Akhirnya, forum pengurangan risiko bencana (F-PRB) Jawa Timur, memiliki nahkoda baru. Harusnya pemilihan nahkoda baru itu dilakukan di bulan April 2020. Namun karena waktu itu semua perhatian tertuju pada pageblug covid-19, maka perhelatan musyawarah besar (mubes) itu pun harus tertunda.
Persiapannya relatif pendek, namun karena semangatnya los
gak rewel, dan didukung dokumen lama yang lengkap sebagai acuan, maka
mubes online itupun berjalan lancar. Hanya pulsa dan koneksi internet saja,
yang kadang mengganggu.
Walaupun ada perdebatan disana sini sebagai sebuah
kewajaran dari musyawarah untuk mencapai mufakat. Akhirnya mubes dengan mengusung tema, ‘Membangun Gerakan PRB
dalam Sinergi Pentahelix Menuju Masyarakat Jawa Timur Tangguh dan Inovatif’,
memilih mBah Dharmo secara aklamasi sebagai
nahkoda baru, menggantikan Gus Rurid, yang saat ini sedang serius menggeluti
bidang per-kopi-an, disamping aktif mendampingi gerakan PRB di daerahnya.
“Selamat atas Mbah Dharmo atas terpilhnya sebagai Sekjen
FPRB Jatim masa bakti 2020-2023 dan pengurus lainnya yg terpilih,, semoga
amanah dan bisa membawa perubahan bagi Jatim yg lebih baik, aman, dan Tangguh,
serta FPRB Jatim bisa berkontribusi lebih banyak lagi terkait Pengurangan
Risiko Bencana...”
Begitulah salah satu postingan ucapan selamat kepada mBah
Dharmo, sekaligus harapan akan keberadaan dan kiprah F-PRB saat ini, ditengah
pandemi yang belum diketahui kapan berhenti.
Sungguh, perhelatan yang langka ini perlu kiranya
diabadikan. Sebagai upaya pendokumentasian mubes dengan aplikasi daring yang
bersejarah ini, panitia mengharapkan agar semua peserta menulis nama dan gelar
akademik dengan benar, serta alamat
whatsApp dan email untuk pengiriman sertifikat kepesertaan dan sertifikat
keanggotaan lembaga di Forum PRB Jatim.
Paling
tidak, sertifikat yang akan diterbitkan itu bisa menjadi kenangan bahwa pada
tanggal 12 dan 13 Agustus 2020, telah diselenggarakan mubes F-PRB Jawa timur
yang ke-3 secara online gegara pandemic covid-19.
Hal
ini dilakukan untuk memenuhi amanat ‘kesepakatan’
mubes tahun 2017 di Kota Malang. Disamping itu, mubes virtual ini juga untuk
mematuhi himbauan social and physical distancing sebagai upaya memutus
rantai sebaran covid-19, agar tidak lahir ‘cluster mubes’.
Mungkin,
program jangka pendek yang harus dilakukan oleh rezim baru besutan mBah Dharmo adalah, melakukan
Konsolidasi internal pengurus. Kemudian segera menyusun laporan mubes dan
dikirimkan ke BPBD Provinsi Jawa Timur dan beberapa lembaga terkait lainnya
yang dipandang perlu. Serta memanfaatkan grup whatsApp untuk menjaring aspirasi/usulan
dari anggota untuk dijadikan bahan rapat pengurus.
Tidak
terlalu salah jika di dalam konsolidasi internal pengurus, juga mencermati
hasil sidang komisi satu dan dua, sebagai bahan pijakan melangkah.
Ada
beberapa hal yang menarik dari hasil sidang komisi satu. Seperti, untuk VISI perlu ada penambahan dengan
unsur-unsur penthahelix, karena yang lama cuma Pemerintah, Lembaga Usaha, dan
Masyarakat. Ini perlu ditambah Akademisi dan Media. Untuk Tujuan yang nomer 5,
perlu direvisi menjadi, ‘melakukan advokasi, memberikan rekomendasi,
diseminasi, sosialisasi dan pendampingan teknis kepada semua pihak tentang PRB
untuk mewujudkan Jatim yang siaga, tanggap, dan tangguh.
Fungsi
forum juga perlu diubah menjadi, melakukan diseminasi dan sosialisasi tentang
kebijakan, pengetahuan, dan segala hal yang terkait dengan PRB kepada semua
pihak. Sementara untuk keanggotaan, redaksinya perlu diubah menjadi Keanggotaan
bersifat terbuka dengan syarat tertentu, misalnya aktif di dalam kebencanaan serta
memiliki sikap toleransi yang tinggi.
Sedangkan hasil sidang komisi dua yang perlu segera dilakukan diantaranya, ada anggapan bahwa dari pihak
BPBD yang kurang keseimbangan dalam mempercayai/memperhatikan
kinerja F-PRB. Padahal terbentuknya FPRB akan memperingan kerja BPBD.
Membangun
kesepahaman semua pihak atau stake holder : 1) belum terbentuknya sinergitas
yang kuat antara pemangku kepentingan (formal/non formal) atau pentahelix). Belum kuatnya strategi penguatan
kapasitas pada kelompok aggregate kelompok rentan (lansia/anak/difabel/ibu
hamil) dan tempat-tempat berkumpul banyak orang (tempat
ibadah, sekolah, mall, pasar dan lainnya)
Belum
termainstreamkan perspektif
pengurangan risiko bencana di setiap tahapan pembangunan. Mengapa bisa begitu ?.
Semua terjadi karena kurangnya komunikasi diantara elemen
pentahelix, dalam rangka melakukan koordinasi membangun sinergi. Inilah tugas berat mBah Dharmo beserta pengurus untuk membuka
kebuntuan komunikasi dan memperluas jejaring
kemitraan.
Tentunya harus disadari, dimasa pandemi ini semua gerak
dibatasi. Sehingga gerakan mBah Dharmo untuk merealisasikan amanat yang
dihasikan dalam sidang-sidang komisi, akan banyak kendala yang ditemui. Untuk
itulah mBah Dharmo harus cerdik memilah dan memilih mana yang perlu didahulukan dan bisa ditangani.
Mari bersama menunggu irama apa yang akan dimainkan oleh ‘orkestra’ yang di pimpin mBah Dharmo.
Harapannya jelas, alumni pasca sarjana UPN Jokja ini bisa menyuguhkan irama
baru tentang peran forum pengurangan risiko bencana yang bisa terasakan
kehadirannya di berbagai lapisan masyarakat, khususnya mereka yang berdiam di
kawasan rawan bencana. Salam Tangguh, Salam Sehat, tetap semangat melaksanakan
protokol kesehatan. [eBas/ndleming parak isuk-JumatPahing/14082020].
semua yang terpapar di atas adalah sekedar rekaan penulis belaka hasil nyimak dari proses mubes online. Jadi mohon dimaafkan saja jika ada hal-hal yang mengganjal di hati.
BalasHapusjika tidak berkenan sebaiknya tidak usah dibaca saja dari pada menyebabkan galau.
salam tangguh salam sehat tetap bersahabat dalam melakukan aksi kemanusiaan
Terimakasih kang Ebas penhalaman adalah guru terbaik utk melangkah kencang ke depan,, mari FPRB JATIM bergerak bersama menuju Jatim Tangguh
BalasHapusBesar harapan kami agar kedepannya FPRB Jatim lbih aktif dan bisa membawa perubahan yang lebih baik bagi masyarakat Jatim khususnya di bidang pengurangan risiko bencana...
BalasHapusSelamat untuk mbah darmo
BalasHapusAgar FPRB Jatim lebih 👍👍👍👍 khususnya di dalam bidang pengurangan risiko bencana ..... 💪💪💪💪
berharap dimasa pandemi ini mbah Dharmo tetap berkomunikasi dengan pengurus dan anggota grup. baik lewat GWA maupun webinaran dalam rangka menyamakan chemestry membongkar egosektoral agar sinerginya semangkin lancar
BalasHapus