Selasa, 12 Maret 2024

ADA APA DENGAN BANG SUL

                  Seiring bencana banjir mengunjungi beberapa daerah dengan segala dampak yang ditimbulkan, tiba-tiba Bang Sul, Ketua Komunitas menyatakan keluar dari grup whatsapp pengurus, mundur dari kepengurusan, dengan alasan, akan fokus ngurusi keluarga. sebuah alasan yang manusiawi,dan patut dihargai

Lho, ada apa kok mendadak tanpa dikonsultasikan dulu ke dewan pengarah, dewan penasihat, dan dewan pembina.

Lha kalau keberadaan para dewan itu tidak “digubris”, mengapa harus dibentuk ?. Sebenarnya, tugas para dewan itu apa to ?. belum jelas, belum ada kesepakatan.  

Kalau mau jujur, mereka yang duduk di barisan dewan itu ya atas penunjukan, bukan kemauan sendiri, serta belum saling mengenal. Bahkan ada yang belum pernah bertemu dalam sebuah rapat sambil ngopi membahas masalah keorganisasian.

Bahkan, sebagai komunitas, senyatanya belum pernah mengadakan rapat paripurna antar pengurus untuk membahas program kerja komunitas.

Agenda pertemuan rutin yang digelar pun jarang dihadiri oleh pengurus dan anggota dewan secara lengkap. Sehingga yang dibahas pun  hanya program insidental, yang mendukung program komunitas lain.

Seperti pertemuan beberapa hari yang lalu, membahas tentang tata cara dan aturan main ikut turun ke lokasi kejadian/bencana, agar tidak menimbulkan salah paham, juga sempat membahas tentang iuran, dan pengadaan seragam organisasi.

Namun begitu, walau tanpa program kerja yang disusun dan disepakati, beberapa anggotanya  rajin melakukan pertolongan di setiap kejadian. khususnya kecelakaan lalu lintas, maupun di perairan. Hal ini dilatari dengan pengalaman di organisasi induknya. Karena sesungguhnyalah komunitas yang dipimpin Bang Sul belum pernah mengadakan pelatihan peningkatan kapasitas anggotanya.

Tidak lupa, setiap turun ke lokasi kejadian, mereka dengan bangga memakai seragam dalam rangka "mengibarkan" bendera komunitas agar khalayak ramai tahu akan keberadaannya.

Lha kalau tiba-tiba Bang Sul, sebagai ketua. mengundurkan diri secara sepihak, bagaimana akan dapat mewujudkan rencana yang tertuang dalam notulensi pertemuan beberapa hari yang lalu itu ?. termasuk bagaimana nasib pencarian bantuan alat perlindungan diri (APD).

Ya, mundurnya Bang Sul pasti dikarenakan adanya “kesalah pahaman”. Sayangnya Bang Sul tidak mau mengkonsultasikan uneg-unegnya ke anggota dewan, yang belum tahu perannya di dalam komunitas.

Ya, karena memang belum pernah membahas tupoksinya dalam sebuah jagongan gayeng sambil ngopi, dengan alasan yang tak bertepi.

Sungguh, apa yang dilakukan Bang Sul, akan berdampak pada perjalanan komunitas ke depannya. Anggota pun pasti akan ikut undur diri dari komunitas yang usianya masih seumur jagung.

Bagai anak ayam kehilangan induk, semua anggota komunitas akan berjalan sendiri sesuai nurani, bukan berjalan sesuai aturan organisasi.

Dengan kosongnya posisi ketua, seharusnya segera diambil langkah cepat untuk menyelamatkan komunitas. Eman seragamnya yang masih baru, jika komunitas tidak diselamatkan.

Namun karena sekarang sudah masuk bulan ramadhan, maka tidak elok jika aktivisnya ngurusi organisasi dengan mengesampingkan datangnya bulan suci yang penuh ampunan dan berkah ini. 

Untuk itulah, jika semua aktivis masih menghendaki bendera komunitas tetap berkibar, maka mau tidak mau, nanti pasca lebaran harus ada tindakan nyata untuk menata kembali komunitas dengan segala cita-cita, harapan dan kebijakan yang diambil untuk mengatur pergerakan anggota komunitas dalam kerja-kerja kemanusiaan.

Tanpa ada acara “duduk bareng  maka “kesalah pahaman” yang dialami Bang Sul akan selalu muncul karena adanya “ketidak sepahaman” dalam melaksanakan aturan main, yang senyatanya belum pernah dibahas.

Artinya, jika komunitas itu ingin sehat dan bermakna dalam berkarya, ya harus ada agenda rapat rutin antar pengurus maupun pengurus dengan anggota dalam rangka upaya peningkatan wawasan dan kapasitas. Termasuk memahami hak dan kewajiban relawan sesuai perka bnpb nomor 17 thn 2011.

Konon, setiap tindakan pasti ada konsekwensinya. Begitu juga jika seseorang menyatakan diri masuk ke sebuah organisasi, ada konsekwensi yang harus diambil. Diantaranya harus mau meluangkan waktunya untuk menghadiri agenda rapat organisasi.

Beda lho ngomong langsung bertatap muka dengan komentar di WhatsApp, yang terkadang menimbulkan mis komunikasi. Sungguh, membangun “chemistry” itu harus dilakukan dengan interaksi langsung. Bukan lewat WhatsApp. Apalagi ini komunitas "nir laba" yang sangat rentan pisahan.

Karena, sesungguhnya sebagai makhluk sosial setiap orang ingin bersosialisasi dengan sesamanya, ngobrol bareng, begejesan sambil ngopi, berbagi informasi dan sebagainya. Tidak tertutup kemungkinan dari interaksi itu muncul transaksi ekonomi yang saling menguntungkan. Termasuk ketemu jodoh dan besanan.

Idealnya sih begitu. Tapi kalau hanya sekedar titip nama untuk sebuah kebanggaan diri, ya itu urusan masing-masing. Wallahu a’lam bis showab. Selamat menunaikan ibadah puasa ramadhan dengan penuh suka cita dan bahagia. Mohon maaf lahir dan batin. [eBas/SelasaPon-12032024 pas awalpuasa ramadhan versipemerintah]

 

 

 

3 komentar:

  1. Di sebuah organisasi saya rasa Uda biasa ada perbedaan pendapat tapi bagaimana Kirana nx perbedaan itu bisa menjadi suatu ke indah Han tapi kl organisasi di dalam organisasi itu biasa nx yg bikin ribut dan sering salah faham🙏🙏🙏

    BalasHapus
  2. Kuncinya komunikasi dan transparansi.
    Kedua kunci itu harus dibangun lewat pertemuan langsung (rapat diskusi ngopi bareng jagongan cangkruk'an) ini penting untuk menghilangkan sekat sosial dan rasa sungkan

    BalasHapus
  3. yang harus disadari bahwa organisasi "nir laba" itu sangat rawan bubar hanya karena masalah sepele masalah mis komunikasi dan kesalah pahaman sehingga diperlukan kesamaan pandangan untuk saling menjaga dan menggerakkan organisasi. semua individu yg terlibat harus paham karakter masing-masing

    BalasHapus