Selasa, 23 April 2024

RAKORNAS PB SEBAGAI AJANG PEMBELAJARAN PB

 Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana atau Rakornas PB kembali digelar oleh BNPB, dengan mengambil tempat di Kota Bandung, tangga; 23 - 24 April 2024. Tema yang diusung dalam rakornas kali ini adalah “Pengembangan Teknologi dan Inovasi dalam Penanggulangan Bencana”.

 Dengan tema ini diharapkan akan, a). Meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam penanggulangan bencana b). Membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat, dan  c). Meningkatkan keselamatan dan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, penanggulangan bencana menjadi lebih responsif dan adaptif.

 Tema ini juga diharapkan dapat memberdayaan masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam upaya mitigasi dan membangun kesiapsisgaan secara mandiri untuk menciptakan masyarakat tangguh bencana.

 Dalam sidang yang membahas tema penguatan inovasi daerah dalam tata kelola pra bencana dan pemanfaatan teknologi tepat guna dalam penguatan tata kelola pengurangan risiko bencana. Peserta dari BPBD Kabupaten Magelang, bercerita tentang upaya inovasi yang telah dilakukan dan berdampak pada masyarakat.

 Diantaranya pembentukan program Destana Plus, kerja sama dengan relawan dalam pembuatan alat peringatan dini (early warning System) dipasang di daerah yang memiliki potensi bencana, mendata keberadaan komunitas relawan untuk memudahkan koordinasi dan mobilisasi ketika terjadi bencana. Serta terbentuknya “sister village” secara mandiri untuk memudahkan pengungsian.

 BPBD Kabupaten Magelang juga berhasil mendorong masyarakat memanfaatkan dana Desa untuk kegiatan kebencanaan. Termasuk memanfaatkan aktor lokal untuk diajak bersama dalam upaya pengrangan risiko bencana, maupun penanggulangan bencana, dengan membentuk Relawan Desa.

 Diceritakan pula oleh Cicik, nama panggilan peserta dari BPBD Kabupaten Magelang yang menjadi nara sumber, bahwa jika terjadi bencana, BPBD Magelang hanya  sebagai koordinator saja. Semua dijalankan oleh Dinas terkait. Seperti Dinsos dengan DU nya, Binamarga/PU dengan alat beratnya, dan lainnya.

 Semua bisa terjadi dengan apik itu karena pimpinannya rajin dan pandai membangun koordinasi dengan berbagai pihak. Disamping itu adanya regulasi dan kebijakan pemerintah daerah yang “Pro Bencana” dan dipegang erat bersama para pihak. Seandainya semua daerah bisa seperti Pemda Magelang, pasti menarik,  

 Yang jelas, Magelang memang memiliki ancaman bencana yang nyata dan sewaktu-waktu akan datang menyapa. untuk itulah mau tidak mau Magelang harus membangun ketangguhannya menghadapi Wedus gembel dan batuknya Gunung Merapi. 

 “Magelang memang keren. Kami pernah baksos sunatan masal dan bagi sembako disana, mendapat support dari BPBD, Damkar, IOF, dan lainnya. Termasuk relawan lokal langsung hadir dan membantu mobilisasi peserta sunatan,” Kata Dereck, dari Community Of Rapid Response Emergency (CORRE), dalam komentarnya di grup whatsapp.

 Sungguh, semua BPBD pasti punya inovasi yang dikembangkan dan teknologi yang digunakan untuk mendukung pelaksanaan programnya. Hanya saja, dalam kesempatan Rakornas tahun ini, BPBD Kabupaten Magelang berkesempatan memamerkan “kelakuannya”. termasuk BPBD Kabupaten Sidoarjo, saat tanya jawab, sempat pamer indahnya kerjasama dengan kampus UNITOMO dalam rangka pelaksanaan KKN Tematik.

 Semoga cerita dari sidang yang membahas tema penguatan inovasi daerah dalam tata kelola pra bencana, dapat mengilhami peserta Rakor FPRB Jawa Timur tahun 2024 di Hotel Savana, Kota Malang, untuk dituangkan ke dalam program kerja masing-masing bidang, yang akan disepakati untuk dijalankan selama kepengurusan masa bakti 2023 - 2026. Wallahu a’lam bishowab. [eBas/SelasaKliwon-23042024] 

 

 

  

1 komentar:

  1. tetap semangat menjadikan FPRB yang kuat, bermanfaat dan bermartabat dalam arti sebenarnya agar kehadirannya berdampak pada upaya membangun ketangguhan masyarakat menghadapi bencana

    BalasHapus