“Website milik BPBD Kabupaten/Kota sering kali kosong
tidak ada berita terkait dengan program penanggulangan bencana di daerahnya.
Datanya pun banyak yang lama belum diperbaharui. Untuk itu perlu pembaharuan
data secara berkala sesuai perkembangan situasi dan kondisi serta pelaksanaan
program,” Kata Elok, staf BNPB, dalam sesi tanya jawab uji petik Juklak
Perencanaan Logistik dan Peralatan (logpal) BNPB.
Masih kata Elok, data yang ada di BPBD Kabupaten/Kota dan
BPBD Provinsi masih sering berbeda dengan yang dimiliki BNPB. Mungkin kedepan
hal yang seperti ini perlu ada sinkronisasi data untuk mempermudah penyusunan
kebijakan. Termasuk data logpal yang harus siap digunakan setiap waktu.
Apa yang dikatakan Elok merupakan kondisi nyata yang
tampaknya masih sulit untuk diperbaiki karena banyak persoalan yang
berkelindang di dalam lembaga yang menangani masalah bencana. Apalagi masalah
politik lokal sering kali ikut bermain.
Kegiatan uji petik ini bertempat di Hotel Grand Mercure,
Surabaya, jumat (11/09/2020). Pesertanya terdiri dari beberapa BPBD
Kabupaten/Kota yang ditunjuk, dunia usaha, media massa, dan relawan yang
diwakili oleh salah satu pengurus SRPB Jawa Timur.
Dalam naskah yang diuji cobakan, dikatakan bahwa logpal
sebagai bagian dari proses penanggulangan bencana yang dikoordinasikan oleh
BNPB atau BPBD, memiliki peran penting dalam meminimalisir dampak atau korba
bencana. Ke depan, perencanaan logpal harus dilakukan dengan prinsip efektif,
efisien, partisipatif, transparan dan akuntabel.
Disebutkan pula bahwa perencanaan dan pengelolaan logpal
harus memenuhi tiga hal yang mendasar. Yaitu melibatkan sinergitas pentahelix,
didukung oleh platform berbasis teknologi informasi, serta mobilisasi dan
distribusi logpal yang responsif saat terjadi bencana.
Yang tidak kalah pentingnya adalah, keterlibatan media,
yang diharapkan mampu memberikan informasi dan edukasi positif serta menjadi
bagian dari kekuatan yang konstruktif. Termasuk dalam membangun kesadaran
masyarakat akan pentingnya pengurangan risiko bencana.
Artinya, media massa diharapkan dapat menyampaikan pesan
secara transparan, cepat dan objektif atas bencana yang terjadi, serta apa yang
harus dilakukan masyarakat untuk membantu mempercepat upaya penanggulangan
bencana.
Sesi tanya jawab yang dipandu oleh Dosen dari UNITOMO,
Surabaya ini sangat dinamis. Masing-masing memberikan masukan terhadap naskah
juklak perencanaan logpal untuk penyempurnaan, dikaitkan dengan kondisi dan
potensi ancaman bencana yang ada dan berbeda dimasing- masih daerah.
Dalam sesi itu juga disinggung tentang peraturan kepala
BNPB nomor 26 tahun 2014, tentang pedoman pemanfaatan logistik. Dikatakan bahwa
Logistik yang berada di BPBD Propinsi dan kabupaten/kota pada
prinsipnya dipergunakan hanya untuk keadaan darurat bencana, namun apabila
dipandang perlu dapat dimanfaatkan pada masa pra bencana sesuai dengan
peraturan dan perundang-undangan.
Kemudian dikatakan, Pemanfaatan
logistik pada masa pra bencana untuk kebutuhan lain yang menunjang kegiatan
kebencanaan diatur tersendiri atau atas persetujuan BNPB. Diantaranya, logistik kategori pangan
dapat dimanfaatkan apabila mendekati masa kadaluarsa (2 bulan sebelumnya).
Namun nyatanya, masih banyak BPBD yang belum berani
memanfaatkan logistik untuk kegiatan peningkatan kapasitas relawan dalam bidang
kebencanaan. Sehingga banyak yang membiarkan logistik kategori pangan
kedaluwarsa dan akhirnya dimusnahkan dengan disertai berita acara.
Terkait dengan pelibatan elemen pentahelix, diharapkan
BPBD membentuk pusat informasi, pemantauan dan evaluasi situasi di lokasi
bencana dengan melibatkan unsur komunitas relawan (masyarakat terlatih). Begitu
juga dalam hal memberikan pendampingan (dan sosialisasi PRB) kepada daerah yang
memerlukan.
Dengan kata lain, BPBD diharapkan mengkoordinasikan semua
komunitas/lembaga yang terkait dalam penanggulangan bencana. Termasuk di dalam
pengelolaan logistik dan peralatan penanggulangan bencana yang sesuai dengan
potensi bencana yang ada.
Jangan sampai potensi bencana yang ada itu misalnya erupsi
gunung berapi, namun yang diberikan adalah logpal yang berkaitan dengan bencana
banjir. Atau semua BPBD diberi bantuan logpal yang sama secara merata, sehingga
banyak logpal yang mubadzir. Wallahu a’lam. [eBas/ MingguPahing-13092020]
perencanaan logistik dan peralatan adalah langkah awal untuk mentahui apa yg dibutuhkan, siapa yg membutuhkan, dimana, kapan dan bagaimana cara menyampaikan kebutuhan tersebut.
BalasHapuslpgistik adalah barang utk memenuhi kebutuhan dasar seperti sandang, pangan, papan, dan turunannya dalam rangka penanggulangan bencana.
peralatan, adalah segala bentuk alat yg dapat dipergunakan untuk melakukan pencarian, penyelematan, dan evakuasi masyarakatbterdampak bencana, membantu pemenuhan kebutuhan dasar untuk pemulihan segera sarpras vital