Judul
diatas adalah benar adanya. Membuat wedang kopi, dimana airnya adalah air hujan
yang ditampung kemudian diolah dengan metode elektrolisa alias di setrum
sehingga dapat langsung diminum.
Konon,
minum air hujan yang sudah dielektrolisasi sangat baik bagi tubih, bahkan ada
yang percaya sebagai obat untuk kesehatan. Termasuk dimasak sampai mendidih
untuk membuat wedang kopi yang siap disruput oleh para Juri desa tangguh bencana
(destana) dari tingkat Provinsi.
Ya, hari
itu, kamis (10/9) di Balai desa Prodo, Kecamatan Winongan, Kabupaten Pasuruan
diadakan penilaian Destana tingkat jawa Timur. Tim Jurinya beragam. Disamping dari
BPBD Provinsi Jawa timur, juga dari Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Bapemas,
IABI, dan SRPB Jatim.
Dalam penilaian
kali ini, Desa Prodo masuk kategori lomba Destana Utama, dengan indikator: a). Adanya
kebijakan PRB yang telah dilegalkan dalam bentuk perdes atau perangkat hukum
setingkat di kelurahan. b). Adanya dokumen perencanaan PB yang telah dipadukan
ke dalam (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa) dan dirinci ke
dalam Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa), c). Adanya Forum PRB yang
beranggotakan wakil-wakil masyarakat, termasuk kelompok perempuan dan kelompok
rentan, dan wakil pemerintah desa/kelurahan, yang berfungsi dengan aktif.
Kemudian,
d). Adanya Tim Relawan PB Desa/Kelurahan yang secara rutin terlibat aktif dalam
kegiatan peningkatan kapasitas, pengetahuan dan pendidikan kebencanaan bagi
para anggotanya dan masyarakat pada umumnya.
Selanjutnya,
e). Adanya upaya-upaya sistematis untuk mengadakan pengkajian risiko, manajemen
risiko dan pengurangan kerentanan, termasuk kegiatan-kegiatan ekonomi produktif
alternatif untuk mengurangi kerentanan. f). Adanya upaya-upaya sistematis untuk
meningkatkan kapasitas kesiapsiagaan serta tanggap bencana.
Forum PRB
Desa Prodo memang baru dibentuk dan disahkan oleh Kepala Desa Setempat. Namun kegiatan
yang sudah dilakukan terkait dengan upaya pengurangan risiko bencana, sudah
banyak dilakukan dengan melibatkan seluruh warga secara gotong royong.
Banjir merupakan
bencana yang rutin datang setiap musim penghujan. Untuk itu sosialisasi masalah
bagaimana bersikap saat banjir datang menggenangi daerahnya setinggi dada orang
dewasa, serta bagaimana upaya mengurangi bahaya banjir dan menangani pasca
bencana, kiranya sangat perlu digalakkan.
Upaya itu
diantaranya adalah kerja bakti membersihkan lingkungannya, memasang rambu-rambu
evakuasi, menyiapkan tempat pengungsian, mengadakan lumbung pangan dan
jimpitan. Serta memanfaatkan dana desa untuk kegiatan kebencanaan seperti pesan
dari permendes nomor 16 tahun 2018, tentang Prioritas penggunaan Dana Desa
tahun 2019.
Dalam pasal
12, poin d, nomor 3, dikatakan, ….. untuk
meningkatkan kapasitas dan kapabilitas masyarakat Desa yang meliputi,
pengelolaan kesiapsiagaan menghadapi bencana alam da konflik sosial, penanganan
bencana alam dan konflik sosial, serta penanganan kejadian luar biasa lainnya.
Dalam rangka
memperkuat ketahanan ekonomi, mereka juga memanfaatkan lahan di pinggiran jalan
desa dengan ditanami aneka sayur serta mengadakan jimpitan beras, bekerja sama
dengan BUMDES.
Banyak sekali
informasi menarik yang didapat oleh tim juri saat berdialog dengan berbagai
elemen masyarakat terkait penanganan bencana secara mandiri. Tim juri pun
sempat melihat kondisi lapangan yang menjadi langganan banjir. Juga melihat
kelengkapan administrasi dan sarana prasarana pendukung lainnya yang menunjang
upaya penanggulangan bencana.
Sambil nyruput
wedang kopi banyu udan, saran yang layak diperhatikan oleh anggota Forum PRB
Desa Prodo adalah, perlunya mengagendakan kegiatan kerja bakti serta membangun
jejaring kemitraan dengan berbagai komunitas.
Sedangkan
untuk meningkatkan kapasitas anggota Forum yang baru lahir ini, kiranya perlu
ada pembinaan dan pendampingan dari berbagai pihak, dalam bentuk lokalatih,
saraserahan dan diskusi kebencanaan. tentunya, semua ini akan lebih gayeng jika
ditemani wedang kopi banyu udan. Wallahu a’lam bishowab. [eBas/Kamis malem
JumatKliwon-10092020]*
semoga dengan adanya penilaian destana utama di desa prodo, kecamatan winongan kabupaten pasuruan ini benar2 akan dapat memberdayakan masyarakat yg wilayahnya menjadi langganan banjir dengan menerapkan konsep Living Harmony With Disaster. artinya masyarakat di 3 dukuh yang menjadi langganan banjir mengetahui mengapa terjadi benjir, apa yg harus dilakukan saat banjir dan bagaimana menangani pasca banjir serta bagaimana mengamankan hartaa bendanya dari amukan banjir yang membawa segala kotoran yang menjengkelkan sekaligus melelahkan saat membersihkannya.
BalasHapusdan yg lebih poenting lagi agar Forum PRB Desa Prodo benar2 bisa memfungsikan keberadaannya untuk kemaslahatan masyarakat Prodo
tetap semangat tetap sehat dan selalu bergerak sesuai protokol kesehatan
semoga kawan2 BPBD Kab.Pasuruan, khususnya TRC, dan Agen Bencana (bidang PK) dengan melibatkan komunitas relawan setempat sering mengadakan komunikasi dan koordinasi lewat media sosial dalam rangka menjaga keberlangsungan dan semangat Forum PRB Desa Prodo.
BalasHapussukur-sukur jika secara berkala mengadakan sarasehan, lokalatih dan gladi untuk meningkatkan kapasitas anggota Forum PRB Desa Prodo.
semoga kawan2 relawan Desa Prodo tidak mudah lelah dalam mencari ilmu dan bergerak bersama untuk menanggulangi bencana banjir di daerahnya
BalasHapus