“Pak
Sekjen sekarang ini ibaratnya wong kabur
kanginan. Dia harus kesana kemari memenuhi undangan untuk menebar virus
pengurangan risiko bencana kepada khalayak ramai, sekaligus mendorong
terbentuknya forum PRB di Kabupaten/Kota, bahkan sampai tingkat Kecamatan dan
Desa,” Kata Rurid Rudianto, di Hotel Aria Centra, Surabaya, Selasa (8/6/2021)
malam.
Dengan
kondisi itu, masih kata Rurid, maka pengurus forum yang lain harus bisa
merumuskan kebijakan dan mengemas gagasan pembaharuan yang bisa dijadikan bahan
oleh Pak Sekjen dalam mensosialisasikan program forum saat “manggung” di berbagai tempat di Jawa timur.
Ya, Catur
Sudarmanto, nama asli Mbah Darmo, saat melaksanakan tugasnya, disamping
menjelaskan bentapa pentingnya forum sebagai mitra BPBD, juga selalu
menyisipkan materi Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas
(PRBBK).
Seperti
diketahui bahwa PRBBK bisa diartikan sebagai rangkaian upaya mengurangi risiko
bencana yang dilakukan melalui penyadaran, peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana dan atau penerapan upaya fisik dan non fisik oleh anggota
masyarakat secara aktif, partisipatif dan terorganisir.
Dengan
demikian, tugas pengurus forum yang dipandegani
mBah Dharmo haruslah bisa memberdayakan komunitas relawan di daerah agar mandiri dalam upaya pengurangan risiko bencana
di wilayahnya masing-masing, Semua dilakukan bersama untuk saling menguatkan
serta saling memberi kesempatan untuk berkembang optimal.
Untuk
itulah, dalam postingannya di grup whatsapp, mBah Dharmo siap mendampingi
komunitas relawan di daerah dalam menyusun dokumen yang diperlukan. Mulai dari
Pra bencana, saat tanggap darurat dan Pasca Bencana. Mereka juga diharapkan
bisa menyusun perencanaan pelaksanaan sampai monitoring dan evaluasi. Ya, mBah
Dharmo orangnya memang “nyah nyoh”
untuk berbagi ilmu dan pengalaman.
Beberapa komunitas
relawan di daerah telah merasakan manfaat bersentuhan
dengan ayah berputra empat ini. Mereka terinspirasi untuk berbuat sesuatu dalam
rangka membangun kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana yang ada di
daerahnya.
Mungkin,
yang diperlukan adalah pendampingan agar keberadaannya lestari. Tidak hanya
saat ada seremoni saja, seperti yang disinyalir oleh mBak Hikmah, anggota dewan
dari fraksi PKB, saat memberi materi di Hotel Aria Centra, Surabaya. Artinya,
agen bencana yang dibentuk BPBD hendaknya turun melakukan pendampingan dan
pembinaan.
Sementara,
Sekjen forum yang ke-3 ini selalu berupaya mendorong pemerintah agar setiap
merencanakan pembangunan harus berbasis Pengurangan Risiko Bencana,
dan menempatkan komunitas relawan pada garda terdepan sebagai aktor utama dalam
menghadapi bencana.
Termasuk
melibatkan kelompok rentan, seperti gerkatin dan perwakos. Sehingga keberadaan
Forum semakin berwarna, bermanfaat dan bermartabat, serta saling menguatkan
untuk kerja-kerja kemanusiaan. [eBas/SelasaPaing-15062021]
tetap semangat belajar bersinergi lewat jagongan tukar pengalaman itu juga termasuk belajar berliterasi membangun silaturahmi tanpa mengecilkan dan meremehkan sesamanya dengan mengedepankan kesetaraan kesejajaran, duduk sama rendah berdiri sama tinggi untuk saling menguatkan tanpa saling melemahkan. kaena sejatinya kerja-kerja kemanusiaan itu adalah kebersamaan dan gotong royong
BalasHapus