 dan PP nomor 21 tahun 2008, dan menjadi salah satu indikator capaian IKD.

"Penanggulangan bencana ini juga masuk dlm prioritas Ibu Gubernur Khofifah sebagaimana yg tertuang dalam visi misi beliau; Nawa Bhakti Satya, poin Jatim Harmoni. Prioritasnya,  pengurangan risiko bencana, kesiapsiagaan dan penguatan kapasitas penanggulangan bencana," papar Gatot Subroto, Kepala bidang pencegahan dan kesiapsiagaan BPBD Provinsi Jawa Timur.

Dalam benak Mukidi, jelas dalam kegiatan ini, yang diutamakan adalah terbangunnya kesadaran akan perlunya kesiapsiagaan menghadapi bencana dari semua unsur pentahelix. Dari situlah kemudian diharapkan muncul gerakan bersama membangun ketangguhan bangsa yang berwawasan pengurangan risiko bencana.

Sasarannya adalah masyarakat yang bertepat tinggal di daerah rawan bencana. artinya masyarakat harus dipahamkan akan adanya potensi bencana yang ada di daerahnya. Sehingga mereka mampu secara mandiri beradaptasi terhadaap jenis bencana yang ada di daerahnya, mengantisipasi datangnya bencana dan memproteksi diri dari bencana agar selamat, serta memiliki daya lenting untuk segera cepat pulih dari derita akibat bencana.

Rupanya, peran-peran inilah yang perlu segera dimainkan oleh seluruh elemen pentahelix agar gerakan literasi bencana melalui sosialisasi pengurangan risiko bencana benar-benar terasakan oleh masyarakat yang menjadi sasarannya.

Relawan penanggulangan bencana sebagai bagian dari pentahelix pun harus memainkan perannya pada fase pra bencana, seperti yang termaktub di dalam Perka nomor 17 tahun 2011. Namun demikian, semua gerakan yang dilakukan oleh elemen pentahelix, termasuk dunia usaha (biasanya melalui CSR nya) haruslah dalam koordinasi BPBD. Agar tidak berjalan sndiri, maka BPBD harus rajin “merawat” sinergitas pentahelix yang sedang dibangun oleh pengurus Forum PRB Jawa Timur. “Yang bagaimana itu ?,” Tanya Mukidi sambil nyruput kopi di ruang lobi. [eBas/RabuKliwon-14042021]

2 komentar:

  1. tetap istiqomah menebar budaya tangguh bencana hadapi bencana

    BalasHapus
  2. konon katanya FPRB itu bertindak sbg katalisator untuk mendorong semua elemen pentahelix (termasuk relawan) untuk bersama-sama menggerakkan literasi bencana melalui sosislisasi pengurangan risiko bencana kepada khalayak ramai. untuk akhirnya penataan ruang dan pembangunan pun akan berwawasan kebencanaan.
    yang bagaimana itu ?
    apa bentuk sinergi pentahelix itu?

    jawabnya memang agak sulit karena masih adanya ego sektoral

    BalasHapus