Awal kepengurusan SRPB Jawa Timur
yang dipilih dalam kongres ke II di Hotel New Grand Park, Surabaya, diparuh
pertama tahun 2020, terpaksa belum bisa melaksanakan program yang diamanatkan
dalam kongres. Semua ini gegara wabah dari kota Wuhan yang datang tiba-tiba dan
mematikan. Serentak masing-masing personil SRPB kembali ke induk organisasinya
untuk melaksanakan program di daerah masing - masing, dalam rangka turut
berpartisipasi menghambat pesebaran wabah.
Mereka sibuk melakukan
penyemprotan disinfektan, membagikan masker dan hand sanitizer serta tidak
sedikit yang terlibat di dalam posko percepatan penanganan covid-19 di
daerahnya.
Begitu juga dengan SRPB, diajak
bekerjasama oleh ITS dalam perakitan face shield serta diminta membantu BPBD
Provinsi jawa Timur untuk mengirimkan beberapa relawan melakukan packing
sembako di Posko Percepatan Penanganan Covid-19 di Gedung Negara Grahadi.
Agar ke dua kegiatan ini berjalan
lancar, tentulah diperlukan seorang penanggungjawab (Person In Charge) atau biasa disebut PIC. Atas masukan berbagai
pihak, koordinator SRPB menunjuk Abad sebagai PIC untuk kegiatan di Grahadi.
Sementara kegiatan di ITS dipegang Ocha. Keduanya ‘didampingi’ oleh Puspita, yang sudah berpengalaman dibidangnya.
Tugas PIC itu paling tidak adalah
berkoordinsi dengan penanggungjawab lokasi, kemudian memobilisasi relawan untuk
terlibat dalam kegiatan, menyiapkan absensi, mendokumentasikan kegiatan dan
tugas-tugas lain sesuai perkembangan di lokasi. Semuanya ini bertujuan agar
pelaksanaan kegiatan berlangsung aman lancar tertib dan tidak mengecewakan
pihak lain.
Abad dan Ocha melaksanakan
perannya dengan penuh dedikasi dan loyalitas. Mereka benar-benar mengeluarkan
seluruh potensinya agar tanggungjawab yang diberikan koordinator SRPB tidak
mengecewakan. Sementara keberadaan Puspita yang lumayan sabar dan selalu ceria
ini juga tidak bisa disepelekan.
Dengan gayanya yang khas, pemilik
avanza itu mendampingi Abad dan Ocha agar tidak salah langkah dalam membersamai
relawan yang memiliki karakter dan pengalaman yang berbeda satu dengan yang lain.
Sehingga potensi konflik karena perbedaan pemahaman (miskomunikasi) bisa
dieliminasi.
Sungguh, dalam kegiatan ini Abad
dan Ocha dituntut kerja ekstra keras penuh kesabaran. Sukurlah mereka memiliki
kekuatan mental baja dan tidak mudah stress karena tekanan kerja yang setiap
hari berubah sesuai perkembangan. Disinilah peran Puspitan diperlukan untuk “menyereweti” mereka berdua agar tetap
tegar sekaligus menjadikan kegiatan ini sebagai media belajar.
Ya, PIC itu harus dipegang oleh anggota
yang dianggap mampu atau memiliki potensi dan perilaku yang dapat dipercaya
untuk menangani kegiatan tertentu. Mereka bertanggung jawab terhadap pekerjaan
yang dibebankan serta mengawasi personil yang bekerja dibawah kendalinya. Semua
aktivitas harus tercatat dan didokumentasikan sebagai media pembelajaran kelak
dikemudian hari.
Memang, di SRPB selalu dipilih
siapa yang akan dijadikan PIC dalam sebuah kegiatan. Ini sebagai media
pembelajaran, menambah pengalaman sekaligus upaya kaderisasi kepemimpinan. Untuk
kegiatan di ITS dan Grahadi, tampaknya koordinator SRPB tidak salah memilih OPA
(Ocha, Puspita dan Abad) sebagai dirijen bagi teman-temannya untuk membantu
penanganan covid-19.
Tentu banyak figure lain yang
juga berperan di belakang si OPA yang selalu “menyereweti” agar tetap fokus pada tujuan semula. Disana ada koko
Leo, Cak nDaru, mas Adi Sucipto, Abah Huda Obis, Dhe Kopros, Yu Azelin, dan
banyak lagi yang lainnya.
Tak lupa pula si OPA juga
mendapat contoh dan arahan dari Gus Yoyok Bangil, Cak Yo Rogojampi, Mas Budhi
Pamekasan, Sam Yeka di Palu, serta Ning Chica dan mas Fathony kera ngalam. Semoga
mereka ini tetap istiqomah membersamai SRPB dalam mengkader relawan muda
sebagai calon penerus dari pengurus.
Ya, tidak terlalu salah jika person in charge itu dijadikan media
pengkaderan, karena sudah menjadi sunatullah bahwa semua itu harus berganti. Ingat kata Endank Soerkamti, datang akan pergi, lewat akan berlalu, awal
kan pergi, dan terbit kan tenggelam. Semua ada masanya, termasuk puasa ramadhan yang akan segera berakhir.
Selamat menikmati akhir bulan
ramadhan, semoga semua mendapat Qodaran
serta Lebaran yang barokah di era pandemi covid-19. Selamat Hari Raya Idul
Fitri, mohon maaf lahir dan batin. Taqobbalallahu minna waminkum. Tetap
semangat, tetap sehat dan silahkan mudik bagi yang berani, asalkan sesuai protokol
kesehatan. [eBas/ndlemingSendiri/RabuLegi-20052020]
.
Datang akan pergi
BalasHapusLewat kan berlalu
Ada kan tiada
Bertemu akan berpisah
Awal kan berakhir
Terbit kan tenggelam
Pasang akan surut
Bertemu akan berpisah
Heii Sampai jumpa dilain hari
Untuk kita Bertemu lagi
Ku relakan dirimu pergi
Meskipun Ku tak siap untuk merindu
Ku tak siap Tanpa dirimu
Ku harap terbaik untukmu
Dududu Dudududu
Datang akan pergi
Lewat kan berlalu
Ada kan tiada
Bertemu akan berpisah
Awal kan berakhir
Terbit kan tenggelam
Pasang akan surut
Bertemu akan berpisah
Heii Sampai jumpa dilain hari
Untuk kita Bertemu lagi
Ku relakan dirimu pergi
Meskipun Ku tak siap untuk merindu
Ku tak siap Tanpa dirimu
Ku harap terbaik untukmu
Heii Sampai jumpa dilain hari
Untuk kita Bertemu lagi
Ku relakan dirimu pergi
Meskipun Ku tak siap untuk merindu
Ku tak siap Tanpa dirimu
Ku harap terbaik untukmu
Semoga kita semua slalu dalam keadaan sehat dan bisa menjalankan tugas dgn baik.. Aamiin
BalasHapusbetul Mas Alfin, semua punya peran masing2 sesuai kapasitas
BalasHapusseharusnyalah masing2 membagikan pengalaman dan kemampuannya untuk diwariskan ke generasi berikutnya sebagai amal jariyah yang akan menyertai perjalanan menuju surga-NYA