Rabu, 20 Mei 2020

DWI ROSSANTIANA (Taksih jangkep Pak Dhe)


“Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkanku dari bahaya yang menimpaku dan telah banyak memberikan karunia-Nya kepadaku melebihi karunia yang diberikan kepada mahluk lainnya. Terima kasih Cargo kesayangan, Baju Oren berlogo kesayangan dengan pelindung siku, Tas rubah merah, Jaket rubah merah, Hiking shoes, Kerudung dan Masker hitam...”, Begitulah cara Ocha mensyukuri nikmat Tuhan yang diterimanya karena kelalaiannya.

Komentar pun beragam dari teman-temannya. Semoga menjadikan motivasi diri untuk mempercepat pulih kembali seperti sedia kala, dan tentunya ngebut lagi kalau naik motor. Ya, ngebut lagi “koyok wong nyusul dukun”. Alasannya suka ngantuk kalau pelan-pelan.

          konon, tempat kejadiannya di perempatan Gedangan. mungkin dari arah Surbaya mau pulang. Yang jelas ada kaitnya dengan tugasnya sebagai person in charge dalam perakitan face shield di ITS bersama teman-teman relawan mitra SRPB.Tapi entahlah. termasuk menghindari apa dan jam berapa peristiwanya, hanya Ocha yang tahu. 

"Bablas Pakdhe, gak nutut ngerem. Motor banting kanan, Aku jatuh ke kiri," Jawab pemilik hobby Dance, Panjat, dan Mendaki.

Ketika ada yang tanya kenapa kok sampai jatuh ?. jawabnya enteng,  tanpa beban, mungkin sambil mringis seperti biasanya. “Kangen dlosoran nDan …”.

Yah, kalau dlosoran di tenda birunya BNPB yang oval, atau dlosoran di karpet sekretariat sambil nunggu Go-Food sih banyak yang mau. Lha ini dlosoran di jalan raya karena terpaksa dan penuh risiko. Tapi begitulah adanya Ocha yang sudah dua kali jatuh dari motor dimasa corona ini.

“Sebiru lautan, semerah senja, dengan konturnya yang indah dan rasa yang tak segera sirna. Alhamdulillah kepala hingga kaki tasek jangkep…,” Tulis Ocha di statusnya.

Sebuah ungkapan sambat yang dikemas puitis oleh seorang perempuan yang akrab dengan outdoor activity. Mungkin itulah cara Ocha mengambil hikmah dari keteledorannya. Ya, semoga ini menjadi pembelajaran untuk yang kesekian kalinya dalam rangka pendewasaan diri.

Ingatlah, suatu saat nanti Ocha akan menjadi ibu dari anak-anakmu. Maka, jangan kau marah jika anakmu meniru kelakuanmu. Inilah salah satu pelajaran bagi seorang calon Ibu, saat dirimu menemukan tambatan hatimu, entah kapan itu.

Sementara Azelin, dengan gaya seorang emak yang bijak, mencoba menasehatinya, “Mulai belajar maksimal di keselamatan ya mbak, bukan kecepatan. Semoga selamat selalu dan tetap sehat dalam menjalani takdir,” Kata emaknya Suju.

Apa yang disampaikan Azelin juga senada dengan harapan teman-temannya. Intinya Ocha harus semakin hati-hati mengendalikan motornya. Tetap berkarya namun juga waspada. Utamakan selamat. 

Berharap lebaran besuk Ocha sudah sumringah lagi dengan baju barunya, senyumnya pun kembali menghiasi pipinya yang merona. Dan yang terpenting giginya tetap cekatan mengunyah rengginang renyah. 

Selamat Lebaran ya Cha, maaf lahir batin. Ingat ya, tetap menerapkan protokol kesehatan. Diantaranya physical distancing. Oke Ocha, Keep spirit and never give up. [eBas/KamisPahing-21052020]








4 komentar:

  1. tetap semangat Ning Ocha. Pean kan The Seterong Girl
    gak duwe kesel, wani luwe wedi pedes

    BalasHapus
  2. ayo ndang berobat atau pijat ke dukun pijat atau ahli pijat tulang atau ke rumah sakit periksa keadaan tulang, apakah masih lengkap atau pindah tempat, mumpung belum kronis

    BalasHapus
  3. Dipake berenang dikedalaman..lebih cepet pulih kayaknya.. Hobby slulup juga dia P. Edi..

    BalasHapus
  4. Ketika saya mendengar berita ini saya hanya berucap. SubhanaLLAH
    Kenapa ?
    Karena dengan sikap ketegaran dan ketulus iklasan yang dimiliki Mbak Ocha ketika menerima ujian seperti ini.

    Kebanyakan orang, ketika menerima ujian berupa kesakitan. Nggerutu, mengeluh, meratapi nasib.
    Tapi Mbak Ocha justru disambut dengan penuh syukur. Ini yang perlu dicontoh. Bisa mengambil hikmah dari sebuah kejadian.

    BalasHapus