Senin, 14 Juni 2021

FPRB JATIM MAKIN BERMANFAAT DAN BERMARTABAT

“Pak Sekjen sekarang ini ibaratnya wong kabur kanginan. Dia harus kesana kemari memenuhi undangan untuk menebar virus pengurangan risiko bencana kepada khalayak ramai, sekaligus mendorong terbentuknya forum PRB di Kabupaten/Kota, bahkan sampai tingkat Kecamatan dan Desa,” Kata Rurid Rudianto, di Hotel Aria Centra, Surabaya, Selasa (8/6/2021) malam.

Dengan kondisi itu, masih kata Rurid, maka pengurus forum yang lain harus bisa merumuskan kebijakan dan mengemas gagasan pembaharuan yang bisa dijadikan bahan oleh Pak Sekjen dalam mensosialisasikan program forum saat “manggung” di berbagai tempat di Jawa timur.

Ya, Catur Sudarmanto, nama asli Mbah Darmo, saat melaksanakan tugasnya, disamping menjelaskan bentapa pentingnya forum sebagai mitra BPBD, juga selalu menyisipkan materi Pengurangan Risiko Bencana  Berbasis Komunitas (PRBBK).

Seperti diketahui bahwa PRBBK bisa diartikan sebagai rangkaian upaya mengurangi risiko bencana yang dilakukan melalui penyadaran, peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana dan atau penerapan upaya fisik dan non fisik oleh anggota masyarakat secara aktif, partisipatif dan terorganisir.

Dengan demikian, tugas pengurus forum yang dipandegani mBah Dharmo haruslah bisa memberdayakan komunitas relawan di daerah agar  mandiri dalam upaya pengurangan risiko bencana di wilayahnya masing-masing, Semua dilakukan bersama untuk saling menguatkan serta saling memberi kesempatan untuk berkembang optimal.

Untuk itulah, dalam postingannya di grup whatsapp, mBah Dharmo siap mendampingi komunitas relawan di daerah dalam menyusun dokumen yang diperlukan. Mulai dari Pra bencana, saat tanggap darurat dan Pasca Bencana. Mereka juga diharapkan bisa menyusun perencanaan pelaksanaan sampai monitoring dan evaluasi. Ya, mBah Dharmo orangnya memang “nyah nyoh” untuk berbagi ilmu dan pengalaman.

Beberapa komunitas relawan di daerah telah merasakan manfaat bersentuhan dengan ayah berputra empat ini. Mereka terinspirasi untuk berbuat sesuatu dalam rangka membangun kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana yang ada di daerahnya.

Mungkin, yang diperlukan adalah pendampingan agar keberadaannya lestari. Tidak hanya saat ada seremoni saja, seperti yang disinyalir oleh mBak Hikmah, anggota dewan dari fraksi PKB, saat memberi materi di Hotel Aria Centra, Surabaya. Artinya, agen bencana yang dibentuk BPBD hendaknya turun melakukan pendampingan dan pembinaan.

Sementara, Sekjen forum yang ke-3 ini selalu berupaya mendorong pemerintah agar setiap merencanakan pembangunan harus berbasis  Pengurangan Risiko Bencana, dan menempatkan komunitas relawan pada garda terdepan sebagai aktor utama dalam menghadapi bencana.

Termasuk melibatkan kelompok rentan, seperti gerkatin dan perwakos. Sehingga keberadaan Forum semakin berwarna, bermanfaat dan bermartabat, serta saling menguatkan untuk kerja-kerja kemanusiaan. [eBas/SelasaPaing-15062021]

 

 

 

1 komentar:

  1. tetap semangat belajar bersinergi lewat jagongan tukar pengalaman itu juga termasuk belajar berliterasi membangun silaturahmi tanpa mengecilkan dan meremehkan sesamanya dengan mengedepankan kesetaraan kesejajaran, duduk sama rendah berdiri sama tinggi untuk saling menguatkan tanpa saling melemahkan. kaena sejatinya kerja-kerja kemanusiaan itu adalah kebersamaan dan gotong royong

    BalasHapus