Kamis, 03 Juni 2021

RELAWAN SADAR LITERASI

Konon, sesuai perkembangan jaman, yang namanya literasi itu bukan sekedar paham dan ngerti baca tulis dan berhitung (calistung) . tapi juga meliputi berbagai aspek kehidupan. Ada literasi kesehatan, literasi lingkungan, literasi kewargaan, keuangan, ekonomi, bisnis, dan literasi kewirausahaan, serta literasi lainnya yang perlu dikuasai sesuai potensi yang dimiliki untuk memenuhi kebutuhannya.

Sementara, National institute for literacy, mengatakan bahwa literasi adalah kemampuan individu dalam membaca, menulis, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam keluarga, pekerjaan dan masyarakat. (Fahri Abdullah dalam ruangguru.com-16 januari 2021).

Apa yang terpapar di atas, bisa dimaknai bahwa relawan pun harus selalu mengasah potensi dan kapasitasnya, lewat berbagai aktivitas. Tidak harus lewat diklat yang diselenggarakan oleh BPBD/BNPB saja. Namun bisa lewat media apa saja. Baik yang dilakukan secara formal, maupun informal.

Seperti, kebiasaan jagongan kawan-kawan relawan yang tergabung dalam Jamaah LC. Tanpa disadari mereka sedang berliterasi dengan caranya sendiri. Santai sambil ngopi tanpa kewajiban untuk menguasai materi. Namanya juga jagongan, jadi ya lebih banyak guyonan.

Hal ini tampak pada saat mereka kembali bersepakat menggelar jagongan. Saat itu kamis (21/5) malam jumat, di basecamp. Tanpa ada moderator dan tema tertentu, mereka langsung bergantian membuka obrolan berbagi cerita. Sementara ada yang menyiapkan kopi dan jajanan untuk memeriahkan suasana.

Ada Om Dharma, yang bercerita tentang praktek navigasi dan peta kompas saat penjelajahan. Dia juga berbagi pengalaman suka duka melakukan pencarian orang hilang saat pendakian di beberapa gunung. Termasuk saat diganggu oleh makhluk dari dunia lain.

Juga ada Cak Mus, yang berkenan berbagi pengalaman mendaki gunung dengan dibumbui cerita mistisnya. Sementara, yang lain menimpali dengan cerita lain yang sejenis. Termasuk Cak Alfin yang bercerita tentang upaya mendorong terbentuknya FPRB di seluruh Kabupaten/Kota di Jawa timur. Begitulah, sambil nyruput kopi, mereka berbagi cerita apa saja sehingga peserta jagongan tahu tentang cerita itu.

Dari cerita-cerita itulah, diharapkan bisa dipetik pelajaran untuk ditularkan kepada generasi berikutinya (yuniornya), sehingga kejadian konyol itu tidak terulang kembali dikemudian hari. Karena, sesungguhnyalah dibalik proses literasi dalam bentuk cerita itu selalu ada pesan yang tidak semua orang bisa memahami dan mengambil hikmahnya.

Ya, dengan berliterasi, relawan tidak hanya jagongan semata, namun ada informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan kapasitas masing-masing individu sehingga siap mandiri menghadapi masa depan.

Hal ini penting, mengingat relawan juga manusia yang mempunyai tanggung jawab mensejahterakan keluarganya, serta mempunyai tugas sosial sebagai anggota masyarakat dimana dia tinggal.

Kini, di basecamp telah terpasang kipas angin hasil urunan bersama, yang bisa meredam panasnya udara Surabaya timur. Tentu diharapkan agar jagongan di basecamp akan semakin semarak dengan cerita-cerita yang beraneka tentang apa saja, dalam rangka mendukung gerakan literasi, khususnya yang berkaitan dengan kebencanaan.

Konon, dalam proses literasi itu para relawan sedang belajar berkomunikasi, berkoordinasi, berkolaborasi, belajar berpikir kritis. Juga belajar berkreasi mengembangkan bakat dan memperluas jejaring kemitraan. Tentu dengan segala keterbatasannya.

Salam tangguh, salam sehat, saling menguatkan, saling peduli membangun sinergi untuk kerja-kerja kemanusiaan, dan salam wedang kopi, seduluran sampek mati. [eBas/JumatLegi-04062021]

 

 

 

 

2 komentar:

  1. belajar berliterasi sambil ngopi itu sangat sesuatu banget lho. banyak manfaat yang bisa dipetik saat kita bersama jagongan sambil ngopi sambil saling bercerita apa saja yang menarik dan bisa menginspirasi dan saling menginspirasi antar sesama dengan tetap bergembira guyonan bersama
    tetap bersemangat san salam sehat

    BalasHapus
  2. Setuju pakde,,
    Belajar bisa dimanapun dan kapanpun, yang penting nyaman ilmupun lebih mudah diterima..
    Yukkk seruput kopinya.

    BalasHapus