Konon,
setiap jenis bencana diharapkan untuk dibuatkan rencana kontijensi (renkon).
Walaupun, belum tentu bencana itu datang, tapi perlu ada rekon. Bahkan ada yang
bilang renkon harus dibuat di setiap tahun, karena pos anggarannya ada.
Rencana
Kontinjensi penanggulangan bencana merupakan proses identifikasi dan
penyusunan rencana ke depan yang didasarkan pada keadaan yang
kemungkinan besar akan terjadi, namun juga belum tentu terjadi.
Rencana
Kontinjensi yang disusun setiap tahun untuk setiap jenis bencana itu, bertujuan
untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat serta membangun komitmen bersama
antar lembaga (aktor) pelaku penanggulangan bencana.
Termasuk
meningkatkan kapasitas masyarakat setempat menghadapi bencana, serta kemampuan
untuk meminimalisir dampak bencana, dan kemampuan pulih dengan baik, baik itu
bagi entitas sosial atau pun sebuah sistem.
Dalam
sebuah diskusi informal antar relawan, dikatakan bahwa penyusunan renkon itu
sebagai upaya menemukenali potensi bencana yang ada, mendata SDM dan sarana
prasarana setempat yang bisa digerakkan saat terjadi bencana.
Ada pula
yang bilang bahwa sebelum menyusun renkon hendaknya mengumpulkan data-data yang
diperlukan. Seperti data desa yang berhubungan dengan potensi bencana yang ada
(pernah terjadi), melakukan mitigasi dengan melibatkan warga setempat, agar
datanya sesuai dengan kearifan lokal yang berlaku.
Bahkan dalam
diskusi itu juga muncul istilah kajian risiko bencana, dokumen rencana
penanggulangan bencana, rencana aksi komunitas, dan sebagainya. Kiranya
masing-masing istilah itu perlu dikupas satu-satu agar relawan yang biasanya
hanya berjibaku dalam fase tanggap darurat, tahu tentang banyak hal terkait
dengan fase pra bencana.
Dalam diskusi
asal ‘njeplak’ itu juga dikatakan bahwa renkon harus jelas
siapa berbuat apa. Disamping ketersediaan SDM dan sarpras yg bisa di kerahkan,
keterwakilan dan peran dari semua aktor sangat diperlukan, sesuai dengan konsep
SKPDB.
Permasalahan
yang sering terjadi di lapangan, kadang daerah punya dokumen renkon tapi ketika
terjadi bencana, renkon tersebut tidak bisa diaktivasi menjadi renops. Mengapa
bisa begitu ?.
Kemungkinan,
waktu penyusunannya kurang sesuai, banyak data yang tidak valid, sumberdaya
tidak sesuai dengan realita yang dimiliki oleh masing-masing lembaga, atau bisa
jadi renkon yang ada tidak di update
sesuai perkembangan situasi. Bahkan ada daerah yang tidak menyusun renkon
karena alasan tertentu.
Padahal
seharusnya setelah renkon tersusun, harus disepakati (surat pernyataan
komitmen) disimulasikan, direvisi, di sahkan, dan di desiminasikan. Ketika
rencon tidak bisa di aktifasi menjadi renops maka pasti ada sesuatu yg salah. Misalnya,
aktor yang ada tidak di mobilisasi dan di koordinasikan dengan baik.
Sementara
yang lain juga bercerita bahwa, Kondisi di lapangan ketika terjadi bencana,
tidak sedikit masing-masing aktor berjalan tanpa komando atau kurang
terkoordinir. Maka dari itu, Renkon sangat diperlukan dan dilaksanakan sesuai
kesepakatan.
Namun
ingat, karena penyusunan renkon itu merupakan salah satu programnya BPBD, maka
pemilihan peserta renkon itu haknya BPBD. Siapa, dari unsur apa dan berapa
orang yang akan diajak menyusun renkon itu terserah BPBD. Namun, tidak ada
salahnya jika relawan pun mengetahui apa itu rencana kontijensi penanggulangan
bencana. wallahu a’lam bishowab. Salam kemanusiaan. bersatu bersinergi untuk
peduli dan terus menginspirasi. [eBas/JumatPahing-18092020]
selamat kepada Cak Alfin yg telah memfasilitasi kawan2 utk saling belajar bertukar pengalaman dan berbaagi informasi untuk menambah wawasan.
BalasHapusyups, dalam berjagongan itu tentu yang dibicarakan sesuai dengan pengalaman masing-masing yang pasti berbeda antara satu dengan lainnya. itu sah sah saja dan tidak berdosa.
yang penting dalam berjagongan itu masing2 belajar berbicara mengnungkapkan gagasannya dan yg lain belajar mendengarkan dan juga belajar berpendapat, bertanya dan menjawab.
dan yg penting lagi dengan berjagongan itu tentu semakin mengakrabkan paseduluran diantaranya
tetap bersemaangat menebar kebaikan ya Cak Alfin
Semoga kita semua selalu dalam keadaan sehat dan bahagia, serta semangat terus dalam menjalankan misi kemanusiaan
BalasHapusLanjutken...
BalasHapusAamiin...
BalasHapus👍👍👍
BalasHapustetap semangat merajut persaudaraan
BalasHapus