Sabtu, 01 Mei 2021

RATNA, SANG REMBULAN DARI PASURUAN.

“Di awal tahun 2020, Allah mempertemukan saya dengan orang-orang yang Hebat di tingkat Jawa timur untuk urusan Kemanusiaan. Mereka meminta saya bergabung mewakili perempuan, sekaligus dari unsur dunia Usaha. Awalnya sempat Ragu karna merasa itu bukan dunia saya, sekalipun masa sekolah dulu saya aktif di berbagai organisasi sekolah hingga di Senat ketika kuliah,”

Itulah sebagian postingan panjang dari Ratna Ningsih, tentang awal keterlibatannya dalam forum pengurangan risiko bencana (FPRB) Jawa Timur, memperkuat kepengurusannya mBah Dharmo, yang diamanati menjadi Sekjen Forum menggantikan mas Rurid.

“Tapi entah seperti ada dorongan di hati saya untuk menerima pinangan ini,  karna ini urusan kemanusiaan non politik dan non kepentingan golongan, justru disanalah Bersatu semua Golongan untuk urusan Kemanusiaan,” Lanjut alumni STIE Jakarta, yang kini diamanahi menjadi salah seorang Pengurus Harian di FPRB Jatim masa bakti 2020 – 2023.

Itulah cerita singkat bagaimana perempuan berkaca mata ini bergabung di kepengurusan Forum, dari unsur dunia usaha. Dengan pengalaman yang dimiliki, tentulah akan membantu mBah Dharmo menggerakkaan roda organisasi sesuai khittohnya, sebagai mitra BPBD dalam pelaksanaan program kebencanaan untuk menciptakan masyarakat tangguh bencana.

Diantaranya, bersama-sama unsur pentahelix lainnya, terlibat dalam penyusunan rencana aksi daerah pengurangan risiko becana dibawah koordinasi BPBD. Hal ini senada dengan apa yang dikatakan Lilik Kurniawan, yang kala itu menjabat sebagai Direktur Pemberdayaan Masyarakat, BNPB, saat mengukuhkan pengurus FPRB Provinsi Riau.

“Tugas FPRB Riau untuk memastikan pembangunan di Riau berbasis pengurangan resiko bencana. FPRB harus bisa memberikan masukan ke DPRD dan Pemprov Riau terkait masalah kebijakan, termasuk soal tata ruang," Katanya di Hotel Grand Zuri, Rabu, (14/11/2018).

Apa yang dikatakan Lilik Kurniawan itu mengandung arti bahwa Forum harus bisa ‘memengaruhi, memberi saran, dan mambantu’ Pemda dan DPRD untuk pembuatan kebijakan yang konkret, misalnya: rencana tata ruang, rencana penanggulangan bencana berbasis komunitas, Kampanye pencegahan pandemi covid-19 di tingkat Desa/Kampung, Penegakan protokol kesehatan, Membuat kanal informasi Pemerintah Daerah yang dipercaya, dan mudah dimengerti oleh masyarakat.

Tentu harapan di atas, oleh mbah Dharmo sudah ada dalam perencanaannya. Diantaranya dengan terus bergerak menebar virus tangguh bencana yang bermanfaat bagi masyarakat. Semua kegiatan melibatkan pengurus yang mempunyai kelonggaran waktu. Termasuk mengajak Ratna, yang saat ini menjabat sebagai bendahara Forum.

Wanita karir yang bersahaja ini juga bersemangat saat berkesempatan membersamai agenda Safari Ngabuburit 10 Kota/Kabupaten di Jawa timur, dengan memanfaatkan kendaraan mosipena milik BPBD Provinsi Jawa Timur. Ini merupakan satu-satunya mobil edukasi bencana di Indonesia.

Tentu, kehadiran Ratna membawa Susana lain yang meriah dan menyejukkan. seluruh prosesi berjalan sesuai rencana. Mulai membagikan masker kepada masyarakat umum, berbagi takjil, sosialisasi dan edukasi bencana. Hal ini akan semakin memperkuat pergerakan forum yang bermanfaat dan bermartabat.

Bahkan, saking bersemangatnya, pengurus Kadin Kabupaten Pasuruan ini bersedia rumahnya ditempati untuk rapat pengurus membahas pembentukan panitia Jambore Relawan Jawa Timur tahun 2021, sambil berbuka puasa. Walaupun pengurusnya belum bisa hadir semua, tapi hasilnya nyata.

Seperti diketahui, Safari Ngabuburit yang digagas oleh LPBI NU, FPRB dan BPBD Provinsi Jawa Timur ini merupakan Gerakan Literasi Pengurangan Risiko Bencana melalui Sosialisasi dan Edukasi, dengan Tema “Bersama Mosipena menuju Masyarakat Tangguh dan Sadar Bencana”.

Kegiatan ini tidak hanya diikuti oleh relawan forum saja, tapi juga melibatkan berbagai komunitas relawan setempat, sehingga tampak keguyubannya, mencerminkan kebersamaan dalam keragaman. Saling merangkul bukan memukul, saling mengajak bukan menginjak, dan saling menguatkan bukan melemahkan.

“Alhamdulillah, kini, tinggal pengurus forum yang harus rajin berkegiatan, supaya forum dirasakan kehadiran dan perannya bagi anggota forum dan masyarakat, pada semua fase bencana,” Begitu ajakan Khusairi, sesepuh forum yang juga dosen Unair Surabaya.

Sungguh, kehadiran Ratna dan emak-emak dalam kepengurusan kali ini, akan mampu menjawab ajakan Khusairi dengan karya nyata. Kehadiran wanita penyuka travelling ini benar-benar bagai bulan menyinari relawan forum yang sangat luar biasa menjalankan misi kemanusiaan membangun budaya sadar bencana. sehingga tidak disalah pahami oleh mereka yang tidak paham.

Selain Ratna, ada Anin, ada Retno, ada sumi dan lainya. Merekalah (disamping Gus Yoyok), bagai suluh yang menerangi relawan FPRB dalam menjalankan misi mosipena di bulan ramadhan, melakukan edukasi bencana ke 10 Kota/Kabupaten terpilih.

Tidak ketinggalan, beberapa unsur pimpinan BPBD Provinsi Jawa Timur juga turut mendorong dan mendukung tim mosipena untuk selalu tampil kreatif, atraktif dan menarik dalam menggelar kegiatan yang diliput berbagai media online, dengan tetap mentaati protokol Kesehatan, agar tidak muncul klater ngabuburit.

Sementara itu, Gus Yoyok, berpantun jenaka. “Burung elang berkelana, jauh keliling dunia. Makan sahur sangat sederhana, makan sahur seadanya.”. Itulah cara relawan LPBI NU Kota Bangil, sekaligus inspirator forum, dalam menjaga loyalitas dan dedikasi tim mosipena, yang dijuluki paloma (pasukan lali omah), agar tidak jenuh dan lelah menjalankan amanah di bulan penuh berkah.

Dengan demikian, tidak salah jika ucapan terimakasih disampaikan kepada Ratna, bersama emak-emak lainnya, yang telah memberi warna tersendiri dalam kepengurusan FPRB Jawa Timur besutan mbah Dharmo. Sedangkan kehadiran Gus Yoyok beserta ‘pasukannya’ menjadi garda terdepan forum dalam menjalankan semua misinya.  

Pelan tapi pasti, forum telah menemukan gayanya sesuai mandat UU nomor 20 tahun 2007, dan misi yang dimiliki. Diantaranya, memastikan kelembagaan penanggulangan bencana dapat bersinergi dengan baik, antara BPBD dengan OPD, antara pemerintah daerah dengan masyarakat dan lembaga usaha. Serta memastikan pemberdayaan masyarakat dilakukan di daerah dalam membangun ketangguhan terhadap bencana. Untuk membumikan misi di atas, forum memanfaatkan keberadaan mosipena sebagai medianya. Wallahu a’lam bishowab. Salam Tangguh, Salam Literasi. Tetap menginspirasi. [eBas/MingguPon-02052021].Bertepatan dengan Peringatan Hari Pendidikan Nasional yang mengambil tema  “Serentak Bergerak Wujudkan Merdeka Belajar”

 

 

 

.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

5 komentar:

  1. lho foto mbak Ratna kok gak keluar ya. kok gak muncul ya
    adakah yg error ?
    sambil mencari letak kesalahannya tetap diposting saja, yg penting pesannya sampai,
    mudah2an segera ketemu dimana salahnya

    tetap semangat menebar virus literasi bencana untuk meembangun budaya tangguh bencana

    BalasHapus
  2. Kenapa ya foto ilustrasi kok ga muncul?
    Adakah yg tahu penyebabnya

    BalasHapus
  3. Lhadalah akhirnya fotonya keluar sendiri

    BalasHapus