Senin, 02 Agustus 2021

JAGONGAN BERSAMA PEJABAT BNPB

    Hari itu, sabtu pon (31/07/2021), Jamaah LC berkumpul di basecamp, mengadakan rapat sambil bakar sate, sisa daging kurban kemarin. Seperti biasanya, mereka sibuk bersama, mengolah daging yang akan dinikmati beramai-ramai. Tentu sambil ngopi untuk menghindari emosi dan iri hati karena tidak kebagian membakar sate.

    Konon, malam itu mereka akan mematangkan gagasan membuat gerakan nasi bungkus untuk kaum duafa, seperti yang sering dilakukan oleh komunitas lain yang memiliki rasa kepedulian terhadap  mereka yang terpinggirkan dan tidak sempat merasakan nikmatnya hasil pembangunan.

    Gagasan yang muncul dari Bang Erick itu ternyata sejalan dengan ide Cak Andri, temannya Cak Probo dari Sigab NH. Gayung bersambut. Ternyata semua anggota Jamaah LC mengamini gagasan yang mulia ini sebagai bentuk aksi kemanusiaan di era pandemi covid-19 yang semakin mematikan dan menyengsarakan secara ekonomi.

    Mereka juga membahas apa saja yang harus disiapkan. Siapa membawa apa, dan siapa berbuat apa. Ini penting agar semua anggota Jamaah berkontribusi mensukseskan aksi. Semua dibahas Bersama sambil menikmati aneka jajanan, entah siapa yang membawa.

    Di tengah serunya jagongan sambil makan sate, tanpa diduga ada tamu istimewa dari Jakarta. Seorang pejabat BNPB yang dikawal oleh dua stafnya yang cantik dan seorang sopir yang mbois. Mereka datang masih memakai seragam kantor, itu tandanya mereka belum mandi. Tapi mereka tampak enjoy, tak peduli kanan dan kiri.

    Ya, Pak Papang beserta rombongan seharian berada di Kota Jombang dalam rangka kunjungan dinas, sekaligus meresmikan terbentuknya Forum PRB Kabupaten Jombang, beserta pengurusnya. Sebagai mitra BPBD, Konon keberadaan Forum diharapkan bisa berperan Bersama unsur pentahelix lainnya dalam upaya PRB di wilayah Kabupaten Jombang.

    Dari Jombang mereka langsung merapat ke basecamp Jamaah LC, tanpa ganti baju dulu di Hotel tempat menginapnya. Tanpa canggung Pak Papang langsung bersalaman dengan peserta rapat, kemudian duduk lesehan sambil mengeluarkan rokok kesayangan.

    Ya, Pak Papang sudah dua kali ini berkunjung di basecamp Jamaah LC. Pertama di basecamp lama di daerah Dukuh Kupang, dan sekarang di Kawasan Kelurahan Keputih, Surabaya Timur. Beliau sangat semanak terhadap relawan penanggulangan bencana, sehingga tidak terlalu salah jika diberi gelar Panglima Relawan.

    Alhamdulillah, pria ahli hisab ini tidak ada perubahan dalam berinteraksi dengan relawan kelas teri, padahal saat ini Pak Papang menyandang amanah sebagai Plt Direktur Kesiapsiagaan. Sehingga acara jagongan bersama pejabat BNPB berlangsung akrab semanak tanpa jarak, semua bebas bicara tanpa sungkan namun tetap sopan.

    Malam itu Pak Papang berkesempatan menikmati kopi hitam agak pahit buatan Cak Alfin. Sementara dua orang stafnya yang cantik (tapi belum mandi), berkenan menikmati wedang herbal yang hangat lagi menyehatkan sambil ngincipi telo godog, hasil rebusannya Ning Puspita.

    Dalam kesempatan itu Pak Papang memberi semangat, dan berpesan agar kegiatan berbagi nasi bungkus ini tidak sekedar seremonial saja, tapi benar-benar bisa membawa manfaat bagi masyarakat yang menjadi sasaran program. Walaupun kecil tapi bermakna dan berkesinambungan, itu lebih baik daripada sekali hadir kemudian berakhir. Sebuah pesan bijak yang patut direnungkan dari seorang pejabat BNPB yang ngurusi relawan. Salam Sehat Salam PPKM Darurat level 4 yang diperpanjang. [eBas/SelasaLegi-03082021]

   

 

 

 

 

5 komentar:

  1. sebagai bentuk nyata kepedulian relawan dimasa pandemi ini diantaranya adalah membagikan nasi bungkus kepada mereka yang tergolong kaum pinggiran (diantaranya pemulung, tukang becak, gelandangan, paskun).
    kegiatan yg sederhana itu bisa terlaksana dan berkelanjutan itu tentunya harus didukung komitmen yg kuat oleh para pelakunya dan yg penting semua harus dilakukan dengan penuh amanah, jujur transparan, gotong royong dan bertanggungjawab.

    Bismillah barokah

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah Barakallah,, semoga niat baik kita semua bisa membawa kebaikan dan kedamaian bagi semuanya..

    BalasHapus
  3. konsep gotong royong dalam sebuah gerakan kemanusiaan yang non profit itu haruslah mengedepankan kebersamaan dan keterlibatan semua unsur. siapa bawa apa, siapa nyumbang apa, siapa mengerjakan apa.
    jika mereka paham dan menyadari akan kekuatan kebersamaan maka gerakan itu akan membesar dan terasakan manfaatnya.

    BalasHapus
  4. sekali layar terkembang pantang surut ke belakang

    BalasHapus