“Selamat siang dulur-dulur pegiat
kebencanaan dimanapun berada, Ayook lurs, kita lakukan refleksi PRBBK, region
Jatim, dalam rangka persiapan KNPRBBK tahun 2021. Sudahkah kita menjalankan
MANDAT MUBES 3?.” Begitu sapa mBah Dharmo di grup WhatsApp, mencoba merangkul “pasukannya” untuk saling menguatkan.
Celetukan
mBah Dharmo itu, konon dalam rangka menyongsong Lokakarya Pendokumentasian
Praktik-praktik PRBBK Wilayah. Hal ini sesuai
dengan pedoman yang dimiliki mBah Dharmo. Dimana kegiatan
ini untuk mengoleksi, promosi, dan penyebarluasan praktik baik PRBBK dari
berbagai pendekatan. Dokumentasi dari kegiatan ini akan dikumpulkan dan
dipublikasi dalam PRBBK
Kegiatan
ini pun akan membuat pemetaan tematik (jenis pendekatan: ekonomi &
kesejahteraan, adaptasi perubahan iklim, ecosystem-based solution, kearifan
local, inovasi/teknologi digital) dan
wilayah (pegunungan, pesisir dan pulau kecil, daerah aliran sungai, dataran). Sungguh ini tidak mudah, perlu kerja bareng dari semua
unsur pentahelix.
Sayang sapaan mesra Sekjen
Forum PRB Jatim kurang mendapat respon, entah mengapa. Mungkin anggota grup
sedang sibuk dengan aktivitasnya sehingga tidak sempat membuka whatsApp. Atau, jangan-jangan pesan yang ingin
disampaikan mBah Dharmo belum ditangkap.
Bang Fathoni, seorang dosen
Universitas Brawijaya yang sekaligus aktivis MDMC Kota Malang, nyeletuk, “angel
jawabane mbah niku,”. Sementara Bapak Yudha, dari Forum PRB Probolinggo bilang,
“Aku durung melaksanakan opo-opo,”. Celetukan di atas dijawab oleh mBah Dharmo,
“Jawabannya gampang pak,, SUBE n KONDEN hehehea,”.
Sementara Cak Gender Suryanto, yang
sedang menggeluti profesi Tukang tambal ban, bercerita tentang pengalamannya
mengenalkan konsep PRB kepada pelanggannya dengan sederhana.
Dia bilang, masalah Pengurangan Risiko Bencana dikalangan pemula, mereka masih awam (blas ora paham).
“Terhadap pelanggan. Kami melakukan pengenalan sekaligus menggali
informasi bagaimana bila terjadi bencana dengan sekala rumah tangga. Dengan
memberi contoh terjadinya ban bocor (fase tanggab darurat) sekaligus memberikan
solusi tentang persiapan - persiapan sebelum ban bocor (fase pra bencana) dan bagaimana cara perawatan ban sesudah
ditambal (fase pasca bencana),” Katanya.
Menurutnya, upaya dialog penyadaran
kepada masyarakat awam (istilah Cak Gender, Pemula), untuk melakukan proses
tersebut harus dilakukan secara berulang,
dengan harapan bisa ditularkan kepada sanak saudara dan tenagga di sekitar
tempat tinggalnya. “Cilik setitik sing migunani,” Katanya diakhir
postingan.
Mungkin,
apa yang telah dilakukan Cak Gender ini bisa dimasukkan dalam kategori upaya
PRBBK berdasar pelaku, yang dalam hal ini dilakukan secara perseorangan. Menurut
dokumen yang ada di mBah Dharmo, yang termasuk pelaku itu adalah, pemerintah/non
pemerintah; laki-laki/perempuan, orang dewasa, remaja, anak, lansia, dan
disabilitas.
Jika benar,
maka sesungguhnyalah masing-masing anggota Forum PRB Jawa Timur telah
melakukannya. Misalnya, Bang Fathoni melakukan edukasi PRB melalui werbinar,
Gus Yoyok melakukannya dengan terjun langsung di lokasi dengan segala
risikonya. Begitu juga Abah Budi Pamekasan dan banyak lagi para pihak yang
telah beraksi sesuai kemampuannya. Tinggal bagimana mendokumentasikannya.
Jika ingin
hasil refleksi PRBBK ini semakin berwarna dan layak dijadikan pedoman yang
menginspirasi, tentu semua unsur pentahelix harus bersemuka di salah satu
ruangan BPBD Provinsi Jawa Timur, untuk membahas apa yang diharapkan mBah
Dharmo,
dalam rangka persiapan KNPRBBK tahun 2021,
sekaligus untuk memelihara semangat berforum. Salam Sehat. [eBas/KamisKliwon-12082021]
PRBBK itu serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana yang dilakukan melalui PENYADARAN, Peningkatan Kemampuan menghadapi bencana dan atau penerapan upaya fisik dan non fisik yang dilakukan oleh anggota masyarakat/komunitas secara adaptif partisipatif dan terorganisir.
BalasHapusBukan hanya komunitas mbh efektifitas pemberdayan secara teori harus menyentuh sampai pada tatanan keluarga. Kerena keluarga yg mempunyai otonomi, keluarga yang mengambil keputusan dalam menghadapi bencana. Thangks
BalasHapus