Kamis, 29 Februari 2024

ARISAN ILMU DI CLOSED

     Ditengah kesibukan  menjalankan program satuan pendidikan aman bencana (SPAB) di berbagai sekolah yang ada di beberapa Kabupate/Kota, pengurus SRPB tetap melaksanakan program rutin yang menjadi ikon SRPB, yaitu Arisan Ilmu Nol Rupiah (AINR).

     Acara rutinan ini sebagai wadah bertemunya relawan dari berbagai komunitas dan daerah, untuk berkumpul berbagi cerita dan melepas kangen untuk mempererat tali silaturahmi. Sekaligus untuk menjajaki kemungkinan membuat kegiatan kolaboratif antar komunitas sebagai upaya peningkatan kapsitas relawan.

     Kegiatan AINR yang akan diselenggarakan pada hari minggu (03/03/2024) di arena Tenda Pendidikan Bencana (TENPINA), BPBD Provinsi Jawa Timur, menghadirkan nara sumber yang mumpuni di bidangnya.

     Adi Pangab dari Galena Rescue, yang akan bicara masalah Manajemen Dapur Umum. Dini Prastyo Wijayanti, Dosen Poltekes Kerta Cendekia, yang akan memaparkan masalah Respon Gizi Pada Situasi Tanggap Darurat.

     Sementara, materi Basic Vertical Rescue, akan di sampaikan oleh Bambang Sumantri, dan Prasetyo, dari TRC BPBD Provinsi Jawa Timur.

     Saking menariknya materi AINR kali ini, termasuk Bapak-bapak nara sumber yang berwajah tegas namun murah senyum dan baik hati, serta Ibu dosen yang lemah lembut, cantik dan wangi, membuat pengumuman yang disampaikan oleh Tim Publikasi, direspon dengan sat set, wat wet.

     Dalam sekejap, kuota 100 peserta yang ditargetkan terpenuhi (full book). sehingga panitia pun langsung mengambil langkah cepat, meng-closed.

     “Laris manis. Cuma 3,5 jam langsung abiss,” Kata Cak Bud, seorang relawan senior yang suka humor.

     Sementara Wawan Kim, Koordinator SRPB Jatim bilang, “Tak tinggal playon sedilut langsung tutup,”.

     Sungguh di luar dugaan. Baru kali ini kuota terpenuhi dalam waktu sekejab. Hal ini menyebabkan, mereka yang terlambat menyimak postingan undangan AINR, “agak gimana gitu”, karena tidak dapat ikut kegiatan ikonik SRPB Jatim.

     “Terimakasih kakak Wawan yang sudah mengedukasi kita semua tentang strategi marketing dengan melakukan personal branding untuk kegiatan SRPB,” Kata Mak Cik, sambil membandingkan dengan kegiatan yang diadakan oleh komunitas lain, yang menurutnya lebih siap, lebih baik dan profesional.

     “Wah kok cepat ditutup ya, mungkin ada kendala dari pihak penyelenggara,” Kata Lukman Hafit. Entah apa yang dimaksud dengan ‘kendala’ itu.

     “Alhamdulillah antusias relawan Jawa Timur sangat besar terhadap AINR. Namun sayangnya kami hanya memiliki kuota yang terbatas, jadi kami tutup saat kuota itu terpenuhi,” Kata Ning Ocha.

     Seseorang yanag menamakan diri Newhope, mengatakan bahwa, Rekan-rekan LPBI NU Kabupaten Mojokerto, mencoba daftar, sudah full, kuota terpenuhi.

     Komentar dari Newhope itu, menurut Mak Cik, namanya personal branding, bahwa hanya orang pengangguran sahaja yang bisa hadir.

     “Plis deh Kak Wawan dan SRPB Officers, belajarlah etika sosialisasi yang lebih baik lagi, serta hargailah para relawan penanggulangan bencana Jawa Timur,” Harapnya.

     Dikatakan pula bahwa kegiatan AINR itu bukan asli ciptaan SRPB, karena sebelumnya linux sudah membuat program open source yang dilakukannya sejak tahun 2004, dan google tahun 1996.

     Sungguh para penggagas lahirnya AINR waktu itu tidak pernah menyinggung apa itu Linux, Open source, maupun google dengan segala kecanggihannya. Niatnya hanya satu, bagaimana membuat wadah untuk mengumpulkan relawan yang menarik, bermanfaat, dan tidak membebani. Wis ngunu thok thil. Jika kemudian dianggap njiplak, nyolong konsep dan lainnya, ya monggo saja.

     Ya, memang masing-masing komunitas punya istilah sendiri-sendiri terkait upaya berbagi ilmu dan pengalaman kepada sesamanya. Kalau tudak salah di Jokja pernah ada komunitas yang memakai istilah akademi berbagi, PSBL-UNITOMO pernah meluncurkan kegiatan Shodakoh Ilmu, FPRB Jakarta punya NGOBRAS.

     Sementara Jamaah LC yang di nahkodai Alfin, punya agenda JAGONG BAKAR LC, Jagongan bareng karo Jamaah LC. Sedangkan F-PRB Jatim, punya program yang namanya SDSB (Sambang Dulur Sinau Bareng). Sungguh beda konsep dengan Sumbangan Dana Sosial Berhadiah, yang sebagian orang menganggap itu judi.

     Begitu juga komunitas lain, pasti punya program khas sebagai media mengumpulkan “anggotanya” untuk berkomunikasi bertegur sapa saling berbagi informasi dan pengalaman.

     Semoga pengurus SRPB tidak patah semangat mengdapat “sentilan cerdas” dari seorang observer sekaligus researcher. Segala masukan dari seorang intelektual sekaligus praktisi kemanusiaan, jadikanlah sebagai bahan pembelajaran yang berharga.

     Bahkan, jika memungkinkan, pengurus yang membidangi pengembangan SDM, perlu belajar apa itu branding, Society 5.0, All Artificial Intelegency 247, dan istilah lain yang Mak Cik uraikan panjang lebar dalam mengomentari kegiatan AINR yang di closed.

     Namun demikian, biasanya walaupun Arisan sudah  di closed, Mukidi diam-diam datang “amping-amping” di pintu, kemudian membantu menata aneka jajanan yang dibawa peserta untuk dimakan bersama. Salam Tangguh, Panitia tahu tapi tidak ditegur dengan pasang muka garang, apalagi dipulangkan. Jadi kalau mau datang, ya datang saja. Paling tidak diberi jajan dan piagam, Tetap jaga keWarasan. [eBas/KamisLegi-29022024, pas ulang tahun perkawinan saya yang ke emboh, lupa saya]

 

.

 

  

  

 

 

1 komentar:

  1. relawan penanggulangan bencana itu jelas berbeda dgn relawan yg lain, apalagi dgn relawan politik.
    relawan juga berbeda dgn pekerja kemanusiaan

    BalasHapus