Kamis, 04 Mei 2023

DIALOG IMAGINER ANTARA MUKIDI DAN TEMANNYA

 Malam itu Mukidi nongkrong di Angkringan yang menjadi langganan berbagai komunitas relawan untuk “kopi darat” berbagi informasi dan merencanakan kegiatan bersama. Diantaranya membahas rencana Anniversary komunitas tertentu atau merencanakan pelatihan untuk peningkatan kapasitas relawan.

 Bertepatan, malam itu ada acara halal bihalal antar relawan yang diikuti oleh puluhan relawan yang datang mewakili komunitasnya. Dengan wajah riang gembira mereka saling bersalam salaman dan berbagi informasi yang berhubungan dengan kegiatan alam bebas.

 Malam itu Mukidi bersua dengan sahabatnya, Supradin, dari komunitas pecinta alam. Mereka mengambil tempat di sudut sambil memesan kopi hitam panas sedikit gula. Istilahnya “kopi paitan”.

 Sambil mendengarkan sambutan pembukaan acara halal bihalal, Supradin mengatakan bahwa dirinya akan nonton sarasehan dan simulasi evakuasi mandiri, di Kantor Kecamatan Karang Binangun, Kabupaten lamongan, pada hari selasa, 16 Mei 2023.

 “Cak Di, sampiyan ingat tidak arahan Kepala BNPB saat peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) ?,” Ujarnya sambil nyruput Kopi pahit sebagai upaya mengurangi risiko diabet.

 Dimana, saat itu Kepala BNPB, mengatakan bahwa, kita harus  manfaatkan momentum HKB ini untuk melibatkan sebanyak-banyaknya partisipasi masyarakat, perangkat desa, segenap komponen pentaheliks, supaya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana bisa menjadi budaya yang mengakar di masyarakat Indonesia.

 Mendengar cerita Supradin, Mukidi ingat kepada Kartomarmo yang menjadi fasilitator Destana. Tentunya saat ini dia sedang sibuk menyiapkan Desa binaannya, untuk melakukan simulasi mandiri, agar layak dipamerkan kepada para pejabat dan undangan peserta apel peringatan HKB.

 Termasuk fasilitator keluarga tangguh bencana, fasilitator kecamatan tangguh bencana, dan fasilitator SPAB, yang belum banyak dilakukan di sekolah, namun harus ditampilkan seolah-olah sekolah sudah tangguh bencana.

 Semua harus dilakukan, termasuk “menghimbau” kepada seluruh elemen pentahelix untuk datang ke Lamongan, dalam rangka mensukseskan HKB tahun 2023 yang mengambil tema “Tingkatkan Ketangguhan Desa, Kurangi Risiko Bencana”.

 Ya, konon, nanti di Lamongan pada hari Selasa pahing (16/05/2023) diselenggarakan apel peringatan HKB tahun 2023 dengan menggelar diskusi yang dihadiri oleh para tokoh kebencanaan, kesenian yang berisi pesan kesiapsiagaan menghadapi bencana. juga ada penjualan souvenir dan wisata kuliner khas Lamongan. Diantaranya Nasi boran dan tempe gimbal.

 Mukidi juga setuju dengan pernyataan yang mengatakan bahwa,  semua pihak harus paham bahwa edukasi, sosialisasi, pelatihan dan simulasi kesiapsiagaan bukanlah pelajaran sekali dalam hidup, tetapi pembelajaran dan upaya seumur hidup.

 “Kegiatan simulasi kepada masyarakat yang daerahnya memiliki potensi bencanalah yang harus diagendakan secara rutin, menggunakan anggaran Desa, dengan melibatkan agen bencana dan relawan lokal,” Kata Mukidi kepada Supradin.

 Sedangkan Supradin, mendapat informasi dari Kartomarmo, bahwa untuk menuju ke lokasi HKB, organisasi tidak memfasilitasi, seperti tahun  yang lalu. Yang ingin berangkat harus memiliki cukup sangu agar disana tidak galau. Nanti titik kumpulnya disisi barat lapangan saja, biar enak.

 “Lho, … Piye to kiiih….?. kok mlaku dewe-dewe…,”. Kata Mukidi kaget dengan penjelasan Supradin yang tidak seperti tahun-tahun yang lalu.

 “Lha yo emboh to, ojok maneh aku. Lha wong Kartomarmo sing dadi pengurus wae, ora tau diajak rapat babar blas terkait dengan penyelenggaraan HKB,” Ujarnya sambil nyakot rondo royal kesukaannya.

 Dia menyarakan, jika sempat ya merepat. Kalau tidak sempat, cukup mengikuti lewat media yang meliput serta menunggu informasi dan foto-foto kegiatan yang diposting oleh mereka yang punya kemewahan waktu dan sangu untuk mengikuti acara secara langsung. [eBas/Jum’ad Legi-05052023]

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar