Konon, kata berita burung,
kongres SRPB JATIM yang ke dua itu dipercepat pelaksanaannya. Karena sesuatu
hal, maka yang seharusnya kongres diselenggarakan bulan april, digeser ke akhir
bulan februari (kemungkinan juga bisa bergeser ke awal bulan maret). Dalam kongres
ke dua nanti agenda besarnya adalah pergantian pengurus dan penyempurnaan statuta
(AD/ART) Organisasi.
Sudah selayaknya SRPB JATIM
sebagai wadah organisasi relawan yang dinamis, melakukan suksesi kepengurusan
sebagai tanda berjalannya proses kaderisasi. Sayangnya sampai saat ini kasak
kusuk kemunculan calon pengganti koordinator SRPB JATIM belum ada. Mengapa begitu
?.
Perlu disadari oleh semua,
termasuk oleh para calon pengganti petahana, bahwa SRPB JATIM adalah organisasi
nirlaba. Sehingga dalam menjalankan semua kegiatan harus didanai sendiri, tidak
menunggu datangnya subsidi. Menurut andiblogku (2010), organisasi nirlaba itu adalah
suatu organisasi mandiri yang menekankan pada kerja pelayanan sosial dengan
tidak bermaksud untuk menarik keuntungan yang bernilai bisnis dari usaha yang
dilakukan, dan bersifat mandiri dalam segi pembiayaan dan pengelolaannya.
Artinya, ke depan pengurus SRPB
JATIM yang terpilih (mau dipilih dan mau kerja sebagai pengurus) harus
siap-siap berkorban. Baik korban waktu, tenaga, dana, dan mungkin juga harus
korban perasaan dalam menjalankan roda organisasi. Ini yang sulit, dan tidak
semua orang bisa menjalaninya.
Apalagi di dalam menjalankan organisasi
nirlaba itu, walaupun tidak tertulis, ada prasyarat yang harus dimiliki oleh
pengurus. Seperti Kober, yaitu pengurus harus punya waktu untuk menjalankan
program organisasi dan memotivasi anggota untuk aktif mengikuti aturan main
yang telah ditetapkan.
Bener, pengurus harus benar dalam
mengelola organisasi dengan mengedepankan transparansi dan penuh tanggungjawab
menjalankan amanah. Leader, yaitu pengurus mampu memimpin, bisa memotivasi, menginspirasi
dan menguatkan anggota agar tetap bersemangat memajukan organisasi melalui
programnya.
Banter, maksudnya adalah pengurus
organisasi harus cepat dalam berkreasi, berinovasi sesuai dengan situasi dan
kondisi serta aktif membangun jejaring kemitraan. Sehingga keberadaannya akan
menjadi tolehan khalayak ramai. Akan lebih baik lagi jika pengurusnya juga
pinter. Khususnya pinter membuat konsep, pinter menyusun proposal, pinter
negosiasi, pinter mencari, membuat dan menangkap kesempatan.
Paling tidak, pengurus itu
minimal harus kober dan bener. Sementara yang lainnya bisa dibenahi bersama-sama
sambil berjalan, tentu diperlukan komitmen yang tinggi. Apalagi SRPB JATIM itu
sebuah wadah berbagai organisasi relawan.
Diharapkan pengurusnya nanti
harus beragam terdiri dari wakil-wakil organisasi yang dipilih secara demokratis dan memiliki komitmen
melestarikan keberadaan SRPB JATIM, serta mau dan mampu menjalankan program secara
kolektif kolegial, agar semakin berwarna sesuai visi misi masing-masing
oraganisasi. Pertanyaannya kemudian, bisakah pengurus SRPB JATIM pasca kongres
ke dua nanti membuat resolusi tiga tahun ke dua ?.
Sukur-sukur dalam resolusi nanti
pengurusnya memiliki semangat untuk menjalankan SRPB JATIM pada dua jalur. Pada
jalur pertama ia melakukan pekerjaan sosial. Sedangkan lainnya, mampu melakukan
kegiatan komersial, dimana keuantungan yang diperoleh digunakan untuk membiayai
kegiatan sosialnya. Sungguh resolusi ini tidak mudah.
Disamping itu, ke depan,
diharapkan pengurusnya diambilkan dari unsur organisasi mitra yang berada di
seputaran Surabaya, agar mudah berinteraksi dalam sebuah rapat rutin untuk
menjalankan program SRPB JATIM yang lebih maju dan bermanfaat bagi relawan
maupun masyarakat.
Jika calon baru pengganti
petahana belum ada, maka mau tidak mau pengurus lama harus legowo untuk
berbenah mengemban amanah meneruskan langkah, agar SRPB JATIM tidak bubrah
ditangan yang salah. Tentunya harus melibatkan relawan milenial dalam
kepengurusan sebagai upaya regenerasi.
Memang, ada suara yang
mengharapkan agar pengurus pasca kongres ke dua nanti masih tetap dihuni oleh
muka-muka lama ditambah dengan muka baru agar lebih seru dalam menyusun program
yang semakin bermutu. Termasuk rencana baru berikutnya. Namun perlu disadari bahwa
garis takdir pengurus ada batasnya.
Sehingga, manakala tiba waktunya,
maka wajib ada pergantian pengurus. Untuk itulah, tugas pertama yang harus
dikerjakan pasca kongres adalah membagi tugas dan memberi tanggungjawab serta
kesempatan yang lebih kepada relawan milenial sebagai upaya menyiapkan mereka
melanjutkan estafet kepemimpinan dan kelestarian SRPB JATIM yang dibangun
dengan susah payah penuh suka duka. Wallahu a’lam bishowab. [eB/21012020]
sungguh riskan jika koordinator yg sekarang ini diganti. karena di periode tahun pertama ini sang koordinator sedan dan sudah mulai menancapkan pondasi SRPB yg kuat dengan prestasi yang lumayan hebat untuk organisasi yg baru seumur jagung.
BalasHapusuntuk itulah ada baiknya agar mbak koordinator ini dipertahankan dengan pembenahan pengurus dibawahnya dicarikan sosok yg bisa mengimbangi semangat sang koordinator. ya pengurus pasca kongres harus benar2 kober lan bener sebagai modal utama membangun SRPB di tiga tahun kedua kongres.
sementara jika sang koordinator diganti orang baru dapat dipastikan akan mengawali dari nol lagidan itu jelas tidak mudah .....
#tetap semangat
#tetap seduluran sak lawase
Klo sy pribadi untuk koordinator nya tetap kak Dian, tdak perlu diganti lgi, krna melihat sepak terjang serta pengalaman dan prestasinya yg luar biasa..
BalasHapusKlo yg pengurusnya mungkin perlu ada perubahan ato penambahan..
Semangat terus dan sukses buat SRPB dan kita semua..
Salam Tangguh..