“Segala puji bagi Allah yang
telah menyelamatkanku dari bahaya yang menimpaku dan telah banyak memberikan
karunia-Nya kepadaku melebihi karunia yang diberikan kepada mahluk lainnya.
Terima kasih Cargo kesayangan, Baju Oren berlogo kesayangan dengan pelindung
siku, Tas rubah merah, Jaket rubah merah, Hiking shoes, Kerudung dan Masker
hitam...”, Begitulah cara Ocha mensyukuri nikmat Tuhan yang diterimanya karena
kelalaiannya.
Komentar pun beragam dari
teman-temannya. Semoga menjadikan motivasi diri untuk mempercepat pulih kembali
seperti sedia kala, dan tentunya ngebut lagi kalau naik motor. Ya, ngebut lagi “koyok wong nyusul dukun”. Alasannya suka
ngantuk kalau pelan-pelan.
konon, tempat kejadiannya di perempatan Gedangan. mungkin dari arah Surbaya mau pulang. Yang jelas ada kaitnya dengan tugasnya sebagai person in charge dalam perakitan face shield di ITS bersama teman-teman relawan mitra SRPB.Tapi entahlah. termasuk menghindari apa dan jam berapa peristiwanya, hanya Ocha yang tahu.
"Bablas Pakdhe, gak nutut ngerem. Motor banting kanan, Aku jatuh ke kiri," Jawab pemilik hobby Dance, Panjat, dan Mendaki.
konon, tempat kejadiannya di perempatan Gedangan. mungkin dari arah Surbaya mau pulang. Yang jelas ada kaitnya dengan tugasnya sebagai person in charge dalam perakitan face shield di ITS bersama teman-teman relawan mitra SRPB.Tapi entahlah. termasuk menghindari apa dan jam berapa peristiwanya, hanya Ocha yang tahu.
"Bablas Pakdhe, gak nutut ngerem. Motor banting kanan, Aku jatuh ke kiri," Jawab pemilik hobby Dance, Panjat, dan Mendaki.
Ketika ada yang tanya kenapa kok
sampai jatuh ?. jawabnya enteng, tanpa
beban, mungkin sambil mringis seperti biasanya. “Kangen dlosoran nDan …”.
Yah, kalau dlosoran di tenda
birunya BNPB yang oval, atau dlosoran di karpet sekretariat sambil nunggu
Go-Food sih banyak yang mau. Lha ini dlosoran di jalan raya karena terpaksa dan
penuh risiko. Tapi begitulah adanya Ocha yang sudah dua kali jatuh dari motor
dimasa corona ini.
“Sebiru lautan, semerah senja,
dengan konturnya yang indah dan rasa yang tak segera sirna. Alhamdulillah kepala hingga kaki tasek jangkep…,” Tulis Ocha di statusnya.
Sebuah ungkapan sambat yang
dikemas puitis oleh seorang perempuan yang akrab dengan outdoor activity. Mungkin itulah cara Ocha mengambil hikmah dari
keteledorannya. Ya, semoga ini menjadi pembelajaran untuk yang kesekian kalinya
dalam rangka pendewasaan diri.
Ingatlah, suatu saat nanti Ocha akan
menjadi ibu dari anak-anakmu. Maka, jangan kau marah jika anakmu meniru
kelakuanmu. Inilah salah satu pelajaran bagi seorang calon Ibu, saat dirimu
menemukan tambatan hatimu, entah kapan itu.
Sementara Azelin, dengan gaya
seorang emak yang bijak, mencoba menasehatinya, “Mulai belajar maksimal di
keselamatan ya mbak, bukan kecepatan. Semoga selamat selalu dan tetap sehat
dalam menjalani takdir,” Kata emaknya Suju.
Apa yang disampaikan Azelin juga
senada dengan harapan teman-temannya. Intinya Ocha harus semakin hati-hati
mengendalikan motornya. Tetap berkarya namun juga waspada. Utamakan selamat.
Berharap lebaran besuk Ocha sudah sumringah lagi dengan baju barunya, senyumnya pun kembali menghiasi pipinya yang merona. Dan yang terpenting giginya tetap cekatan mengunyah rengginang renyah.
Selamat Lebaran ya Cha, maaf lahir batin. Ingat ya, tetap menerapkan protokol kesehatan. Diantaranya physical distancing. Oke Ocha, Keep spirit and never give up. [eBas/KamisPahing-21052020]
Berharap lebaran besuk Ocha sudah sumringah lagi dengan baju barunya, senyumnya pun kembali menghiasi pipinya yang merona. Dan yang terpenting giginya tetap cekatan mengunyah rengginang renyah.
Selamat Lebaran ya Cha, maaf lahir batin. Ingat ya, tetap menerapkan protokol kesehatan. Diantaranya physical distancing. Oke Ocha, Keep spirit and never give up. [eBas/KamisPahing-21052020]
tetap semangat Ning Ocha. Pean kan The Seterong Girl
BalasHapusgak duwe kesel, wani luwe wedi pedes
ayo ndang berobat atau pijat ke dukun pijat atau ahli pijat tulang atau ke rumah sakit periksa keadaan tulang, apakah masih lengkap atau pindah tempat, mumpung belum kronis
BalasHapusDipake berenang dikedalaman..lebih cepet pulih kayaknya.. Hobby slulup juga dia P. Edi..
BalasHapusKetika saya mendengar berita ini saya hanya berucap. SubhanaLLAH
BalasHapusKenapa ?
Karena dengan sikap ketegaran dan ketulus iklasan yang dimiliki Mbak Ocha ketika menerima ujian seperti ini.
Kebanyakan orang, ketika menerima ujian berupa kesakitan. Nggerutu, mengeluh, meratapi nasib.
Tapi Mbak Ocha justru disambut dengan penuh syukur. Ini yang perlu dicontoh. Bisa mengambil hikmah dari sebuah kejadian.