Senin, 22 Januari 2024

NGAMEN

Aktivitas ngamen dapat diartikan sebagai kegiatan bernyanyi dan kemudian meminta sumbangan seikhlasnya (kadang juga sedikit memaksa). Namun sekarang ngamen itu tidak selalu bernyanyi. Ada juga yang berdeklamasi atau memberi nasehat dan doa seperti layaknya seorang pendakwah yang sedang ceramah.

Kini di jaman yang katanya modern, aktivitas ngamen semakin bervariasi, mengikuti perkembangan jaman dan bahkan ada yang menjadikan sebagai sebuah pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.

Tulisan tentang ngamen ini tercipta gegara Fathoni, seorang akademisi yang juga relawan ternama dikancah nasional, dalam pastingannya di grup whatsapp Relawan PB Jawa Timur, senin pon (22/01/2024). 

Dia mengatakan bahwa, Namanya pejabat relawan itu hanya action ngamen buat fulus ajah. Nah kalau saat kejadian bencana, malah gak nongol alasan masuk angin minta dikerokin. Apalagi musim kampanye banyak jadi relawan kampanye jadi-jadian.

Entah apa maksud dari postingannya, dan siapa yang dituju juga tidak tahu. Yang jelas, istilah ngamen itu kini juga menjadi plesetan kata oleh sebagian orang dan Komunitas. Disini, ngamen diartikan sedang menjalankan kegiatan atas perintah orang atau lembaga, yang ada bayarannya.

Contoh dalam sebuah kalimat. “Alhamdulillah kali ini saya diajak ngamen Cak Kaspo dalam program fasilitasi destana dan SPAB,” Kata Mukidi kepada Markonah.

Contoh lain, “Maaf saya jarang ikutan cangkruk’an karena sibuk diajak ngamen kesana kemari oleh teman menjalankan programnya lembaga di Jakarta. Eman-eman ini kesempatan. Tolong urusan cangkruk’an di handle dulu ya,” Kata Dalbo yang rajin kasak kusuk cari peluang diajak ngamen. Bahkan menggunakan cara selinthutan agar dapat jatah ngamen.

Dua kalimat di atas, tampaknya juga sangat familier di telinga para pegiat kemanusiaan bidang pengurangan risiko bencana. Buktinya Fathoni menggunakannya untuk “menembak” entah siapa dan mengapa harus ”ditembak”. Sehingga tidak jarang menjadi bahan olok-olok diantara mereka, dalam suasana gembira sambil menikmati hasil ngamen.

Apakah aktivitas ngamen itu salah ?. Jelas tidak salah, juga tidak berdosa. Karena, semuanya dapat diatur. Semua ada maqomnya. Yang biasa ngamen ya akan selalu berupaya terus ngamen kemana saja, tentang apa saja, bersama siapa saja, dengan materi apa saja, yang penting ada fulusnya.

Biasanya, saking asiknya ngamen, maka akan ada yang dikorbankan, dan sering kali semakin pilih-pilih dalam mencari tugas, tentunya yang menguntungkan, dan tugas gratisan akan disepelekan dengan seribu tuju alasan.

Sementara bagi yang tidak pernah ngamen, ya sudah silahkan menikmati aktivitas yang gratisan saja sambil makan snack yang ada saja.

Tentu saja aktivitas ngamen ini ada positif negatifnya. Namun penulis belum dapat mendiskripsikan tentang positifnya apa dan negatifnya apa. Termasuk bagaimana solusi untuk menangani masalah ngamen ini bagi kemajuan komunitas.

Perlu ngobrol bareng dulu dengan banyak pihak, untuk menyerap informasi tentang aktivitas ngamen yang katanya selalu berarti fulus oriented.

Untuk mereka yang sedang ngamen, teruslah mengamen karena rejekimu ada di situ. Tidak usah terpengaruh oleh tulisan ini. Anggap saja semua hanya sebuah cara mengingatkan mereka yang suka ngamen agar tidak melupakan keberadaannya di dalam komunitas.

Ingat tujuan masuk komunitas itu untuk bersama-sama memajukan komunitas, bukan semata-mata mencari peluang untuk ngamen dan ngamen terus.  Salam Waras. [eB/ndleming dewe udung ngopi]

2 komentar:

  1. NGONO YO NGONO NING YO OJO NGONO

    saya juga pernah mendapattugas ngamen tapi ya tidak sering dan saya berani nolak jika saya merasa tidak mampu.
    Alhamdulillah selama ini saya tidak pernah merengek soal jatah ngamen.

    karena menurut saya itu lelaku yang culas, nggilani dan ngisin isini sebagi seorang terpelajar dan beragama.

    BalasHapus
  2. Sesungguhnyalah relawan yg selalu hadir di lokasi bencana itu kebanyakan mendapat dukungan transportasi dari pihak lain shg tidak menggangu dompet pribadi.
    Jika harus menggunakan dompet pribadi maka akan berfikir ulang lagi

    BalasHapus