Tidak terlalu salah jika tahun bershio kerbau ini menjadi
tahun kebangkitan forum pengurangan risiko bencana (FPRB) Jawa Timur. Betapa
tidak, mbah Dharmo sebagai sekjen terpilih lewat webinar, mampu membangkitkan
semangat berforum bagi anggotanya. Sehingga marwah forum sebagai mitra BPBD semakin
menampakkan bentuknya.
Koordinasi dan komunikasi antar pengurus yang lebih
banyak dilakukan secara daring karena pandemi, juga sangat efektif meramu
program yang bermanfaat untuk pembelajaran bagi pengurus, anggota dan
masyarakat luas tentang arti pentingnya pengurangan risiko bencana agar tumbuh
kesadaran akan bencana, dalam rangka membangun budaya tangguh dan kesiapsiagaan
menghadapi potensi bencana yang ada.
Apalagi keberadaan Gus Yoyok yang “cak cek wat wet”
dengan segala gagasan kreatifnya, menjadikan program forum berjalan tanpa bisa
ditahan. Semua lancar berjalan sesuai aturan penganggaran. Misalnya kegiatan
diklat santri tangguh bencana (SANGGUB), edukasi konservasi serta program
penghijauan, dan penanaman mangrove. Semua berjalan sesuai aturan main.
Selanjutnya program inovatif hasil pemikiran Gus Yoyok
tentang ngabuburit, yang dikemas dalam acara safari mosipena ke 10
Kabupaten/Kota di Jawa Timur, juga mendapat sambutan yang luar biasa, jauh dari
perkiraan semula karena dibayangi pandemi covid-19. Kegiatan safari ini tetap
menerapkan protokol kesehatan.
Sungguh, Tim Mosipena, yang biasa di juluki “Paloma
Anti Sambat”, tanpa kenal lelah memberikan edukasi dan sosialisasi
pengurangan risiko bencana di setiap daerah yang disinggahi. Masyarakat, pendidik,
dan peserta didik serta relawan setempat sangat antusias menyambutnya. Terutama
saat mendapat doorprize dan berkesempatan berswafoto dengan Tim Mosipena.
Ini menandakan bahwa keberadaan FPRB Jawa Timur
diterima oleh semua kalangan, bisa merangkul semua komunitas relawan dengan
tidak membeda-bedakan baju dan bendera. Semua kompak mensukseskan acara.
Ya,
berbagai pihak terlibat. Termasuk pejabat setempat yang berkenan membersamai
pejabat BPBD Provinsi Jawa Timur yang hadir di lokasi. Para pejabat itu tidak
sekedar hadir, mereka juga bersedia menjadi nara sumber dadakan dan melakukan diskusi
bersama relawan sambil ngopi, sehingga tampak akrab bersahabat.
Siapa tahu dari diskusi sambil ngopi, akan muncul
inspirasi untuk mengadakan aksi kemanusiaan yang lebih hebat lagi, dikemudian
hari. mBah Dharmo dan Gus Yoyok pun bisa terpacu untuk merancang safari
mosipena pasca lebaran ke Kabupaten/Kota yang belum sempat disinggahi.
Konon, katanya masih ada sekitar 28 Kabupaten/Kota yang
harus disentuh mBah Dharmo dalam rangka menebar viris PRB dan menginisiasi
terbentuknya FPRB tingkat Kabupaten/Kota, sesuai target yang diharapkan BNPB
untuk mem-FPRB-kan seluruh Jawa Timur.
Sungguh luar biasa pergerakan FPRB Jatim dalam membangun
sinergitas pentahelix untuk menebar virus PRB ke berbagai komunitas di daerah
yang menjadi sasaran. Apalagi “pasukannya” Gus Yoyok siap mendukung
semua program forum. Inilah yang menjadi modal sosial dalam pergerakan forum.
Seperti diketahui, dimasing-masing daerah “pasukannya”
Gus Yoyok banyak dan siap digerakkan. Sehingga, tidak salah jika banyak
pihak yang percaya dan yakin bahwa keberadaan forum yang disukung SDM yang
mumpuni, memang layak didukung dengan fasilitas yang memadai.
Ning Ratna, sebagai bendahara forum, mengatakan bahwa
Kota Batu adalah Kota terakhir yang disinggahi Tim Mosipena, untuk kemudian
mereka kembali ke “kandangnya”, bersiap-siap riyayan bersama sanak
saudaranya menikmati rengginang dan jajanan khas lebaran lainnya.
Acara safari
mosipena di bulan romadhon ini, dipungkasi dengan gelaran kirab budaya, seni
Reog dan Barongan, partisipasi dari organisasi masyarakat setempat yang cukup
ternama. Konon, semua gelaran untuk memeriahkan safari mosipena di Kota Batu,
terselenggara berkat semangat “bantingan”
dari semua pihak yang terlibat. Sekali lagi, inilah bukti bahwa forum diterima
kehadirannya.
Tak lupa, perempuan berkacamata ini juga berharap, agar
lelah Tim Mosipena menjadi lillah. Terus bersemangat menjaga kekompakan dan
kesehatan untuk menyiapkan diri melanjutkan agenda mosipena keliling
Kabupaten/Kota menebar virus PRB, sehingga forum benar-benar bermanfaat dan
bermartabat sesuai misi yang diembannya. Wallahu a’lam bishowab. Salam tangguh,
salam literasi, terus menginspirasi. [eBas/JumatPon-07052021]
tetap semangat membangun sinergitas pentahelix sesuai misi dan fungsi forum
BalasHapusFPRB melalui timnya akan terus mengajak semua helix dan aktor membangun ketangguhan masyarakat
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusMantap pakdee... koreksi tgl 6 mei... Nggih
HapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusProgram safari mosipena ngabuburit 2021 dimulai di wilayah Kab. Mojokerto tgl 26 april 2021 dan berakhir di Kota Wisata Batu tgl 6 April 2021
BalasHapusterimakasih koreksinya benar yg betul adalah dari tgl 26 april sampek 6 mei 2021
BalasHapusberbenah dan terus berbenah melalui proses dialogis partisipatoris itu yang akan saling menguatkan dan semakin pererat tali silaturahmi dalam rangka merancang dan melaksanakan tugas2 kemanusiaan yang kita emban bersama sesuai panggilan nurani
BalasHapus