Konon,
rapat koordinasi (rakor) adalah salah satu media komunikasi yang wajib ada di
dalam sebuah organisasi. Rakor
seringkali juga menjadi wahana reunian untuk menjalin silaturahmi, tukar
pengalaman dan informasi tentang kegiatan yang telah dan sedang dikerjakan.
Siapa tahu bisa menginspirasi mereka yang terlibat dalam rakor.
Begitu juga dengan SRPB JATIM, yang merupakan wadah
berkumpulnya organisasi relawan, juga memiliki agenda rakor sebagai salah satu
programnya. Rakor yang digelar di Obis Camp, Trawas, Mojokerto, 21 – 23 Agustus
2020, merupakan upaya menyamakan langkah untuk membahas program yang dimandatkan oleh
Kongres ke -2 di Grand Park Hotel, Surabaya, di penghujung februari 2020.
Seperti diketahui, dengan munculnya pandemi, maka banyak
program yang telah disusun pasca kongres, terpaksa ditunda demi keselamatan dan kesehatan sesuai protokol kesehatan.
Melalui rakor inilah, diharapkan muncul ide baru
bagaimana mensikapi program yang telah disusun dan belum dilaksanakan.
Masing-masing organisasi diwakili oleh satu orang utusan dari unsur pengurus,
dengan membawa surat mandat. Hal ini penting guna memutuskan program strategis
yang harus segera diambil. Sehingga masing-masing organisasi mitra SRPB JATIM
bisa melaksanakan program bersama yang telah disepakati.
Ya, rakor memang penting untuk menghindari konflik yang tidak sehat. Dengan rakorlah diharapkan
akan terjadi Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi dan
Simplifikasi program
agar pencapaian tujuan bersama
seefektif serta seefisien mungkin.
Namun sayang, atas nama kesibukan, tidak semua pengurus
organisasi mitra dapat menghadiri. Banyak yang terpaksa diwakilkan kepada
anggotanya. Bahkan ada yang baru sekali ini ikut kegiatannya SRPB JATIM,
sehingga babar blas belum paham
tentag SRPB dengan segala aktivitasnya, dan lebih banyak diam dan bertanya
tentang hal-hal di luar materi rakor. Itu wajar karena ketidak tahuan. Perlu
dimaklumi dan menjadi pelajaran bersama..
Ini tampak saat berlangsungnya sidang-sidang komisi yang
membahas program kerja amanat kongres. Peserta rakor dibagi dalam tiga komisi.
Ada komisi A yang membahas anggaran, komisi B membahas Pengembangan kapasitas,
Organisasi dan Kebencanaan. Sementara komisi C membahas Kemitraan dan bidang
advokasi.
Semua program yang dirumuskan dalam kongres dicermati dan
dibahas dengan berbagai masukan dan catatan untuk penyempurnaan. Namun ada yang
belum berani menyepakati program karena merasa perlu dikonsultasikan ke
pimpinan organisasi masing-masing. Mereka hanya mencatat kegiatan rakor yang
akan dilaporkan ke pimpinan organisasinya.
“Mohon maaf, saya hanyalah anggota biasa yang mendapat
tugas untuk mengikuti rakor. Surat mandat yang saya bawa sekedar menjelaskan
bahwa saya benar-benar anggota yang ditugasi secara resmi oleh organisasi untuk
mengikuti rakor, bukan untuk mengambil keputusan,” kilahnya.
Padahal, semua peserta rakor itu telah dibekali surat
mandat sebagai wakil resmi organisasi, seharusnya bisa aktif berkontribusi
untuk ‘membedah’ program yang dibahas di dalam komisi demi ketercapaian
program sesuai situasi kondisi saat ini. Sehingga saat sidang pleno sudah bisa
menjadi kesepakatan yang oleh tim perumus tinggal ‘diselaraskan’ untuk
dilaksanakan oleh pengurus.
Semua hasil bahasan sudah diplenokan, harapannya semua
peserta sidang memahami hasil yang sudah dibahas dalam sidang-sidang komisi.
Kini, semua sudah ditangan tim perumus untuk diselaraskan, yang
nantinya akan menjadi salah satu bahan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan
rakor.
Kemeriahan rakor semakin lengkap dengan permainan elekton
yang memaksa diri ikut bergoyang sambil menikmati kambing guling, wedang
kemaruk dan rebusan polo pendem. Wallahu a’lam bisshowab. Tetap semangat
bersatu bersinergi untuk peduli. Jangan lupa protokol kesehatan. [eBas/ndleming
SeninPahing-24082020]
rakor SRPB JATIM di masa pandemi itu sesuatu banget. tidak menyangka jika ekspektasi kawan2 relawan sangat besar menyambutnya. memang yg datang adalah muka2 baru. merekalah relawan milenial yg akan menggantikan relawan kolonial yg karena faktor U, mengharuskan undur diri pelan-pelan sambil memberi peran kepada para relawan muda sbg upaya menyiapkan regenerasi.
BalasHapusbanyak pelajaran yg bisa dipetik dari peristiwa rakor yg tumben sekali ada kambing bakarnya.
semoga para peserta rakor, segera melakukan recovery setelah tiga hari hidup diatas kenormalan. jangan lupa menjaga tubuh tetap imun sesuai protokol kesehatam.
menyiapkan diri berkarya kembali
kini tinggal tim perumus dan panitia yg masih harus bekerja lembur menyelesaikan laporan, menyelaraskan hasil sidang komisi dan sidang pleno serta menata dan menyimpan aneka gaya selfie dari masing2 peserta rakor ke dalam sebuah dokumentasi.
terimakasih kepada kawan2 yg punya jejaring media sehingga semua perbuatan selama di Obis Camp bisa diliput dan diabadikan dalam sebuah narasi berita.
tetap semangat
bersatu bersinergi untuk peduli
Tangguh
Tangguh
Tanggh
Mantap
BalasHapusSelaku sehat n sukses buat segala aktifitas.
BalasHapusBersatu bersinergi untuk peduli💪💪💪
tetap kompak seduluran sak lawase
BalasHapus