Rabu, 25 Oktober 2023

ARISAN ILMU NOL RUPIAH PROGRAM IKONIK SRPB JATIM

 Gegara pandemi covid-19 dari Wuhan, China, yang menebar kematian di tahun 2020, maka program Arisan Ilmu Nol Rupiah (AINR) dihentikan oleh pengurus sebagai bentuk ketaatan kepada aturan social distancing, sebagai upaya memutus rantai covid-19.

 Kini, seiring perjalanan waktu, dimana ancaman covid-19 telah berlalu, pengurus SRPB Jatim yang baru terpilih, bersepakat untuk melanjutkan program AINR secara berkala, seperti dulu lagi. Sesuai pamflet (flyer) yang beredar, acara akan dilaksanakan pada hari minggu (28/10/2023). Tidak terasa AINR kali ini merupakan yang ke 51. Sebuah prestasi yang ditorehkan SRPB Jatim dalam upaya meningkatkan kapasitas relawan secara mandiri.

 Konon, untuk mengawali kegiatan ikonik ini, acara akan digelar di Joglo Kadiren (Joka), daerah Sedati, Kabupaten Sidoarjo. Tempat lahirnya gagasan AINR pasca kongres SRPB Jatim yang pertama, April 2017, di Hotel Regent Park, Kota Malang. Acaranya dibarengkan dengan pisah kenal pengurus SRPB Jatim periode 2020 - 2023 dan 2023 - 2026.

 Ya, konon, awal mula disepakatinya program AINR menjadi salah satu program ikonik dari SRPB Jatim, adalah sebagai upaya membangun kebersamaan dan kesepahaman akan pentingnya belajar berorganisasi, berkoordinasi sekaligus sebagai media silaturahmi antar komunitas relawan.

 Namanya juga nol rupiah, maka semuanya ya serba mandiri berbasis BDD (bayar dewe dewe). Dimana, nara sumbernya tidak dibayar, peserta juga tidak ditarik kontribusi (HTM), dan konsumsi kegiatan merupakan hasil saweran seikhlasnya. Nyatanya acara ini sangat diminati para pihak. Diantaranya untuk menambah wawasan dan memperluas jejaring kemitraan.

 Adapun bahasan AINR yang pertama ini adalah tentang Manajemen Relawan Penanggulangan Bencana, dan Aplikasi E-Volunteer yang baru dikembangkan oleh BPBD Jatim, bersama Siap Siaga.

 Konon, E-Volunteer ini sebagai media pendataan keberadaan relawan dengan segala kapasitas yang dimiliki untuk mempermudah koordinasi dan mobilisasi. Dengan demikian diharapkan seluruh relawan mengisi aplikasi ini.

 Tentu, pengurus SRPB Jatim yang dipimpin Wawan Kim, telah menyiapkan beragam materi dengan nara sumber yang mumpuni dibidangnya untuk mengisi agenda AINR selanjutnya. Namun, seperti beberapa tahun yang lalu, jika ada nara sumber istimewa berkenan berbagi cerita di AIRN, maka akan diutamakan.

 Misalkan ada pejabat BNPB yang bertepatan tugas di Jawa Timur, maka pengurus SRPB akan mencoba berkomunikasi untuk meminta kesediaannya untuk ngobrol bareng di arena AIRN. Begitu juga dengan para pakar dan praktisi kebencanaan yang lain, sangat diharapkan kesediaannya untuk meramaikan program ikonik yang bernama arisan ilmu non rupiah.

 Jika SRPB Jatim mempunyai program AINR, pastilah komunitas lain juga punya program sejenis dengan nama yang berbeda sesuai kesepakatan. Itu sah sah saja sebagai wadah jagongan antar relawan untuk saling berbagi informasi, dan saling tukar cerita.

 Siapa tahu dari kegiatan itu muncul inspirasi untuk membuat aksi kolaborasi dengan berbagai pihak terkait dengan upaya pengurangan risiko bencana dan membangun ketangguhan masyarakat menghadapi bencana. Salam waras, sukseskan gerakan literasi agar tidak mudah emosi membaca komentar dari mereka yang tidak disukai. [eBas/KamisKliwon-26102023]

 

 

 

 

 

 

 

1 komentar:

  1. ayo terus bersemangat menebar kebaikan dibidang pengurangan risiko bencana dan upaya peningkatan kapasitas relawan, dan mempererat tali silaturahmi antar komunitas relawan untuk memudahkan koordinasi komunikasi dan mobilisasi.

    gak usah takut dikatakan bahwa giat ikonik arisan ilmu ini tidak bermutu. biarkan saja. mereka yang bilang begitu tentu punya sudut pandang yang berbeda.

    tetap semangat kawan. ingat kata Pak Hendro Wardhono, direktur PUSPPITA "Little but meaningfull"

    ya Little but beautifull

    BalasHapus