Jumat, 28 Januari 2022

RAKOR FPRB AJANG EVALUASI MENUJU PROGRAM 2022.

Mbak Ratna, bendahara Forum pengurangan risiko bencana (FPRB), dalam postingannya bilang bahwa akan ada agenda rapat koordinasi forum untuk menyusun program kerja tahun 2022. Tentu ini adalah kabar baik sebagai upaya mengkaji kebermanfaatan kiprah orgaisasi selama ini.

Paling tidak, peristiwa rapat ini dijadikan ajang reuni untuk membangun semangat berforum. Sehinga anggota lain bisa mengimbangi semangat Sekjen forum yang telah berlari jauh sekali, ke berbagai lokasi untuk mengukir pretasi. Apalagi, kini sudah ada ijin resmi menempati salah satu ruangan di BPBD Jawa Timur untuk dijadikan kantor sekretariat FPRB Jawa Timur.

Sementara, sampai saat ini belum semua penanggungjawab bidang, mampu berlari seperti pengganti Mas Rurid yang penuh spirit. Melalui rakor inilah diharapkan muncul program kerja tahun 2022 yang bisa dinikmati oleh semua pengurus sesuai renstra yang pernah dibuat, kata Mas Rurid, saat penulis japri.

Sementara, Mbah Gender, menginginkan dalam rakor nanti, muncul program training of fasilitator  (TOF) untuk menambah jumlah fasilitator yang akan melakukan kegiatan SDSB dan Sapa Destana. Serta penguatan jaringan sistem peringatan dini melalui radio komunikasi (dan weblog forum PRB).

Sungguh tidak menyangka, mBah Gender punya usulan yang menarik sebagai praktek baik, yang melibatkan banyak pihak untuk melaksanakan program forum.

Hal ini sejalan dengan apa yang diharapkan Yudha, salah satu motor penggerak FPRB Kota Probolinggo. Sosok satu ini berharap semakin banyak unsur pentahelix (pelibatan relawan setempat) yang turut berkiprah dalam program forum, serta terjadinya sinergi antar bidang dalam kegiatan pengurangan risiko bencana maupun penanggulangan bencana.

Dia juga setuju dengan pendapat Sekjen Planas dalam sebuah webinar, yang mengatakan perlunya berbagi peran antara FPRB dengan BPBD dalam sebuah kolaborasi yang baik. Sebuah gagasan cerdas yang perlu dibahas oleh ke dua belah pihak.

Istilahnya Sekjen Planas adalah, Pada hakekatnya tujuan kolaborasi adalah untuk mencapai tujuan Daerah yang mandiri dan tangguh. Menguatkan ketangguhan daerah berdasar  standar minimal, bukan hanya yang “menyusu” pemerintah pusat.

Sedangkan pelibatan relawan setempat, mungkin menurut Yudha adalah sebagai upaya memunculkan kesetaraan antar pengurus forum di berbagai tingkatan untuk memberdayakan “wilayahnya” sehingga dapat mandiri.

Sekali lagi semua gagasan yang dimunculkan itu sebagai tanda rasa “melu handarbeni”. Ya, mungkin mampunya hanya urun rembug, bukan urun dana, apalagi tenaga saat terjadi bencana, terjun ke lokasi membantu evakuasi.  

Termasuk gagasannya Pak Cus, panggilan akrab dosen Universitas Airlangga Surabaya. Dia bilang tentang perlunya peningkatan kapasitas dibidang penyusunan aneka dokumen. Seperti dokumen jitupasna, RPB, RAK, analisis resiko dan lainnya. Sehingga forum bisa menjadi mitra kerja BPBD di masing-masing daerah dalam menyusun berbagai dokumen.

Postingan bendahara forum tentang rencana rapat koordinasi itu diamini oleh Mas Rurid, katanya bulan februari. Jika benar, semoga beberapa gagasan yang berhasil penulis himpun layak menjadi fokus bahasa. Sehingga waktu yang tersedia benar-benar bermakna, bukan habis untuk sekedar berbagi cerita sambil menikmati kopi yang tersedia.

Tidak ada salahnya jika dalam kesempatan ini penulis menyitir apa yang telah diposting kholaf Hibatulloh. Sebagai “petinggi” relawan Sigab Nurul Hayat, dia bilang bahwa, Terkadang kita lupa menyiapkan pelari selanjutnya untuk memegang estafet. Terlena berada di tengah medan pertempuran.

Disaat sudah lelah, baru sadar tidak ada yang bisa menggantikan.  Untuk itulah menumbuhkan tim yang solid merupakan sebuah tujuan utama. Begitulah hidup sebagai makhluk sosial. Semoga postingan mas Kholaf menginspirasi panitia rapat koordinasi FPRB tahun 2022. Salam Tangguh. [eBas/jumatWage-28012022]

 

 

 

 

 

 

 

 

 

5 komentar:

  1. semoga dengan turunnya surat resmi dari kalaksa bpbd prov jatim untuk menempati salah satu ruangan di lantai 2 gedung Siaga. dapat memacu semangat berforum sekaligus memerankan keberadaannya sesuai misinya dan mengaplikasikan semua petunjuk yg ada di dalam buku pedoman pembentukan FPRB....Aamiii,....

    BalasHapus