Salah satu agenda dari komunitas volunteer of humanity (VOH) di akhir tahun yang bershio kelinci ini adalah mengadakan Family Camp di Hutan Kota Balas Klumprik, Kecamatan Wiyung, Surabaya, sabu dan minggu, tanggal 25 – 26 November 2023.
Kegiatan yang baru pertama
digelar ini banyak diminati berbagai komuitas relawan. Panitianya ramah,
lokasinya indah alami, dipenuhi aneka pohon yang perawatannya perlu
ditingkatkan. Khususnya kebersihan lingkungan. Jika memungkinkan VOH dapat membuat acara kerja bakti "merawat" Balas Klumprik.
Materinya pun menarik, sangat bermanfaat
untuk bekal pengetahuan saat berkegiatan di alam bebas. Tentang bagaimana cara
menangani gigitan ular agar korban terselamatkan. Termasuk merawat korban yang
tersengat lebah atau tawon vespa affinis (tawon ndas).
Begitu juga materi water rescue
yang disampaikan oleh Tim Rescue dari SAR-MTA. Walaupun hanya materi kering
(teoritis), namun mampu menyihir peserta untuk memperhatikan dengan penuh
seksama. Bagi mereka yang berminat, syaratnya adalah dapat berenang dan sehat,
kuat dan tenang tidak grusa grusu (dapat mengendalikan emosi).
Semoga, pengurus VOH segera
mengagendakan latihan water rescue yang sesungguhnya. Praktek langsung bermain
air basah-basahan. Pasti seru dan menyenangkan dalam rangka meningkatkan
kapasitas relawan untuk terlibat dalam upaya penyelamatan korban kecelakaan di
sungai.
Sementara materi etika berkomunikasi
dengan radio komunikasi, kiranya juga perlu dipahami oleh relawan yang biasa membawa
Handy Talky (HT) untuk berkomunikasi dengan sesamanya. Baik yang tergabung
dengan ORARI maupun RAPI, untuk menyampaikan informasi penting yang perlu
ditindak lanjuti.
Acara ini, disamping mendapat
kunjungan dari Ketua RW dan Babinsa koramil setempat dalam rangka “Pengkondisian”
wilayah. Kapolsek Wiyung, didampingi Babinkamtibmas dan seorang intel,
berkesempatan ngopi bareng sambil ngobrol santai tenang masalah narkoba dan kebencanaan.
Kapolseknya ganteng, cerdas, full
senyum dan ramah, tidak seperti oknum polisi yang suka mencari rejeki di
pinggir jalan. Dari obrolan itu, muncul gagasan menarik dari Kapolsek. Yaitu perlunya
ada relawan literasi safety riding, sesuai UU nomor 22 tahun 2009 tentang lalu
lintas dan angkutan jalan. Safety riding diartikan sebagai bentuk perilaku berkendraan yang anam
dan nyaman bagi dirisendiri maupun pengendara lain.
Gagasan ini muncul karena rasa
keprihatinan Kapolsek tentang Salah
satu penyebab angka kematian tinggi di dunia selain adanya penyakit menular
adalah karena kecelakaan lalu lintas. Bahkan menurut badan kesehatan dunia
(WHO) angka kematian akibat kecelakaan lalu lintas mencapai 1.35 juta. Dan
rata-rata yang mengalami kecelakaan lalu lintas ini adalah usia 5 sampai 29
tahun.
Berdasar data yang entah diambil tahun berapa, yang jelas
keprihatinan ini, menurutnya perlu ditindak lanjuti dengan upaya pencegahan. Jika
pemda dapat membentuk jumantik (juru pemantau jentik) di setiap Desa/Kelurahan.
Tentunya pembentukan relawan literasi safety riding perlu juga dicoba. Tinggal ada
tidaknya political will dari para penguasa setempat.
Paling tidak Kapolsek Wiyung dapat
mengawali membumikan gagasanya dengan memanfaatkan pramuka saka bayangkara
untuk dilatih (semacam TOF). Kemudian diadakan uji coba dengan menerjunkan mereka
ke sekolah-sekolah, yang ada di wilayah Kecamatan Wiyung untuk mengkampanyekan
safety riding.
Dari hasil uji coba itulah,
dijadikan bahasan dalam acara jagong bareng untuk melihat kebermaknaannya dari
berbagai aspek. Ini penting, agar upaya melahirkan relawan literasi aman
berkendaraan benar-benar bermanfaat bagi masyarakat, khususnya dalam upaya
menurunkan korban kecelakaan lalu lintas.
pertanyaannya kemudian, mungkinkan
Kapolsek penerusnya nanti mau melanjutkan gagasan cerdas tentang perlunya
relawan literasi safety riding ?. mengingat rotasi jabatan itu selalu ada dan
masing-masing pejabat punya cara dan selera sendiri dalam menjalankan tugasnya.
Untuk itulah, gagasan cerdas dari seorang Kapolsek Kecamatan
Wiyung ini perlu segera di tindak lanjuti oleh komunitas relawan dalam bentuk
jagong bareng untuk membulatkan gagasan di atas.
Akan lebih elok lagi jika jagong bareng ini “di kawal” langsung
oleh Kapolsek sebagi pemilik gagasan, agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam
menterjemahkannya. Salam Tangguh, Salam Satu Aspal. [eBas/SeninPahing-27112023]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar