Itulah sebagian postingan panjang
dari Ratna Ningsih, tentang awal keterlibatannya dalam forum pengurangan risiko
bencana (FPRB) Jawa Timur, memperkuat kepengurusannya mBah Dharmo, yang
diamanati menjadi Sekjen Forum menggantikan mas Rurid.
“Tapi entah seperti ada dorongan
di hati saya untuk menerima pinangan ini,
karna ini urusan kemanusiaan non politik dan non kepentingan golongan,
justru disanalah Bersatu semua Golongan untuk urusan Kemanusiaan,” Lanjut
alumni STIE Jakarta, yang kini diamanahi menjadi salah seorang Pengurus Harian
di FPRB Jatim masa bakti 2020 – 2023.
Itulah cerita singkat bagaimana
perempuan berkaca mata ini bergabung di kepengurusan Forum, dari unsur dunia
usaha. Dengan pengalaman yang dimiliki, tentulah akan membantu mBah Dharmo
menggerakkaan roda organisasi sesuai khittohnya, sebagai mitra BPBD dalam pelaksanaan
program kebencanaan untuk menciptakan masyarakat tangguh bencana.
Diantaranya, bersama-sama unsur
pentahelix lainnya, terlibat dalam
penyusunan rencana aksi daerah pengurangan risiko becana dibawah koordinasi
BPBD. Hal ini senada dengan apa yang dikatakan Lilik Kurniawan, yang kala itu
menjabat sebagai Direktur Pemberdayaan Masyarakat, BNPB, saat mengukuhkan
pengurus FPRB Provinsi Riau.
“Tugas FPRB Riau untuk memastikan
pembangunan di Riau berbasis pengurangan resiko bencana. FPRB harus bisa
memberikan masukan ke DPRD dan Pemprov Riau terkait masalah kebijakan, termasuk
soal tata ruang," Katanya di Hotel Grand Zuri, Rabu, (14/11/2018).
Apa yang dikatakan Lilik
Kurniawan itu mengandung arti bahwa Forum harus bisa ‘memengaruhi, memberi saran, dan mambantu’ Pemda dan DPRD untuk
pembuatan kebijakan yang konkret, misalnya: rencana tata ruang, rencana
penanggulangan bencana berbasis komunitas, Kampanye pencegahan pandemi covid-19 di tingkat Desa/Kampung,
Penegakan protokol kesehatan, Membuat kanal informasi Pemerintah Daerah yang dipercaya, dan mudah dimengerti oleh masyarakat.
Tentu harapan di atas, oleh mbah
Dharmo sudah ada dalam perencanaannya. Diantaranya dengan terus bergerak
menebar virus tangguh bencana yang bermanfaat bagi masyarakat. Semua kegiatan
melibatkan pengurus yang mempunyai kelonggaran waktu. Termasuk mengajak Ratna,
yang saat ini menjabat sebagai bendahara Forum.
Wanita
karir yang bersahaja ini juga bersemangat saat berkesempatan membersamai
agenda Safari Ngabuburit 10 Kota/Kabupaten di Jawa timur, dengan memanfaatkan kendaraan mosipena milik BPBD Provinsi Jawa Timur. Ini
merupakan satu-satunya mobil edukasi bencana di Indonesia.
Tentu, kehadiran Ratna membawa
Susana lain yang meriah dan menyejukkan. seluruh prosesi berjalan sesuai
rencana. Mulai membagikan masker kepada masyarakat umum, berbagi takjil, sosialisasi dan edukasi bencana. Hal ini akan
semakin memperkuat pergerakan forum yang bermanfaat dan bermartabat.
Bahkan, saking bersemangatnya, pengurus Kadin Kabupaten Pasuruan ini bersedia
rumahnya ditempati untuk rapat pengurus membahas pembentukan panitia Jambore
Relawan Jawa Timur tahun 2021, sambil berbuka puasa. Walaupun pengurusnya belum
bisa hadir semua, tapi hasilnya nyata.
Seperti diketahui, Safari
Ngabuburit yang digagas oleh LPBI NU, FPRB dan BPBD Provinsi Jawa Timur ini
merupakan Gerakan Literasi Pengurangan Risiko Bencana melalui Sosialisasi dan
Edukasi, dengan Tema “Bersama Mosipena menuju Masyarakat Tangguh dan Sadar
Bencana”.
Kegiatan ini tidak hanya diikuti
oleh relawan forum saja, tapi juga melibatkan berbagai komunitas relawan
setempat, sehingga tampak keguyubannya, mencerminkan kebersamaan dalam
keragaman. Saling merangkul bukan memukul, saling mengajak bukan menginjak, dan saling menguatkan bukan melemahkan.
“Alhamdulillah, kini, tinggal
pengurus forum yang harus rajin berkegiatan, supaya forum dirasakan kehadiran
dan perannya bagi anggota forum dan masyarakat, pada semua fase bencana,”
Begitu ajakan Khusairi, sesepuh forum yang juga dosen Unair Surabaya.
Sungguh, kehadiran Ratna dan
emak-emak dalam kepengurusan kali ini,
akan mampu menjawab ajakan Khusairi dengan karya nyata. Kehadiran wanita
penyuka travelling ini benar-benar bagai bulan menyinari relawan forum
yang sangat luar biasa menjalankan misi kemanusiaan membangun budaya sadar
bencana. sehingga tidak disalah pahami oleh mereka yang tidak paham.
Selain Ratna, ada Anin, ada
Retno, ada sumi dan lainya. Merekalah (disamping
Gus Yoyok), bagai suluh yang menerangi relawan
FPRB dalam menjalankan misi mosipena di
bulan ramadhan, melakukan edukasi bencana ke 10 Kota/Kabupaten terpilih.
Tidak
ketinggalan, beberapa unsur pimpinan BPBD Provinsi Jawa Timur juga turut
mendorong dan mendukung tim
mosipena untuk selalu tampil kreatif, atraktif dan menarik dalam menggelar
kegiatan yang diliput berbagai media
online,
dengan tetap mentaati protokol Kesehatan,
agar tidak muncul klater ngabuburit.
Sementara itu, Gus Yoyok,
berpantun jenaka. “Burung elang
berkelana, jauh keliling dunia. Makan sahur sangat sederhana, makan sahur
seadanya.”. Itulah cara relawan
LPBI NU Kota Bangil, sekaligus inspirator forum, dalam menjaga loyalitas dan
dedikasi tim mosipena, yang dijuluki paloma
(pasukan lali omah), agar tidak jenuh dan lelah menjalankan amanah di bulan penuh berkah.
Dengan demikian, tidak salah jika ucapan terimakasih disampaikan kepada
Ratna, bersama emak-emak lainnya, yang telah memberi warna tersendiri dalam kepengurusan
FPRB Jawa Timur besutan mbah
Dharmo. Sedangkan kehadiran Gus Yoyok beserta ‘pasukannya’ menjadi garda
terdepan forum dalam menjalankan semua misinya.
Pelan
tapi pasti, forum telah menemukan gayanya sesuai mandat UU nomor 20 tahun 2007,
dan misi yang dimiliki. Diantaranya, memastikan
kelembagaan penanggulangan bencana dapat bersinergi dengan baik, antara BPBD
dengan OPD, antara pemerintah daerah dengan masyarakat dan lembaga usaha. Serta
memastikan pemberdayaan masyarakat dilakukan di daerah
dalam membangun ketangguhan terhadap bencana. Untuk membumikan misi di atas, forum
memanfaatkan keberadaan mosipena sebagai medianya. Wallahu a’lam bishowab. Salam Tangguh, Salam Literasi. Tetap
menginspirasi. [eBas/MingguPon-02052021].Bertepatan dengan Peringatan
Hari Pendidikan Nasional yang mengambil tema “Serentak Bergerak Wujudkan Merdeka Belajar”
.
lho foto mbak Ratna kok gak keluar ya. kok gak muncul ya
BalasHapusadakah yg error ?
sambil mencari letak kesalahannya tetap diposting saja, yg penting pesannya sampai,
mudah2an segera ketemu dimana salahnya
tetap semangat menebar virus literasi bencana untuk meembangun budaya tangguh bencana
Kenapa ya foto ilustrasi kok ga muncul?
BalasHapusAdakah yg tahu penyebabnya
Lhadalah akhirnya fotonya keluar sendiri
BalasHapusKeren 👍👍
BalasHapusKeren pakdhe
BalasHapus