Beberapa waktu yang lalu, BPBD Kota Surabaya mengadakan rapat koordinasi, hari rabu (28/02/2024) tentang forum perangkat daerah membahas renja tahun 2025, BPBD Kota Surabaya dan forum konsultasi publik tentang standar pelayanan.
Kegiatan
yang berlangsung di Aula BPBD Kota Surabaya, di jalan Jemursari Timur, diikuti
oleh berbagai satuan kerja perangkat daerah yang memiliki tugas yang
bersentuhan dengan masalah bencana. Serta mengundang beberapa komunitas relawan
sebagai perwakilan masyarakat. Salah satunya adalah Jamaah LC (Lorong eduCation).
Akan
tetapi, karena sesuatu dan lain hal, kali ini Jamaah LC berhalangan hadir
memenuhi undangan. Namun beberapa anggota Jamaah LC sudah menitipkan beberapa
pertanyaan maupun saran untuk disampaikan ke panitia, sebagai bentuk partisipasi
aktif Jamaah LC, terhadap program BPBD Kota Surabaya.
Diantara
titipan masukan itu adalah, menanyakan apakah BPBD Kota Surabaya sudah memiliki
dokumen kebencanaan seperti Kajian Risiko Bencana, Rencana Penanggulangan
Bencana, Renkon, dan sejenisnya, Karena dokumen tersebut dapat menjadi
rujukan/acuhan dalam penyusunan rencana pembangunan daerah, sehingga upaya
pengurangan risiko bencana dapat berjalan.
Sedang
usulan lain adalah perlunya relawan Kota surabaya mendapatkan pembinaan, dalam
rangka peningkatan kapasitas relawan, sehingga akan memudahkan BPBD melakukan
koordinasi dan mobilisasi untuk dilibatkan dalam kegiatan sosialisasi
pengurangan risiko bencana.
Semua yang
diusulkan itu tampaknya sejalan dengan visi BPBD Kota Surabaya, yaitu mewujudkan
ketangguhan terhadap bencana dan berkelanjutan. Kemudian, dari visi tersebut
dituangkan dalam misi. Yaitu memperkuat budaya sadar bencana, Melaksanakan sinergi
stakeholder dalam upaya penanggulangan bencana, dan Mengembangkan sistem
penanggulangan bencana berbasis sains dan teknologi.
Terkait upaya
memperkuat budaya sadar bencana, salah satu cara yang ditempuh adalah melalui program
sosialisasi, edukasi pengurangan risiko bencana dalam rangka membangun
ketangguhan masyarakat menghadapi bencana.
Konon,
dalam rapat yang digelar pasca coblosan pemilu, BPBD Kota Surabaya akan melakukan
sosialisasi kebencanaan di Sekolah. mulai jenjang PAUD sampai SMA. Namun, dikarenakan
kekurangan personil, maka, untuk tahun ini dikonsentrasikan pada jenjang PAUD dan
SD.
Sesungguhnyalah,
untuk menutup kekurangan personil, BPBD dapat merangkul komunitas relawan untuk berkolaborasi
menggarap program sosialisasi kebencanaan di Sekolah. Tinggal bagaimana
mengkomunikasikannya dengan hangat, sesuai kearifan lokal setempat. Ya, semua dapat dibicarakan, untuk mengatasi masalah tanpa masalah.
Artinya, harus
di awali dengan acara duduk bareng antara komunitas relawan dengan BPBD, agar
saling kenal, sekaligus menyamakan frekwensi untuk membangun kesepahaman
tentang peran masing-masing, dalam menjalankan program sosialisasi kebencanaan
di Sekolah. Ini penting, agar tidak ada dusta diantara mereka.
Jika acara
duduk bareng itu dapat dijadikan media komunikasi dan koordinasi antar pihak, yang
dilakukan secara berkala dan partisipatori, tentu akan memudahkan untuk membangun
kegiatan bersama, termasuk mewujudkan gagasan terbentuknya F-PRB Kota Surabaya.
Wallahu a’lambishowab. [eBas/SabtuPon-02032024]
kok tumben ya, pas akan saya kasih foto sebagai ilustrasi, kok muncul kata "terjadi kesalahan".
BalasHapusLha salahku opo to ?