“Sungguh, sebenarnya kedatangan
saya ke Basecamp LC itu dalam rangka dolan sambung seduluran dengan Pak Ebas
dan anggota Jamaah LC. Namun si Alfin menodong saya agar berkenan berbagi
cerita tentang etika berkomunikasi melalui Handy Talky (HT) kepada relawan yang
masih awam tentang penggunaan HT,” Kata Budi Cahyono.
Ya, hari kamis kliwon
(08/02/2024), Abah Budi, panggilan akrab dari ketua FRPB Kabupaten Pamekasan,
yang datang dengan kendaraan perangnya, disambut riang gembira oleh Jamaah LC,
bagai saudara yang lama menghilang kembali pulang.
Pembawaannya yang menyenangkan
(padahal wajahnya sekilas tampak garang karena kumisnya yang njaplang), membuat
anggota Jamaah LC cepat akrab saling sapa tanpa sungkan. Padahal banyak yang
baru kenal dan bertatap muka. Itulah Budi Cahyono, pria Pamekasan yang
menyenangkan dan tidak dapat menolak permintaan Alfin.
Diantara kepulan asap rokoknya,
berbagai pengalaman terkait radiokomunikasi, diceritakan dengan santai.
Sementara pendengarnya menyimak penuh perhatian, sambil menikmati jajanan ala
kadarnya. Ada tahu isi, roti goreng, dadar jagung serta kopi jahe dan bakpia
khas Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur, kirimannya mbakyu Puspita yang sedang
bekerja disana.
Mengawali materinya, Pak Brengos,
begitu Gus Yoyok biasa memanggil, mengatakan bahwa aktivitas komunikasi udara
menggunakan Handy Talky, jika tidak hati-hati dapat terjebak dalam ‘perselingkuhan’.
Dalam arti, menyalahgunakan jalur
frekwensi untuk kegiatan di luar aturan. Misalnya pacaran, jual beli dan
percakapan pribadilainnya yang dapat mengganggu kepentingan umum. Khususnya terkait
dengan kegawat daruratan.
Untuk itulah, sebagai pemula, Budi
memberikan materi prinsip dan etika berkomunikasi lewat udara. Salah satunya
adalah perlunya memahami tentang arti komunikasi secara umum, yang dikaitkan
dengan komunikasi udara lewat radio (handy Talky).
Dikatakan bahwa komunikasi merupakan
sebuah aspek penting dalam kehidupan manusia. Memahami komunikasi, berarti memahami
apa yang terjadi selama proses komunikasi berlangsung. Termasuk mentaati aturan
berkomunikasi.
Sedangkan kegagalan
mengoperasionalkan alat komunikasi dapat mengakibatkan informasi penting tidak dapat
diterima dengan jelas sehingga dapat menimbulkan miskomunikasi.
Perbedaan menggunakan istilah
saat berkomunikasi lewat udara juga dapat menyebabkan miskomunikasi. Untuk itulah
perlu memahami istilah yang digunakan dalam berkomunikasi. Termasuk dengan siapa
berkomunikasi.
Hal ini tampak saat peserta
mencoba mempraktekkan berkomunikasi dengan menggunakan Handy Talky, yang
dipandu oleh Gilang Rizky Alexander. Saat praktek inilah terjadi kelucuan disana
sini karena tidak terbiasa berbicara lewat Handy Talky. Dan harus dipelajari
sendirioleh peserta.
Masih banyak materi yang
disampaikan. Baik oleh pria berkacamata, maupun oleh Gilang. Semua harus
dipelajari sendiri agar peserta pemula ini semakin paham bagaimana
mengoperasionalkan alat komunikasi untuk mendukung tugas-tugas kemanusiaan di
lapangan.
“Saran saya kegiatan pengenalan dan praktek
komunikasi terus dilakukan dan nantinya bisa dilanjutkan dengan simulasi di
lapangan bersama Tim lengkap,” Katanya. mungkin, maksudnya kegiatan ini dapatjuga diduplikasikan ke pengurus dan anggota F-PRBtingkat Kabupaten/Kota sebagai salah satu program pengurus F-PRB Jatim masa bakti 2023- 2026. Wallahu a'lam bishowab. [eBas/JumatLegi-09022024]
mengingat kegiatan ini merupakan pengenalan,maka dikemudian hari perludigelar kembali dengan materi lanjutan. begitu seterusnya sampai peserta paham dan terbiasa menggunakan HT sebagai media komunikasi ketika berkegiatan di lapangan. kemudian jika perlu peserta diarahkan (tidak wajib) untuk memiliki call-sign sebagai anggota resmi organisasi rapi (radio komunikasi antar penduduk indonesia)
BalasHapus