Jumat, 28 Januari 2022

GAGASAN MEMBUAT SOP KEAMANAN DAN KESELAMATAN RELAWAN

Para aktivis forum pengurangan risiko bencana provinsi (FPRB) Jawa Timur, pasti mengenal sosok satu ini yang kala itu “mengawal” proses berdirinya forum. Konon, bersama tim 9, mereka rajin mengkampanyekan betapa pentingnya berforum, membantu pemerintah dalam upaya pengurangan risiko bencana di tingkat Jawa Timur. Dialah Didik Mulyono. Dialah salah seorang sosok yang memperkenalkan penulis bagaimana asiknya berforum.

Jumat (28/01/2022) malam, tetiba mas Didik, sapaan akrab penulis kepadanya, japri menanyakan kabar sebagai pembuka keakraban diantara kami yang lama tidak bersua.

Pakdhe, nek njenengan selo, mbok konco-konco ingkang kelola relawan di Lumajang diajak diskusi tentang keamanan dan keselamatan relawan, kulo prihatin banget sampun wonten relawan ingkang berpulang karena kecelakaan,” Kata mas Didik.

Sebuah gagasan yang menarik demi upaya mengurangi risiko kecelakaan bagi relawan yang sedang melaksanakan tugas di lapangan. Syukur-syukur, masih kata pria yang masih setia pada ududnya,  nek hasil dari jagongan, bisa disepakati untuk dibuatkan SOP Keamanan dan Keselamatan Relawan.

Tentunya, SOP ini disusun bersama dengan para pengelola lembaga yang memobilisir relawan dan BPBD yang mempunyai kewenangan mengkoordinasikan kegiatan yang terkait dengan kebencanaan.

Sungguh ini sebuah gagasan yang perlu dibahas bersama sambil ngopi. Namun, karena kesibukan yang padat dalam rangka percepatan penanganan penyintas dan warga terdampak agar segera pulih untuk menjalani kehidupannya kembali, sehingga gagasan ini tidak sempat terpikirkan. Atau, menunggu munculnya “pengampu” untuk membicarakannya.

Nantinya, masih kata pria berkacamata ini, di dalam SOP diatur tentang prasyarat keamanan dan keselamatan kendaraan, kecepatan maksimal, jenis kendaraan dengan kondisi jalan ketika mengendarai kendaraan dan sebagainya. Semua ini untuk meminimalisir kelelahan relawan dalam berkendaraan.

Nggak usah nunggu satgas atau BPBD, dorong aja inisiatif dari Lembaga-lembaga yang mengelola relawan yang ditugaskan di Lumajang. Ini salah satu bentuk perlindungan atas keamanan dan keselamatan relawan oleh Lembaga.

“Jangan sampai respon Semeru menjadi rekor di Indonesia atas jumlah berpulangnya relawan karena mengalami kecelakaan di lapangan,” Ujarnya. Sementara penulis hanya diam sambil bertanya dalam hati, mungkinkan itu bisa terjadi ?.

Sedangkan masih banyak pekerjaan di lapangan yang belun teratasi. Apakah tidak hanya menambah kesibukan relawan melalui rapat adu gagasan tentang SOP Keamanan dan Keselamatan Relawan.

Dalam japrinya, mas Didik juga memberi saran agar mengundang perwakilan PMI yang mengelola relawan sebagai pemantik diskusi. Apa saja hal-hal yang terkait dengan keamanan dan keselamatan relawan yang diatur di internal PMI

“Apa saja yang bisa diadopsi dan dijadikan prosedur bersama oleh relawan untuk meminimalisir kejadian kecelakaan di masa mendatang,” Katanya.

Didik, yang pernah aktif di AIFDR mempersilahkan jika gagasan ini di sampaikan ke BPBD Lumajang, serta mendorong mBah Dharmo sebagai pengendali FPRB Jawa Timur, untuk memfasilitasi diskusi agar ada kesepahaman berbagai pihak tentang pentingnya prosedur keamanan dan keselamatan relawan.

Sungguh gagasan ini menarik, namun juga banyak pertanyaan yang harus dijawab sebelum gagasan ini disuarakan ke khalayak ramai. Atau, langsung saja gagasan ini diserahkan ke mBah Dharmo agar ditindak lanjuti.

Mengingat beliau langkahnya gesit, sat set wat wet dalam mengkomunikasikan sebuah gagasan ke berbagai pihak. Ya, beliau ini memang seorang negosiator ulung. Apalagi jika didampingi Gus Yoyok, mBak Ratna, dan mBak Anin, pasti semua akan berakhir indah dalam menebar kebermanfaatan yang bermartabat.

Mugi-mugi mboten wonten malih rencang-rencang relawan yang berpulang karena mengalami kecelakaan karena kelelahan atau menurunnya fokus habis berkegiatan,” Pungkasnya mengakhiri japrian dengan penulis tentang gagasan membuat SOP Keamanan dan Keselamatan Relawan. Salam Tangguh, Salam seduluran sak lawase. [eBas/SabtuKliwon-29012022]

 

 

 

 

 

1 komentar:

  1. menurut penulis gagasan mas Didik ini hanya bisa di eksekusi oleh BPBD atau lembaga donor seperti Siap Siaga Paladium dan sejenisnya. hal ini karena dalam membahasnya perlu banyak pihak yang terlibat dan ini jelas perlu anu yang bisa mendukung kelancaran.

    BalasHapus