Mbak Ratna, bendahara
Forum pengurangan risiko bencana (FPRB), dalam postingannya bilang bahwa akan
ada agenda rapat koordinasi forum untuk menyusun program kerja tahun 2022.
Tentu ini adalah kabar baik sebagai upaya mengkaji kebermanfaatan kiprah
orgaisasi selama ini.
Paling tidak, peristiwa
rapat ini dijadikan ajang reuni untuk membangun semangat berforum. Sehinga
anggota lain bisa mengimbangi semangat Sekjen forum yang telah berlari jauh
sekali, ke berbagai lokasi untuk mengukir pretasi. Apalagi, kini sudah ada ijin resmi menempati salah satu ruangan di BPBD Jawa Timur untuk dijadikan kantor sekretariat FPRB Jawa Timur.
Sementara, sampai saat ini
belum semua penanggungjawab bidang, mampu berlari seperti pengganti Mas Rurid
yang penuh spirit. Melalui rakor inilah diharapkan muncul program kerja tahun
2022 yang bisa dinikmati oleh semua pengurus sesuai renstra yang pernah dibuat, kata Mas Rurid, saat penulis japri.
Sementara, Mbah Gender, menginginkan
dalam rakor nanti, muncul program training of fasilitator (TOF) untuk menambah jumlah fasilitator yang
akan melakukan kegiatan SDSB dan Sapa Destana. Serta penguatan jaringan sistem
peringatan dini melalui radio komunikasi (dan weblog forum PRB).
Sungguh tidak menyangka,
mBah Gender punya usulan yang menarik sebagai praktek baik, yang melibatkan
banyak pihak untuk melaksanakan program forum.
Hal ini sejalan dengan apa
yang diharapkan Yudha, salah satu motor penggerak FPRB Kota Probolinggo. Sosok
satu ini berharap semakin banyak unsur pentahelix (pelibatan relawan setempat)
yang turut berkiprah dalam program forum, serta terjadinya sinergi antar bidang
dalam kegiatan pengurangan risiko bencana maupun penanggulangan bencana.
Dia juga setuju dengan
pendapat Sekjen Planas dalam sebuah webinar, yang mengatakan perlunya berbagi
peran antara FPRB dengan BPBD dalam sebuah kolaborasi yang baik. Sebuah gagasan
cerdas yang perlu dibahas oleh ke dua belah pihak.
Istilahnya Sekjen Planas
adalah, Pada hakekatnya tujuan kolaborasi adalah untuk mencapai tujuan Daerah
yang mandiri dan tangguh. Menguatkan ketangguhan daerah berdasar standar minimal, bukan hanya yang “menyusu”
pemerintah pusat.
Sedangkan pelibatan
relawan setempat, mungkin menurut Yudha adalah sebagai upaya memunculkan kesetaraan
antar pengurus forum di berbagai tingkatan untuk memberdayakan “wilayahnya”
sehingga dapat mandiri.
Sekali lagi semua gagasan
yang dimunculkan itu sebagai tanda rasa “melu handarbeni”. Ya, mungkin
mampunya hanya urun rembug, bukan urun dana, apalagi tenaga saat terjadi
bencana, terjun ke lokasi membantu evakuasi.
Termasuk gagasannya Pak
Cus, panggilan akrab dosen Universitas Airlangga Surabaya. Dia bilang tentang
perlunya peningkatan kapasitas dibidang penyusunan aneka dokumen. Seperti dokumen
jitupasna, RPB, RAK, analisis resiko dan lainnya. Sehingga forum bisa menjadi
mitra kerja BPBD di masing-masing daerah dalam menyusun berbagai dokumen.
Postingan bendahara forum
tentang rencana rapat koordinasi itu diamini oleh Mas Rurid, katanya bulan
februari. Jika benar, semoga beberapa gagasan yang berhasil penulis himpun
layak menjadi fokus bahasa. Sehingga waktu yang tersedia benar-benar bermakna,
bukan habis untuk sekedar berbagi cerita sambil menikmati kopi yang tersedia.
Tidak ada salahnya jika
dalam kesempatan ini penulis menyitir apa yang telah diposting kholaf
Hibatulloh. Sebagai “petinggi” relawan Sigab Nurul Hayat, dia bilang
bahwa, Terkadang kita lupa menyiapkan pelari selanjutnya untuk memegang
estafet. Terlena berada di tengah medan pertempuran.
Disaat sudah lelah, baru
sadar tidak ada yang bisa menggantikan. Untuk
itulah menumbuhkan tim yang solid merupakan sebuah tujuan utama. Begitulah
hidup sebagai makhluk sosial. Semoga postingan mas Kholaf menginspirasi panitia
rapat koordinasi FPRB tahun 2022. Salam Tangguh. [eBas/jumatWage-28012022]
semoga dengan turunnya surat resmi dari kalaksa bpbd prov jatim untuk menempati salah satu ruangan di lantai 2 gedung Siaga. dapat memacu semangat berforum sekaligus memerankan keberadaannya sesuai misinya dan mengaplikasikan semua petunjuk yg ada di dalam buku pedoman pembentukan FPRB....Aamiii,....
BalasHapusAamiin
HapusAamin Yra
BalasHapusGasssskeen
BalasHapusAamiin
BalasHapus