Selasa, 29 Juni 2021

PEMBERDAYAAN EKONOMI RELAWAN

Sering kali dikatakan bahwa upaya penanggulangan bencana adalah urusan bersama antara pemerintah, masyarakat dan swasta, maka semua aktor multi pihak harus terlibat. Untuk itulah perlu kiranya upaya peningkatan kompetensi agar mumpuni dalam tugas kerelawanan.

Sementara itu, relawan juga manusia yang memiliki tanggungjawab terhadap keluarga dan masyarakat di sekelilingnya. Untuk itu dia harus mempersiapkan diri menghadapi masa depannya agar keluarga dan masyarakatnya tidak terbebani karena ketidak berdayaannya.

Sebuah Langkah cerdas diambil pengurus SRPB guna menjawab tantangan di atas. Mereka menggelar workshop budidaya maggot sebagai upaya membuka peluang bisnis rumahan. Sebuah usaha yang tidak banyak membutuhkan modal, namun hasilnya jelas untuk menghindari bencana ekonomi akibat pandemi covid-19 yang belum ada obatnya.

Dengan adanya workshop ini diharapkan masyarakat sekitar dan relawan penanggulangan bencana memiliki alternatif usaha. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan nara sumber dari INAVOR, bahwa budidaya maggot itu  sangat berguna untuk, Menumbuhkan Ketahanan Ekonomi Keluarga dengan budidaya maggot yang memiliki kandungan protein tinggi untuk makanan ternak, Mengembangkan Usaha Ekonomi kerakyatan dengan membuat Komunitas Maggot, Bank Sampah maupun Bank Maggot.

“Workshop budidaya maggot ini sebagai upaya pemberdayaan dibidang ternak unggas dan perikanan. Dimana, masalah pakan merupakan pengeluaran utama yang bisa ditekan hingga separuh, dengan cara mancampurnya dengan maggot. Apalagi protein maggot yang mencapai 40% sangat bagus untuk ternak,” Kata Dian Harmuningsih, koordinator SRPB Jawa Timur.

Nah, disinilah peluang terjadi. Kenapa? Karena pembesaran maggot siap pakai dari telur maggot membutuhkan 15 s.d 18 hari, tentunya peternak kewalahan jika harus membudidaya maggot sendiri. Maka kawan-kawan relawan bisa menyuplai kebutuhan ini dengan menjual maggot dewasa ke peternak.

“Harga satu kilo maggot dewasa bisa mencapai tuju ribu rupiah. Jika grosir besar bisa sampai lima ribu rupiah per kilo. Jika tiap relawan memiliki pembesaran maggot 10 bak saja, penghasilan  satu juta per minggu bisa dicapai,” Ujarnya.

Materi workshop yang digelar di Omah Pinggir Sawah ini, senin (28/06/2021), meliputi, Pengenalan morfologi Maggot, dari Nama, anatomi, hingga Karakter Maggot, Mengenalkan dan mempraktikkan proses Penetasan, Pembesaran, Panen Maggot, Pengembangbiakan, hingga Panen Telur, serta Mengenalkan Peluang Pasar dan Perhitungan bisnis Maggot.

“Maggot Dewasa dijual, baik berupa Maggot Segar (fresh Maggot), dikeringkan atau pellets Maggot. Sedangkan telurnya bisa dijual dalam bentuk telur segar. Jangan lupa, sebagian telur Maggot Dewasa, disisihkan untuk di kembangbiakkan melalui proses Pre Puppa - Puppa - Lalat - Kawin – bertelur,” Kata Nara sumber meyakinkan.

Di akhir acara, Inavor memberikan bibit gratis 1 gram telur maggot untuk oleh-oleh peserta dan semua yang hadir. Agar bisa langsung praktek di rumah masing-masing.

Sungguh kegiatan ini sangat menarik untuk program pemberdayaan relawan. Sebuah peluang usaha yang sangat menjanjikan. Sebuah Langkah kecil dari pengurus SRPB untuk memberdayakan relawan telah diayunkan. Sangat elok sekali jika workshop ini ditindak lanjuti dengan peserta yang lebih banyak lagi. Tentu dengan tetap mentaati protokol Kesehatan dan perkembangan pandemi yang masih menebar aroma kematian.

“Sebenarnya saya sudah lama ingin relawan itu punya ketahanan ekonomi mandiri. Termasuk Organisasinya. Tidak melulu nunggu sumbangan dari Donatur/CSR. Cuma, sebaik-baiknya program kalau tidak didasari dengan mental yang tangguh, sulit juga diterapkan menjadi sebuah usaha alternatif,” Kata  Bang Erick, salah satu nara sumber dari INAVOR.

apa yang disampaikan pria berkacamata, yang juga berprofesi sebagai pendidik ini sangat manusiawi. Perlu proses panjang untuk menyadarkan relawan, disamping aktif melakukan kerja-kerja kemanusiaan, relawan harus punya kemandirian financial demi kesejahteraan keluarga dan di masa tuanya. Karena tidak selamanya relawan itu akan terus bermain di lapangan. Faktor usia dan Kesehatan pasti akan menghentikan aktivitas semua relawan. Salam Sehat, Salam Kemanusiaan. [eBas/SelasaLegi-29062021]  

 

 

5 komentar:

  1. Pemberdayaan masyarakat diartikan sebagai suatu proses yang membangun manusia atau masyarakat melalui pengembangan kemampuan masyarakat, perubahan perilaku masyarakat dan pengorganisasian masyarakat.

    BalasHapus
  2. Masyarakat dan wilayah yang menjadi korban bencana sudah barang tentu perlu secepatnya direhabilitasi dan dilakukan rekonstruksi. Lebih dari sekadar menyediakan tenda-tenda penampungan di tempat pengungsian, masyarakat yang menjadi korban bencana, terutama yang kehilangan harta benda dan aset produksinya, mereka tentu membutuhkan uluran tangan dari pemerintah untuk memastikan kemungkinan bangkit kembali dari keterpurukan.

    BalasHapus
  3. Matur nuwun Ndan Ebas... Semoga manfaat, menularkan kebaikan dan mampu menjaga Alam dari Sampah.

    BalasHapus
  4. konon dengan budidaya maggot, secara tidak langsung kita turut melestarikan lingkungan karena mendaur ulang sampah sebagai salah satu bagian dari budidaya maggot.
    hilangkan rasa jijik dan gengsi karena dibalik maggot tersimpan rejeki yang tidak sedikit

    BalasHapus
  5. ingat lho, bergerak dibidang kerelawanan itu sangat keras

    relawan berhasil tidak dipuji
    relawan gagal pasti dimaki
    relawan sakit salah sendiri
    relawan mati minim apresiasi

    BalasHapus