Kamis, 10 September 2020

WEDANG KOPI BANYU UDAN DI BALAI DESA PRODO PASURUAN

Judul diatas adalah benar adanya. Membuat wedang kopi, dimana airnya adalah air hujan yang ditampung kemudian diolah dengan metode elektrolisa alias di setrum sehingga dapat langsung diminum.

Konon, minum air hujan yang sudah dielektrolisasi sangat baik bagi tubih, bahkan ada yang percaya sebagai obat untuk kesehatan. Termasuk dimasak sampai mendidih untuk membuat wedang kopi yang siap disruput oleh para Juri desa tangguh bencana (destana) dari tingkat Provinsi.

Ya, hari itu, kamis (10/9) di Balai desa Prodo, Kecamatan Winongan, Kabupaten Pasuruan diadakan penilaian Destana tingkat jawa Timur. Tim Jurinya beragam. Disamping dari BPBD Provinsi Jawa timur, juga dari Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Bapemas, IABI, dan SRPB Jatim.

Dalam penilaian kali ini, Desa Prodo masuk kategori lomba Destana Utama, dengan indikator: a). Adanya kebijakan PRB yang telah dilegalkan dalam bentuk perdes atau perangkat hukum setingkat di kelurahan. b). Adanya dokumen perencanaan PB yang telah dipadukan ke dalam (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa) dan dirinci ke dalam Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa), c). Adanya Forum PRB yang beranggotakan wakil-wakil masyarakat, termasuk kelompok perempuan dan kelompok rentan, dan wakil pemerintah desa/kelurahan, yang berfungsi dengan aktif.

Kemudian, d). Adanya Tim Relawan PB Desa/Kelurahan yang secara rutin terlibat aktif dalam kegiatan peningkatan kapasitas, pengetahuan dan pendidikan kebencanaan bagi para anggotanya dan masyarakat pada umumnya.

Selanjutnya, e). Adanya upaya-upaya sistematis untuk mengadakan pengkajian risiko, manajemen risiko dan pengurangan kerentanan, termasuk kegiatan-kegiatan ekonomi produktif alternatif untuk mengurangi kerentanan. f). Adanya upaya-upaya sistematis untuk meningkatkan kapasitas kesiapsiagaan serta tanggap bencana.

Forum PRB Desa Prodo memang baru dibentuk dan disahkan oleh Kepala Desa Setempat. Namun kegiatan yang sudah dilakukan terkait dengan upaya pengurangan risiko bencana, sudah banyak dilakukan dengan melibatkan seluruh warga secara gotong royong.

Banjir merupakan bencana yang rutin datang setiap musim penghujan. Untuk itu sosialisasi masalah bagaimana bersikap saat banjir datang menggenangi daerahnya setinggi dada orang dewasa, serta bagaimana upaya mengurangi bahaya banjir dan menangani pasca bencana, kiranya sangat perlu digalakkan.

Upaya itu diantaranya adalah kerja bakti membersihkan lingkungannya, memasang rambu-rambu evakuasi, menyiapkan tempat pengungsian, mengadakan lumbung pangan dan jimpitan. Serta memanfaatkan dana desa untuk kegiatan kebencanaan seperti pesan dari permendes nomor 16 tahun 2018, tentang Prioritas penggunaan Dana Desa tahun 2019.

Dalam pasal 12, poin d, nomor 3, dikatakan, …..  untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas masyarakat Desa yang meliputi, pengelolaan kesiapsiagaan menghadapi bencana alam da konflik sosial, penanganan bencana alam dan konflik sosial, serta penanganan kejadian luar biasa lainnya.

Dalam rangka memperkuat ketahanan ekonomi, mereka juga memanfaatkan lahan di pinggiran jalan desa dengan ditanami aneka sayur serta mengadakan jimpitan beras, bekerja sama dengan BUMDES.

Banyak sekali informasi menarik yang didapat oleh tim juri saat berdialog dengan berbagai elemen masyarakat terkait penanganan bencana secara mandiri. Tim juri pun sempat melihat kondisi lapangan yang menjadi langganan banjir. Juga melihat kelengkapan administrasi dan sarana prasarana pendukung lainnya yang menunjang upaya penanggulangan bencana.

Sambil nyruput wedang kopi banyu udan, saran yang layak diperhatikan oleh anggota Forum PRB Desa Prodo adalah, perlunya mengagendakan kegiatan kerja bakti serta membangun jejaring kemitraan dengan berbagai komunitas.

Sedangkan untuk meningkatkan kapasitas anggota Forum yang baru lahir ini, kiranya perlu ada pembinaan dan pendampingan dari berbagai pihak, dalam bentuk lokalatih, saraserahan dan diskusi kebencanaan. tentunya, semua ini akan lebih gayeng jika ditemani wedang kopi banyu udan. Wallahu a’lam bishowab. [eBas/Kamis malem JumatKliwon-10092020]*

 

 

 




3 komentar:

  1. semoga dengan adanya penilaian destana utama di desa prodo, kecamatan winongan kabupaten pasuruan ini benar2 akan dapat memberdayakan masyarakat yg wilayahnya menjadi langganan banjir dengan menerapkan konsep Living Harmony With Disaster. artinya masyarakat di 3 dukuh yang menjadi langganan banjir mengetahui mengapa terjadi benjir, apa yg harus dilakukan saat banjir dan bagaimana menangani pasca banjir serta bagaimana mengamankan hartaa bendanya dari amukan banjir yang membawa segala kotoran yang menjengkelkan sekaligus melelahkan saat membersihkannya.
    dan yg lebih poenting lagi agar Forum PRB Desa Prodo benar2 bisa memfungsikan keberadaannya untuk kemaslahatan masyarakat Prodo

    tetap semangat tetap sehat dan selalu bergerak sesuai protokol kesehatan

    BalasHapus
  2. semoga kawan2 BPBD Kab.Pasuruan, khususnya TRC, dan Agen Bencana (bidang PK) dengan melibatkan komunitas relawan setempat sering mengadakan komunikasi dan koordinasi lewat media sosial dalam rangka menjaga keberlangsungan dan semangat Forum PRB Desa Prodo.
    sukur-sukur jika secara berkala mengadakan sarasehan, lokalatih dan gladi untuk meningkatkan kapasitas anggota Forum PRB Desa Prodo.

    BalasHapus
  3. semoga kawan2 relawan Desa Prodo tidak mudah lelah dalam mencari ilmu dan bergerak bersama untuk menanggulangi bencana banjir di daerahnya

    BalasHapus