Senin, 20 Januari 2020

RESOLUSI SRPB JATIM UNTUK TIGA TAHUN KE DEPAN


         Konon, kata berita burung, kongres SRPB JATIM yang ke dua itu dipercepat pelaksanaannya. Karena sesuatu hal, maka yang seharusnya kongres diselenggarakan bulan april, digeser ke akhir bulan februari (kemungkinan juga bisa bergeser ke awal bulan maret). Dalam kongres ke dua nanti agenda besarnya adalah pergantian pengurus dan penyempurnaan statuta (AD/ART) Organisasi.

Sudah selayaknya SRPB JATIM sebagai wadah organisasi relawan yang dinamis, melakukan suksesi kepengurusan sebagai tanda berjalannya proses kaderisasi. Sayangnya sampai saat ini kasak kusuk kemunculan calon pengganti koordinator SRPB JATIM belum ada. Mengapa begitu ?.

Perlu disadari oleh semua, termasuk oleh para calon pengganti petahana, bahwa SRPB JATIM adalah organisasi nirlaba. Sehingga dalam menjalankan semua kegiatan harus didanai sendiri, tidak menunggu datangnya subsidi. Menurut andiblogku (2010), organisasi nirlaba itu adalah suatu organisasi mandiri yang menekankan pada kerja pelayanan sosial dengan tidak bermaksud untuk menarik keuntungan yang bernilai bisnis dari usaha yang dilakukan, dan bersifat mandiri dalam segi pembiayaan dan pengelolaannya.

Artinya, ke depan pengurus SRPB JATIM yang terpilih (mau dipilih dan mau kerja sebagai pengurus) harus siap-siap berkorban. Baik korban waktu, tenaga, dana, dan mungkin juga harus korban perasaan dalam menjalankan roda organisasi. Ini yang sulit, dan tidak semua orang bisa menjalaninya.

Apalagi di dalam menjalankan organisasi nirlaba itu, walaupun tidak tertulis, ada prasyarat yang harus dimiliki oleh pengurus. Seperti Kober, yaitu pengurus harus punya waktu untuk menjalankan program organisasi dan memotivasi anggota untuk aktif mengikuti aturan main yang telah ditetapkan.

Bener, pengurus harus benar dalam mengelola organisasi dengan mengedepankan transparansi dan penuh tanggungjawab menjalankan amanah. Leader, yaitu pengurus mampu memimpin, bisa memotivasi, menginspirasi dan menguatkan anggota agar tetap bersemangat memajukan organisasi melalui programnya.

Banter, maksudnya adalah pengurus organisasi harus cepat dalam berkreasi, berinovasi sesuai dengan situasi dan kondisi serta aktif membangun jejaring kemitraan. Sehingga keberadaannya akan menjadi tolehan khalayak ramai. Akan lebih baik lagi jika pengurusnya juga pinter. Khususnya pinter membuat konsep, pinter menyusun proposal, pinter negosiasi, pinter mencari, membuat dan menangkap kesempatan.

Paling tidak, pengurus itu minimal harus kober dan bener. Sementara yang lainnya bisa dibenahi bersama-sama sambil berjalan, tentu diperlukan komitmen yang tinggi. Apalagi SRPB JATIM itu sebuah wadah berbagai organisasi relawan.

Diharapkan pengurusnya nanti harus beragam terdiri dari wakil-wakil organisasi yang dipilih  secara demokratis dan memiliki komitmen melestarikan keberadaan SRPB JATIM, serta mau dan mampu menjalankan program secara kolektif kolegial, agar semakin berwarna sesuai visi misi masing-masing oraganisasi. Pertanyaannya kemudian, bisakah pengurus SRPB JATIM pasca kongres ke dua nanti membuat resolusi tiga tahun ke dua ?.  

Sukur-sukur dalam resolusi nanti pengurusnya memiliki semangat untuk menjalankan SRPB JATIM pada dua jalur. Pada jalur pertama ia melakukan pekerjaan sosial. Sedangkan lainnya, mampu melakukan kegiatan komersial, dimana keuantungan yang diperoleh digunakan untuk membiayai kegiatan sosialnya. Sungguh resolusi ini tidak mudah.

Disamping itu, ke depan, diharapkan pengurusnya diambilkan dari unsur organisasi mitra yang berada di seputaran Surabaya, agar mudah berinteraksi dalam sebuah rapat rutin untuk menjalankan program SRPB JATIM yang lebih maju dan bermanfaat bagi relawan maupun masyarakat.

Jika calon baru pengganti petahana belum ada, maka mau tidak mau pengurus lama harus legowo untuk berbenah mengemban amanah meneruskan langkah, agar SRPB JATIM tidak bubrah ditangan yang salah. Tentunya harus melibatkan relawan milenial dalam kepengurusan sebagai upaya regenerasi.

Memang, ada suara yang mengharapkan agar pengurus pasca kongres ke dua nanti masih tetap dihuni oleh muka-muka lama ditambah dengan muka baru agar lebih seru dalam menyusun program yang semakin bermutu. Termasuk rencana baru berikutnya. Namun perlu disadari bahwa garis takdir pengurus ada batasnya.

Sehingga, manakala tiba waktunya, maka wajib ada pergantian pengurus. Untuk itulah, tugas pertama yang harus dikerjakan pasca kongres adalah membagi tugas dan memberi tanggungjawab serta kesempatan yang lebih kepada relawan milenial sebagai upaya menyiapkan mereka melanjutkan estafet kepemimpinan dan kelestarian SRPB JATIM yang dibangun dengan susah payah penuh suka duka. Wallahu a’lam bishowab. [eB/21012020]






  





2 komentar:

  1. sungguh riskan jika koordinator yg sekarang ini diganti. karena di periode tahun pertama ini sang koordinator sedan dan sudah mulai menancapkan pondasi SRPB yg kuat dengan prestasi yang lumayan hebat untuk organisasi yg baru seumur jagung.
    untuk itulah ada baiknya agar mbak koordinator ini dipertahankan dengan pembenahan pengurus dibawahnya dicarikan sosok yg bisa mengimbangi semangat sang koordinator. ya pengurus pasca kongres harus benar2 kober lan bener sebagai modal utama membangun SRPB di tiga tahun kedua kongres.
    sementara jika sang koordinator diganti orang baru dapat dipastikan akan mengawali dari nol lagidan itu jelas tidak mudah .....

    #tetap semangat
    #tetap seduluran sak lawase

    BalasHapus
  2. Klo sy pribadi untuk koordinator nya tetap kak Dian, tdak perlu diganti lgi, krna melihat sepak terjang serta pengalaman dan prestasinya yg luar biasa..
    Klo yg pengurusnya mungkin perlu ada perubahan ato penambahan..

    Semangat terus dan sukses buat SRPB dan kita semua..

    Salam Tangguh..

    BalasHapus