Rabu, 20 Mei 2020

PERSON IN CHARGE ALA SRPB JATIM

Awal kepengurusan SRPB Jawa Timur yang dipilih dalam kongres ke II di Hotel New Grand Park, Surabaya, diparuh pertama tahun 2020, terpaksa belum bisa melaksanakan program yang diamanatkan dalam kongres. Semua ini gegara wabah dari kota Wuhan yang datang tiba-tiba dan mematikan. Serentak masing-masing personil SRPB kembali ke induk organisasinya untuk melaksanakan program di daerah masing - masing, dalam rangka turut berpartisipasi menghambat pesebaran wabah.

Mereka sibuk melakukan penyemprotan disinfektan, membagikan masker dan hand sanitizer serta tidak sedikit yang terlibat di dalam posko percepatan penanganan covid-19 di daerahnya.

Begitu juga dengan SRPB, diajak bekerjasama oleh ITS dalam perakitan face shield serta diminta membantu BPBD Provinsi jawa Timur untuk mengirimkan beberapa relawan melakukan packing sembako di Posko Percepatan Penanganan Covid-19 di Gedung Negara Grahadi.

Agar ke dua kegiatan ini berjalan lancar, tentulah diperlukan seorang penanggungjawab (Person In Charge) atau biasa disebut PIC. Atas masukan berbagai pihak, koordinator SRPB menunjuk Abad sebagai PIC untuk kegiatan di Grahadi. Sementara kegiatan di ITS dipegang Ocha. Keduanya ‘didampingi’ oleh Puspita, yang sudah berpengalaman dibidangnya.

Tugas PIC itu paling tidak adalah berkoordinsi dengan penanggungjawab lokasi, kemudian memobilisasi relawan untuk terlibat dalam kegiatan, menyiapkan absensi, mendokumentasikan kegiatan dan tugas-tugas lain sesuai perkembangan di lokasi. Semuanya ini bertujuan agar pelaksanaan kegiatan berlangsung aman lancar tertib dan tidak mengecewakan pihak lain.

Abad dan Ocha melaksanakan perannya dengan penuh dedikasi dan loyalitas. Mereka benar-benar mengeluarkan seluruh potensinya agar tanggungjawab yang diberikan koordinator SRPB tidak mengecewakan. Sementara keberadaan Puspita yang lumayan sabar dan selalu ceria ini juga tidak bisa disepelekan.

Dengan gayanya yang khas, pemilik avanza itu mendampingi Abad dan Ocha agar tidak salah langkah dalam membersamai relawan yang memiliki karakter dan pengalaman yang berbeda satu dengan yang lain. Sehingga potensi konflik karena perbedaan pemahaman (miskomunikasi) bisa dieliminasi.

Sungguh, dalam kegiatan ini Abad dan Ocha dituntut kerja ekstra keras penuh kesabaran. Sukurlah mereka memiliki kekuatan mental baja dan tidak mudah stress karena tekanan kerja yang setiap hari berubah sesuai perkembangan. Disinilah peran Puspitan diperlukan untuk “menyereweti” mereka berdua agar tetap tegar sekaligus menjadikan kegiatan ini sebagai media belajar.

Ya, PIC itu harus dipegang oleh anggota yang dianggap mampu atau memiliki potensi dan perilaku yang dapat dipercaya untuk menangani kegiatan tertentu. Mereka bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang dibebankan serta mengawasi personil yang bekerja dibawah kendalinya. Semua aktivitas harus tercatat dan didokumentasikan sebagai media pembelajaran kelak dikemudian hari.

Memang, di SRPB selalu dipilih siapa yang akan dijadikan PIC dalam sebuah kegiatan. Ini sebagai media pembelajaran, menambah pengalaman sekaligus upaya kaderisasi kepemimpinan. Untuk kegiatan di ITS dan Grahadi, tampaknya koordinator SRPB tidak salah memilih OPA (Ocha, Puspita dan Abad) sebagai dirijen bagi teman-temannya untuk membantu penanganan covid-19.

Tentu banyak figure lain yang juga berperan di belakang si OPA yang selalu “menyereweti” agar tetap fokus pada tujuan semula. Disana ada koko Leo, Cak nDaru, mas Adi Sucipto, Abah Huda Obis, Dhe Kopros, Yu Azelin, dan banyak lagi yang lainnya.

Tak lupa pula si OPA juga mendapat contoh dan arahan dari Gus Yoyok Bangil, Cak Yo Rogojampi, Mas Budhi Pamekasan, Sam Yeka di Palu, serta Ning Chica dan mas Fathony kera ngalam. Semoga mereka ini tetap istiqomah membersamai SRPB dalam mengkader relawan muda sebagai calon penerus dari pengurus.

Ya, tidak terlalu salah jika person in charge itu dijadikan media pengkaderan, karena sudah menjadi sunatullah bahwa semua itu harus berganti. Ingat kata Endank Soerkamti, datang akan pergi, lewat akan berlalu, awal kan pergi, dan terbit kan tenggelam. Semua ada masanya, termasuk puasa ramadhan yang akan segera berakhir.

Selamat menikmati akhir bulan ramadhan, semoga semua mendapat Qodaran serta Lebaran yang barokah di era pandemi covid-19. Selamat Hari Raya Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin. Taqobbalallahu minna waminkum. Tetap semangat, tetap sehat dan silahkan mudik bagi yang berani, asalkan sesuai protokol kesehatan. [eBas/ndlemingSendiri/RabuLegi-20052020]

 



3 komentar:

  1. Datang akan pergi
    Lewat kan berlalu
    Ada kan tiada
    Bertemu akan berpisah

    Awal kan berakhir
    Terbit kan tenggelam
    Pasang akan surut
    Bertemu akan berpisah

    Heii Sampai jumpa dilain hari
    Untuk kita Bertemu lagi
    Ku relakan dirimu pergi

    Meskipun Ku tak siap untuk merindu
    Ku tak siap Tanpa dirimu
    Ku harap terbaik untukmu

    Dududu Dudududu

    Datang akan pergi
    Lewat kan berlalu
    Ada kan tiada
    Bertemu akan berpisah

    Awal kan berakhir
    Terbit kan tenggelam
    Pasang akan surut
    Bertemu akan berpisah

    Heii Sampai jumpa dilain hari
    Untuk kita Bertemu lagi
    Ku relakan dirimu pergi

    Meskipun Ku tak siap untuk merindu
    Ku tak siap Tanpa dirimu
    Ku harap terbaik untukmu

    Heii Sampai jumpa dilain hari
    Untuk kita Bertemu lagi
    Ku relakan dirimu pergi

    Meskipun Ku tak siap untuk merindu
    Ku tak siap Tanpa dirimu
    Ku harap terbaik untukmu

    BalasHapus
  2. Semoga kita semua slalu dalam keadaan sehat dan bisa menjalankan tugas dgn baik.. Aamiin

    BalasHapus
  3. betul Mas Alfin, semua punya peran masing2 sesuai kapasitas
    seharusnyalah masing2 membagikan pengalaman dan kemampuannya untuk diwariskan ke generasi berikutnya sebagai amal jariyah yang akan menyertai perjalanan menuju surga-NYA

    BalasHapus