Jumat, 19 April 2024

BINGKISAN LEBARAN DARI MBAK AVIE

 Kemarin, hari kamis kliwon (18/04/2024} pengurus F-PRB Jawa Timur, diundang mbah Darmo, jagongan sekalian rapat terbatas di rumahnya mbak Avie, di Udanawu, Kabupaten Blitar. Rumahnya mbak Avie lumayan besar, sangat representatif untuk jagongan, karena dapat menampung puluhan orang.

 Saya berangkat dari Surabaya bersama Alfin, Aris, dan Bambang, nunut mobilnya Ki Rebo Joko Utomo, yang di supiri oleh Unyil Tajuddin. Menuju rumah mbak Avie, kami ber enam dituntun oleh google map. Jalannya mbrasak-mbrasak dari Desa ke Desa, sehingga cepat sampai di lokasi jagongan.

 Jam 11.27 waktu Kecamatan Udanawu, mobil kami memasuki halaman parkir di samping rumah mbak Avie. Di lokasi sudah ada beberapa pengurus yang datangnya tepat waktu. Diantaranya, mbah Darmo, mbak Sifa, dan Abah Rosid.

 Mbak Avie tidak ikut menyambut dikarenakan kesibukannya melayani pejabat dari koramil dan Polsek setempat, dimana pada hari yang sama ada acara rapat koordinasi. Itu tidak pentingn dan tidak mengurangi makna jagongan. Kami memaklumi, bahwa sebagai pengurus TLCI chapter Surabaya, mbak Avie memang super sibuk. Untungnya suami mbak Avie sangat “welcome” kepada kami semua.

 Sesekali mbak Avie mendatangi kami dan mempersilahkan menikmati kudapan yang tersedia. Ada jajan geplak Jokja, Jelly manis, kurma, ampyang, ceriping pisang, dan masih banyak lagi yang lainnya. Termasuk cekeremes, yaitu kerupuk yang terbuat dari singkong, rasanya gurih kemriyuk.

 Gak nyangka mbak Avie yang pergaulannya sudah dalam tataran internasional, masih berkenan menyajikan cekeremes yang sudah sangat langka keberadaannya, dan kurang terkenal, tidak diminati lidah milenial, mungkin karena namanya yang ndesani. Padahal rasanya enak.

 Mau minta, sungkan, mau tanya belinya dimana, kok ya malu. Akhirnya ya ngaplo, hanya dapat bercerita bahwa di Udanawu sempat makan cekeremes. Kalau tidak salah, saya terakhir makan cekeremes itu tahun 90-an saat ikut program SP3 (sarjana penggerak pembangunan di pedesaan). dimana, saat itu saya ditempatkan di Desa Tawangrejo, Kecamatan Binangun, Kabupaten Blitar.

 Dalam suasana mendung, acara jagongan langsung dipandegani mbah Darmo. Sedang yang didapuk sebagai notulen, adalah Alfin, bukan sekretaris. Pada intinya persiapan rakor sudah matang seratus persen. Termasuk pendataan peserta oleh pengurus yang membidanginya.

 Tinggal koordinasi untuk memastian ketercukupan kuota peserta. Ini penting, mengingat semua peserta rakor mendapat fasilitas dari BPBD Provinsi Jatim yang harus dipertanggung jawabkan.

 Ya, semua personil sudah tahu apa yang harus dikerjakan,  agar rakor yang diselenggarakan di Hotel Savana, Kota Malang sukses menghasilkan program unggulan yang disepakati bersama untuk di tindak lanjuti, sesuai arahan mbah Darmo.

 Sesekali mbak Avie nimbrung memberi masukan dan berbagi cerita tentang aktivitas sosial kemanusiaan yang dijalaninya selama ini. Tidak lupa  mbak Avie juga memanjakan para penggemar kopi dengan menyediakan kopi gingseng tanpa gula.

 Hujan gerimis turun. Sambil menunggu penutupan, peserta berinisiatif menghabiskan makanan yang masih banyak. Diantaranya, opor ayam, dan bakso yang ada tetelennya. Sayang lodeh manisah dan pecel tumpang khas mBlitaran itu, tidak ikut memeriahkan rapat persiapan menuju rakor tanggal 26-27 April 2024 di Kota Malang.

 Begitu juga dengan rengginang, kripik gadung dan opak gapit sebagai jajan primadona lebaran, tidak tampak di meja. Namun semua itu tergantikan oleh bingkisan yang diberikan mbak Avie saat pulang, sebagai oleh-oleh untuk yang di rumah.

 Terimakasih mbak Avie, semoga semua hidangan yang tersaji menjadikan ladang pahala bagi keluarga mbak Avie. Mohon maaf jika apa yang tersaji ludes tanpa sisa karena semua istimewa sesuai dengan selera para peserta.

 Sore itu langit Udanawu tertutup mendung. Ada gerimis tipis mengiringi peserta jagongan berpamitan. Kami pulang lewat jalur Blitar, agar berkesempatan mampir di Kedai Potrojoyo Kepanjen, ngincipi kopi robusta natural, yang ditanam di lereng Gunung Kawi bagian Desa Jambuwer, Kabupaten Malang.

 Begitu juga dengan yang lain, mencari jalannya sendiri menuju rumahnya masing-masing. Teriring harapan agar mbak Avie tidak bosan untuk memfasilitasi pengurus forum jagongan membahas program. Tempatnya tidak harus di Udanawu, bisa di Mojokerto atau di daerah gunung Bromo. Wallahu a’lam bishowab. [eBas/JumatLegi-19042024]

 

    

 

 

      

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar