Salah satu harapan dari kongres pertama
SRPB tahun 2017 adalah menyusun direktori relawan se Jawa Timur. Andiny Utary,
dari Universitas Negeri Padang, mengatakan bahwa direktori adalah sebuah buku petunjuk yang
berisikan informasi seperti nama, alamat, instansi atau organisasi lain
sebagainya yang disusun secara alfabetis. Direktori sangat berguna dalam
membantu seseorang atau instansi dalam menemukan suatu informasi yang
dibutuhkannya dengan cepat dan tepat
Untuk direktori relawan, idealnya
di dalamnya berisi data lengkap keberadaan organisasi relawan. mulai dari nama
organisasi, alamat, nara hubung, susunan pengurus, akta pendirian organisasi,
jumlah anggota, program kerja, pengalaman lapangan, peralatan yang dimiliki,
klaster yang diminati, jenis diklat yang pernah diikuti dan data lain yang
mendukung. Nantinya direktori ini diserahkan kepada BPBD, yang bisa digunakan
untuk penyusunan kebijakan, terkait dengan upaya pembinaan kepada relawan.
Tujuan dibuatnya direktori ini
untuk mempermudah mencari relawan yang sudah menguasai bidangnya maupun yang
belum, untuk dilibatkan dalam sebuah kegiatan. Saat ini, masih sering terjadi
dalam setiap diklat hanya diikuti oleh orang itu-itu saja, seakan tidak ada
yang lain. Sementara anggota yang lain tidak pernah diikutkan. Sehingga tidak
terjadi pemerataan kapasitas relawan.
Kondisi ini tidak sehat. Untuk itulah
SRPB JATIM sebagai wadah organisasi relawan harus bisa menjembatani agar
terjadi pemerataan dalam upaya peningkatan kapasitas relawan. Baik dalam fase
pra bencana, tanggap darurat bencana, maupun fase pasca bencana. Salah satunya
melalui penyusunan direktori relawan.
Namun ternyata, upaya menyusun
direktori ini tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Karena tidak semua
organisasi relawan berkenan saat dimintai data tentang keberadaan lembaganya. Ada
saja alasannya, bahkan ada yang curiga data tersebut akan dimanfaatkan untuk
kepentingan tertentu.
Bagi mereka yang tidak senang
dengan keberadaan SRPB JATIM (umumnya mereka yang merasa senior, merasa hebat kaya
pengalaman, kaya harta, kaya koneksi dan mungkin kaya perlengkapan pendukung
operasi penanggulangan bencana), kesempatan ini dijadikan bahan fitnah dengan
ditambahi bumbu iri, dengki dan sejenisnya. Jelas harapannya timbul rasa tidak
percaya kepada SRPB JATIM.
Ya, begitulah sifat sipenyebar fitnah. selalu saja
menggunakan taktik “Lempar batu sembunyi
Tangan”. Hanya menyebar issue bin gossip untuk kemudian tiarap tanpa berani
bertanggungjawab. Karena dasarnya sudah tidak suka, maka mereka ini tidak mau
diajak dialog, ngobrol musyawaroh sinambi ngopi agar paham dan tidak sesat
selamanya.
Pelan tapi pasti, upaya membuat
direktori relawan semakin menampakkan hasil, bahkan sudah dalam proses siap
cetak, walau belum lengkap. Apalagi, konon rencana realisasinya akan
difasilitasi oleh BPBD Provinsi Jawa Timur. Dari sekitar 227 organisasi relawan
yang telah mendaftar, hanya 60 persen yang sudah berkenan menyerahkan datanya
(walaupun belum lengkap).
Untuk direktori edisi pertama,
mungkin data organisasi relawan masih seadanya. Mungkin nanti setelah tahu guna
dan manfaatnya, mereka akan segera mengumpulkan. Tentu hal ini bisa dilanjutkan
untuk penyusunan direktori edisi berikutnya yang lebih lengkap. Sehingga, tidak
menutup kemungkinan direktori ini akan menjadi program tahunan. Karena secara
berkala, direktori itu harus divalidasi ulang untuk melihat apakah organisasi
yang ada masih aktif atau sudah bubar karena tidak ada regenerasi.
Semoga fasilitasi yang dijanjikan
BPBD benar adanya (cepat cair anggarannya) sehingga upaya penyusunan direktori
ini bisa selesai sebelum SRPB JATIM melaksanakan kongres, yang di dalamnya ada moment
pergantian pengurus sekaligus menyelaraskan statutanya sesuai dengan
perkembangan di era milenial 4.0. Wallahu a’lam bishowab. [eBas/Mimggu
paing-12012020]
tetap istiqomah menjalankan amanah menuju perbaikan tata kelola keberadaan relawan yang semakin profesional sebagai bagian dari pentahelix.
BalasHapusSRPB sebagai wadah koordinasi silaturahmi membangun sinergi dari berbagai organisasi relawan utk bersama=sama meningkatkan kapasitas relawan dalam upaya penanggulangan bencana maupun terlibat dalam sosialisasi pengurangan risiko bencana kepada masyarakat, khususnya mereka yg berdomisili di kawasan rawan bencana