Berawal dari sarannya seseorang yang mengatas namakan WJ, yang diposting di grup whatsapp Relawan Suroboyo Bersatu. Diantaranya adalah Dia kepingin perwakilan komunitas relawan yang ada di Surabaya, untuk duduk bersama berdiskusi menyamakan visi misi sekaligus mengurangi potensi beda pendapat karena adanya ego sektoral.
Dia juga menyodorkan gagasan untuk dibentuknya induk organisassi yang menaungi komunitas relawan dalam programnya membantu masyarakat. Tidak lupa WJ juga memberi contoh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang mewadahi profesi dokter.
Sungguh manstab sarannya , dan Jos gandos usulannya. Tinggal sekarang bagaimana WJ sebagai pengusul dapat menginisiasi sebuah pertemuan antar komunitas relawan yang ada di Surabaya, untuk mewujudkan gagasannya. Jadi tidak hanya bisa usul saja tapi juga dapat merealisasikannya. Minimal menginisiasi terjadinya sebuah pertemuan.
Ternyata WJ hanya jarkoni (iso ujar ora iso nglakoni), terbukti dalam postingan selanjutnya, Dia bilang, “Mohon izin Ndan saya masih fakir ilmu dan pengalaman. Alangkah pantasnya yang lebih sepuh mawon, nanti saya dan teman-teman akan datang,”.
hehehehe banyak tunggal ya maseh kalo hanya siap mendatangi undangan, tapi tidak mau mengundang (sebagai inisiator). Perlu diketahui oleh WJ yang katanya masih fakir ilmu dan pengalaman, bahwa di dunia relawan itu senior yunior kurang berlaku. Yang dipentingkan adalah inisiatif, inovatif dan kerja nyata.
Sesungguhnyalah saran WJ itu ada kemiripan dengan beberapa relawan yang hanya "nyuruh" agar Jamaah LC menggelar acara untuk kemudian mereka tinggal datang dan siap menjadi nara sumber. Artinya, Jamaah LC yang disuruh menyiapkan segala sesuatunya, sementara mereka tinggal memetik hasilnya. Benar-benar cerdas otaknya. Enak di Dia, nyonyor di kami.
Harus nya WJ paham bahwa Terbentuknya grup WA ini juga hasil kolaborasi antar komunitas sebagai upaya membangun wadah relawan surabaya atas saran pak Ridwan, yang saat itu menjabat sebagai sekretaris BPBD Kota Surabaya. Dimana adminnya adalah Bu Lilik dari BPBD Kota Surabaya dan Pak Yogi dari PBRS.
Kami bersama-sama Pak Yogi dan beberapa perwakilan komunitas relawan Kota Surabaya juga pernah menghadap ke BPBD Kota Surabaya untuk menginisiasi terbentuknya FPRB. Atas saran Pak Ridwan (waktu itu menjabat sebagai sekretaris bpbd kota surabaya) kami Dari grup WA tersebut pernah ngedain giat kolaborasi antar komunitas relawan. Diantaranya pelatihan PPGD dan Water Rescue.
Sayangnya program kolaboratif ini tidak berkelanjutan. Salah satu sebabnya, kawan-kawan komunitas tidak mau menjadi panitia penyelenggara. Maunya hanya sebagai peserta. Padahal jadi panitia itu bikin mumet. Karena harus menyiapkan surat menyurat, pinjam sarpras, menyediakan konsumsi dan tetek bengek. Kalau jadi peserta kan cumak tahu enaknya kegiatan.
Sementara menggantungkan/mengharapkan BPBD memberi fasilitias untuk kegiatan peningkatan kapasitas relawan juga sangat terbatas, sesuai program dan anggaran. Untuk itulah perlunya membuat kegiatan swadaya lintas komunitas untuk meningkatkan kapasitas relawan.
Contohnya, Jamaah LC sudah beberapa kali nekat menyelenggarakan kegiatan peningkatan kapasitas relawan yang dilakukan secara kolaboratif antar komunitas dan gratisan. Alhamdulillah pesertanya selalu membeludak.
Jamaah LC juga pernah mengajak komunitas relawan untuk duduk bersama menyamakan visi misi untuk membuat pertemuan rutin secara berkala dengan mengambil tempat di sekretariat komunitas secara bergantian. Namun semua diam tidak bersuara dengan berbagai alasan.
Intinya mereka tidak mau repot menjadi tuan rumah pertemuan. Kalau pun ada yang siap menjadi tuan rumah pertemuan, belum tentu yang lain siap hadir sesuai komitmen yang disepakati. Wis, kurang opo maneh ?.
Begitu juga dengan komunitas S.E.R yang beberapa kali berkenan mengundang rapat/pertemuan antar relawan dengan fasilitas pribadi, namun nyatanya hanya sedikit yang mau menghadiri undangannya S.E.R. Rupanya, yang demikian ini WJ belum tahu, atau sebagai pendatang baru yang perlu belajar banyak agar semakin tahu.
Termasuk tahu akan aktivitas komunitas relawan yang tanpa sampiyan usulkan sudah mencoba berkoordinasi dan berkegiatan secara kolaboratif. Sampai sekarang pun tetap berproses untuk membangun komunikasi antar komunitas, dengan caranya sendiri-sendiri.
Dan saat ini pun Jamaah LC juga terus menggelar jagongan sambil ngopi merancang sebuah kegiatan kolaboratif untuk peningkatan kapasitas bersama, dan tidak pernah terfikirkan untuk merancang perpecahan, karena memang tidak ada untungnya.
Walaupun ada cerita tentang adanya saling telikung, itu urusan masing-masing individu. Biarkan saja, karena semua akan ada waktunya, sesuai catatan yang dibuat oleh semesta.
Agar WJ tidak terlalu fakir ilmu dan pengalaman, dipersilahkan main ke basecamp LC agar tidak ada dusta diantara kita. Agar tidak hanya menyebar saran dan usulan, tapi bersama bersinergi membuat aksi kemanusiaan, khususnya di bidang pengurangan risiko bencana. [eBas/SelasaPan-28102024]






