“Perlu diketahui bahwa kepengurusan kali ini semakin
berwarna, karena berbagai unsur pentahelix ada di dalamnya, Ada tukang tambal
ban, akademisi, pengusaha, juga ada unsur media.” Kata mBah Dharmo kepada Gatot
Soebroto, Kepala bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, BPBD Provinsi Jawa Timur,
saat membuka acara jumpa pertama pengurus baru forum pengurangan risiko bencana
Jawa Timur (F-PRB JATIM) periode 2020 – 2023, Rabu (19/8/2020).
Pertemuan yang digelar di Markaz sekretariat bersama
relawan penanggulangan bencana Jawa Timur (SRPB JATIM), Gedung Siaga, BPBD Jawa timur, dihadiri sekitar 24 pengurus ini, berlangsung meriah
penuh canda, padahal baru bersua. Sambil memperkenalkan diri masing-masing
untuk menyamakan ‘chemistry’, pertukaran informasi dan gagasan pun
bergulir silih berganti.
Gatot mengingatkan agar pengurus F-PRB JATIM bisa
bekerjasama membangun sinergi dengan BPBD dan SRPB dalam melakukan kegiatan
kebencanaan. Baik itu upaya sosialisasi pengurangan bencana maupun operasi
penanggulangan bencana, serta program
peningkatan kapasitas anggotanya.
“Sungguh, sejak saya menjabat, tidak pernah tahu kegiatan
forum. Saya tahunya hanya SRPB. Untuk itu, kedepan silahkan berkontribusi
positif. Beri kami masukan. Jika memungkinkan nanti kegiatan forum akan kami
bantu, seperti SRPB yang akan mengadakan rakor di Obis Camp,” Kata Gatot, yang
didampingi Dhany, Kasie Rehabilitasi.
Masih kata pria yang murah senyum ini, forum hendaknya
membuat program yang langsung bersentuhan dengan masyarakat. Edukasi yang
dilakukan harus bermanfaat dalam rangka menumbuhkan budaya sadar bencana. Termasuk
program peningkatan kapasitas relawan, serta pelibatan unsur pentahelix dalam kegiatan forum.
“Tapi ingat, melakukan komunikasi pentahelix itu mudah
diomongkan, namun sulit dilakukan. Contoh, BPBD sudah memberi saran tentang
sebuah perencanaan, tapi OPD lain belum tentu mau melaksanakan karena ada
kepentingan yang berbeda,” tambahnya.
Sungguh, Pertemuan yang ditemani nasi kotak ini, masing-masing
pengurus belum mempunyai program, bahkan ada yang belum saling kenal. Maka, di sinilah
semua bisa menyampaikan gagasan, usulan dan harapan agar mbah Dharmo dan
kabinetnya bisa mewujudkan amanat mubes online yang digelar minggu lalu.
Ada usulan tentang penggunaan dana desa untuk kegiatan
kebencanaan, juga harapan melakukan advokasi kepada Forum PRB tingkat
Kabupaten/Kota, serta mengenalkan diri ke dinas terkait untuk melakukan kajian
bencana di wilayahnya. Bahkan ada usulan membuat seragam organisasi yang mbois
dalam rangka menumbuhkan jiwa korsa yang solid.
“Saya pikir pertemuan yang pertama ini jangan langsung
memberikan banyak pekerjaan kepada pengurus. Sebaiknya kita isi dengan kenalan
dan saling tukar informasi agar semakin kenal,” Kata Cak Khusairi, dari unsur
Kata akademisi.
Apa yang dikatakan CaK Khus, panggilan akrab dosen Unair
ini ada benarnya. Program gak usah ‘ndakik-ndakik’. Sederhana saja yang
penting mudah dilaksanakan untuk kemudian dikomunikasikan lewat media agar
diketahui khalayak ramai bahwa forum besutan mbah Dharmo telah mulai berbuat
untuk mewujudkan syahwat berforum bagi
anggotanya.
Pertemuan awal ini diakhiri dengan ajakan membangun
relasi untuk merencanakan program. Bahkan, jika mungkin, bersama mengatur
strategi untuk berkomunikasi dengan berbagai pihak agar keberadaan forum tidak
dipandang sebelah mata.
Semoga pertemuan yang indah ini akan terus berlanjut agar
semua gagasan,
usulan dan harapan bisa terwujud. Tidak harus luring, lewat daring pun bisa
(walau kadang bikin pusing karena koneksi putus nyambung akibat pulsa kurang
mendukung). Wallahu a’lam bisshowab. Salam Sehat, Salam Kemanusiaan, tetap
ikuti protokol kesehatan. [eBas/KamisPon-20082020]
mbah dharmo memulai, mbah dharmo pula yang harus mengkondisikan agar syahwat ber-forum-ria mendapatkan salurannya yang benar dan berkelanjutan.
BalasHapussilaturahmi ke lintas instansi perlu kiranya dibangun untuk menyamakan pemahaman keberadaan forum
Terimakasih kepada kang ebas, dan seluruh anggota forum yg telah bersuka cita dalam berforum ria.
BalasHapus