Sabtu, 09 Maret 2024

CAK MUSLIMIN

     Beberapa hari yang lalu, dalam komentarnya di Facebook, dia bilang,  sesungguhnyalah dirinya ingin bersemuka dengan kawan-kawan sesama pegiat olah raga alam bebas seperti dulu, sebelum pekerjaan menyita waktunya dan membatasi langkahnya.

     “Maunya sih senang berkumpul dengan teman-teman se misi dan sejalan perjuangan. Tapi apa daya kerjaan sering kena shift malam. Jadi ya maaf belum dapat hadir,” Komentarnya.

     Sungguh, apa yang dikatakan Cak Muslimin itu merupakan sebuah fase perjalanan setiap orang. Artinya, akan tiba saatnya untuk mulai meninggalkan aktivitas ‘out door’, berganti mengutamakan urusan domestik, terkait dengan kesejahteraan keluarga dalam arti luas, yang menyita waktu dan menguras tenaga.

     Ya, Cak Muslimin sudah berada di jalan yang benar dengan mengutamakan pekerjaan, untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Pada waktunya nanti, semua juga akan mengikuti jejak Cak Muslimin. Begitulah hidup, datang dan pergi, semua akan berganti.

     Ya, siapa sih yang tidak kenal dengan Cak Muslimin ?. Sosok yang telah malang melintang di aktivitas kepecinta alaman. Kepeduliannya kepada upaya pelestarian lingkungan alam sudah tidak diragukan lagi. Berbagai organisasi dan komunitas sudah pernah diakrabi dengan suka dukanya.

     Cak Muslimin, pada jamannya, juga sering menginisiasi sebuah aksi kemanusiaan dan lingkungan. Dengan demikian mereka yang aktif di kegiatan alam bebas, pastilah kenal dengan pria berpostur semampai ini. Kini, usia Cak Muslimin sudah tidak muda lagi. Pekerjaan utamanya juga telah menghalangi waktunya untuk beraktivitas di luar.

     Sejalan dengan usia yang semakin menua, alangkah bijaknya jika mulai mengurangi peran di komunitas. Memberi kesempatan kepada yang muda untuk “berkarya dan bergaya”. Cak Muslimin telah memulainya untuk memberi kesempatan kepada yuniornya.

 Karena sesungguhnyalah yang namanya proses regenerasi itu sangat diperlukan, bahkan wajib dipersiapkan oleh setiap komunitas, jika ingin roda komunitas terus berputar dengan segala dinamika dan eksistensinya.

     Beberapa literatur mengatakan bahwa regenerasi dapat didefinisikan sebagai suatu perpindahan tongkat estafet dalam berorganisasi dari generasi yang lebih senior ke generasi yang lebih yunior.

     Dengan kata lain, regenerasi ini untuk mempertahankan sebuah komunitas agar tetap berjalan dan menggapai tujuannya. Jika tidak ada regenerasi maka komunitas itu akan tinggal papan nama yang tidak bermakna. Hanya akan ada dalam cerita tanpa karya nyata.

     Begitulah, Cak Muslimin sudah memulai memberi contoh kepada sebayanya untuk undur diri mengurangi dominasi dalam kegiatan komunitasnya. Sudah mulai mengurangi “cawe-cawe”. Semua diserahkan kepada yang muda. Cak Muslimin semakin “tut wuri handayani”.

     Semoga yang dicontohkan Cak Muslimin tidak disalah pahami oleh sebayanya. Karena sesungguhnyalah regenerasi itu akan datang bila waktunya tiba. Jika tidak disadari maka waktulah yang akan menyudahi keberadaan komunitas untuk kemudian semua tinggal kenangan dan menghilang ditelan perubahan. Naudzubilla min dzalik. [eBas/SabtuKliwon-09032024]

 

 

1 komentar:

  1. kalau gak salah saya kenal Cak Muslimin untuk pertama kalinya saat acara Arisan Ilmu di Joka, kemudian saat kawan2 formalitas mengadakan edukasi kepada anggotanya di bundaran waru, dengan materi Navigasi dengan narsum Om Darma dari navigasi shooter (entah lupa tahunnya) tapi mungkin ada catatannya di inforelawan.blogspot.com atau nonformalvoices.blogspot.com/ di kedua web blog itulah saya mencoba mendokumentasikan sebuah peristiwa dalam bentuk narasi

    BalasHapus