Rabu, 26 Mei 2021

LOGO ORGANISASI ADALAH KEBANGGAAN PRIBADI

Bolehlah penulis mengartikan bahwa Logo merupakan suatu bentuk gambar tertentu yang menarik, mudah dikenali dan mempunyai makna tertentu, yang dibuat sebagai identitas kominitas tertentu. Biasanya logo ditempel di baju seragam. Bisa juga di jaket, kaos, topi maupun rompi. Bahkan dijadikan bendera yang membanggakan.

Jadi, tidak salah jika saat ada kegiatan pertemuan antar komunitas, berkibarlah aneka bendera komintuas yang tertata rapi, mengusik hasrat untuk ber-selfi-ria megabadikan moment penting yang jarang bisa diikuti kembali.

Begitu pula saat ada acara Halal bi Halal sekaligus rakornis bencana gempa, yang diadakan oleh pengurus Forum PRB Jawa Timur, pada hari minggu (23/05/2021), di Obis Camp, Trawas, Kabupaten Mojokerto. Hampir semua komunitas yang menghadiri undangan, memamerkan logo komunitasnya agar semakin dikenali keberadaannya.

Bahkan, tidak menutup kemungkinan, ada yang sengaja memanfaatkan pertemuan untuk saling tukar menukar stiker bergambar logo komunitasnya. Ini adalah bagian dari promosi keberadaannya agar dikenal.

Apalagi, dalam kegiatan di Obis Camp ini, panitianya kreatif mendesain panggung dengan memasang berbagai logo komunitas yang sangat menarik untuk diabadikan dalam sebuah foto penuh gaya, sebagai kenangan yang indah.

Disamping itu (mungkin) pemasangan logo komunitas ini dalam rangka menguatkan komunitas anggota forum agar terus bergerak meningkatkan kapasitas SDM maupun keberadaan lembaganya, agar tidak sekedar menjadi organisasi papan nama.

“Keanggotaan Forum sebagai rumah besar dari para pegiat kebencanaan yang tergabung dalam pentahelix sangatlah terbuka. Bersama saling bersinergi, saling menguatkan, tidak saling melemahkan,” Kata mBah Dharmo, Sekjen Forum yang aktif menebar virus PRB yang bermanfaat bagi masyarakat.

Melihat kiprah forum yang mengedepankan kemandirian dalam soal dana kegiatan, membuat BPBD (dan juga BNPB) berkenan terus memfasilitasi, demi suksesnya program yang dirumuskan dalam rapat pengurus yang didampingi dewan penasehatnya.

Pak Papang, yang datang mewakili BNPB mengingatkan kepada seluruh komunitas yang hadir, agar memahami keberadaan forum yang sesuai dengan UU 24 tahun 2007 dan PP 21 tahun 2008, khususnya pasal 8. Termasuk paham akan visi forum yang harus tampak dalam programnya (bukan terus menjadi wacana).

“Bagaimana forum mengkoordinasikan seluruh elemen pentahelix dalam sebauh kegiatan penaanggulangan bencana. Bisakah forum memengaruhi politik lokal agar kebijakan pemda yang pro pengurangan risiko bencana?,” Tanya pria asli Jokja ini.

Pak Papang berdiri di depan backdrop yang dipenuhi logo organisasi, mengatakan bahwa anggota forum juga harus ‘merangkul’ kelompok marginal. Seperti kelompok rentan/disabilitas, keterwakilan jenis kelamin/gender dan sebagainya, agar suara mereka juga terdengar.

Diakhir arahannya, beliau mengingatkan tentang empat mandat Kerangka Sindai. Yaitu, Kurangi jumlah kematian saat terjadi bencana, Kurangi jumlah orang terdampak, Kurangi kerugian ekonomi, dan Kurangi kerusakan akibat bencana.

Dengan demikian, menjadi tugas pengurus forum untuk meningkatkan SDM anggotanya melalui berbagai program yang memberdayakan. diantaranya melalui gerakan literasi bencana untuk menumbuhkan budaya sadar bencana. Tinggal bagaimana memformat bentuk kegiatannya yang lebih operasional.

Sudah menjadi sunatullah, ada pertemuan pasti akan berakhir dengan perpisahan. Semilir angin gunung menyapa peserta yang berkemas meninggalkan arena, dengan membawa selaksa kenangan dan harapan akan program kedepan yang bermartabat dan melibatkan komunitas setempat.

Mereka beriringan pulang. Ada yang bermotor, juga ada yang bermobil. Tidak lupa saling berfotoria dan tukar nomor whatsApp. Semua tetap mengenakan pakaian kebesaran dengan logo kebanggaan. Selamat berpisah, semoga masih ada masa untuk bersua dilain acara. Salam tangguh salam kemanusiaan. [eBas/KamisPon-27052021]

3 komentar:

  1. saat menyampaikan sambutan pembukaan acara, Gus Yoyok bilang bahwa Forum itu sudah besar sehingga tugasnya adalah membesarkan komunitas/organisasi pegiat kemanusiaan yang ada di daerah dengan program SDSB.

    apa yang dikatakan Gus Yoyok itu sangat benar sekali sebagai upaya memberdayakan komunitas/organisasi pegiat kemanusiaan di daerah. tentunya dengan menggandeng BPBD setempat.

    tetap semangat untuk berproses dan belajar menuju organisasi yang besar sesuai logo yang disandangnya

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah logo kebanggan (KTGD dan LC) juga terpampang dalam Backgdrop Halal Bihalal..

    Semoga semakin kompak dan terus bersinergi dalam membangun ketangguhan Masyarakat 💪💪

    BalasHapus
  3. Membangun kekompakan lewat acara ngopi bareng itu enak banget lho ya.....

    BalasHapus