Kamis, 27 Oktober 2022

BERSAMA PENTAHELIX MEMBANGUN KETANGGUHAN

Alhamdulillah kegiatan Rapat Koordinasi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, BPBD Provinsi Jawa Timur, diliput banyak media. Artinya berita ini akan diketahui oleh khalayak ramai di berbagai daerah.

Semoga ke depan, semua kegiatan BPBD (dan F-PRB) selalu terberitakan oleh media sebagai salah satu upaya mengkomunikasikan keberadaan BPBD (dan F-PRB) kepada publik.

Apalagi sudah ada MOU antara PWI dan F-PRB Jawa Timur terkait dengan upaya mengedukasi relawan terhadap jurnalistik kebencanaan. Dimana diharapkan relawan bisa melaporkan (menuliskan) semua kejadian di lokasi bencana. Baik yang dilaporkan ke Posko Induk, Pusdalops, maupun ke media lain, untuk menghindari berita hoax.

Mungkin, ini juga berarti bahwa  media sebagai salah satu unsur pentahelix, telah memahami betapa pentingnya menginformasikan peristiwa kebencanaan kepada khalayak sebagai upaya membangun kesadaram akan pentingnya membangun ketangguhan menghadapi bencana secara mandiri.

Tinggal bagaimana BPBD dan F-PRB memberikan ruang kepada para jurnalis agar keterlibatannya di dalam upaya sosialisasi PRB dan penanggulangan bencana bisa maksimal.

Paling tidak, media bisa bekerjasama dengan  komunitas relawan yang sering datang lebih dulu ke lokasi  daripada yang lain, untuk membuat berita awal terkait dengan kaji cepat. Yaitu Mengetahui dan melaporkan situasi dan kondisi wilayah terpapar bencana, dampak yang ditimbulkan, respon masyarakat, dan kebutuhan prioritas yang diperlukan warga.

Rakor yang digelar di Hotel Aria Gajayana, Kota Malang, hari Rabu (26/10/2022) dan Kamis (27/10/2022), mengambil tema “Tangguh Bersama Unsur Pentahelix”. Konon, tujuannya, seperti yang dikatakan oleh Andika, kabid pencegahan dan kesiapsiagaan, BPBD Provinsi Jawa Timur, agar dalam penanggulangan bencana ke depan, kelima unsur tersebut bisa bekerjasama lebih dalam lagi.

Benar kata Andika, keterlibatan unsur pentahelix dalam penanggulangan bencana masih kurang tampak. Misalnya dunia usaha. Kedatangan mereka ke lokasi bencana sering hanya menyerahkan bantuan untuk kemudian foto bersama sebagai bahan laporan, untuk kemudian balik kanan. Begitu  juga dengan helix lainnya. Tampaknya mereka masih sering bermain di acara seremonialnya.

Dikatakan pula bahwa ke depan masyarakat juga akan dioptimalkan keterlibatannya dalam PRB dan penanggulangan bencana, dengan membantuk Desa Tangguh Bencana (destana). Dimana, saat ini BPBD Provinsi Jawa Timur sedang melaksanakan program Sapa Destana ke beberapa Kabupaten untuk melihat perkembangannya.

Semoga tema Tangguh Bersama Unsur Pentahelix, benar-benar bisa terwujud dengan lahirnya kesadaran kolektif para pihak untuk membangun ketangguhan masyarakat menghadapi bencana, khususnya di daerah yang memiliki potensi bencana. Seperti Kabupaten Malang, Kabupaten Blitar, Kabupaten Pacitan dan lainnya.

Sehingga ke depan, disetiap kegiatan yang digelar BPBD dan F-PRB, akan diramaikan oleh semua unsur pentahelix. Karena, selama ini yang tampak dominan adalah unsur masyarakat.

Sementara unsur pentahelix lainnya, masih sering terlibat dalam tataran teoritik formalitas. Itupun kadang hanya diwakilkan kepada bawahan. Kalau sudah begini sangat sulit dicapai kesepahaman dan koordinasi antar helix karena harus dilaporkan lebih dulu ke atasan.

Itulah realitanya, dan itu pula yang sedang dibangun oleh BPBD Provinsi Jawa Timur melalui rakor yang mengambil tema Tangguh Bersama Unsur Pentahelix. Sambil nyruput kopi, mari kita ikuti realisasinya. Salam Tangguh [eBas/Jum’atpahing-28102022]

 

 

 

 

 

 

 

 

1 komentar:

  1. semoga ke depan seluruh unsur pentahelix mau duduk bersama ngrembug upaya PRB untuk membangun resiliensi masyarakat, khususnya yg berdomisili di kawasan rawan bencana.

    sungguh upaya BPBD Prov Jatim perlu didukung bersama

    BalasHapus