Minggu, 28 Februari 2021

BPBD JATIM PUNYA MOSIPENA

Mungkin BPBD Provinsi Jawa Timur adalah satu-satunya kantor yang mempunyai mobil edukasi penanggulangan bencana (MOSIPENA).  Ya, sebuah mobil merek isuzu yang dimodifikasi sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai sarana edukasi tentang literasi bencana, terkait upaya mitigasi dan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi bencana.  

Bisa dikatakan bahwa mosipena merupakan perluasan layanan BPBD dalam memberikan edukasi kebencanaan dengan cara mengunjungi lokasi/daerah sesuai jadwal yang telah ditentukan. 

Dengan sifatnya yang fleksibel dan mudah dipindah kemana-mana, akan mempercepat penyebaran informasi  kebencanaan kepada khalayak ramai dalam suasana santai dan menghibur. Tujuannya adalah agar sebanyak mungkin warga masyarakat memperoleh informasi tentang kebencanaan

Harapan dari mosipena ini, masyarakat memiliki informasi tentang adanya potensi bencana di daerahnya. Mereka juga mampu mengantisipasi, beradaptasi dan memproteksi diri dari bahaya bencana serta memiliki daya lenting pasca terjadinya bencana.

Mobil literasi bencana ini dilengkapi dengan videotron, computer, sound system, buku-buku kebencanaan, dan lainnya yang mendukung edukasi kebencanaan.

Mosipena yang idenya dari Hendro Wardhono, direktur PUSPPITA (Pusat Pelatihan dan penelitian Indonesia Tangguh), Konon dalam operasionalnya, BPBD Jatim akan menggandeng SRPB dan FPRB, sesuai perannya yang ada di dalam perka BNPB nomor 17 tahun 2011, tentang Pedoman Relawan Penanggulangan Bencana.

Untuk itu perlu ada aturan main (SOP) yang jelas. Jika memungkinkan ada penjelasan teknis kepada relawan yang ditunjuk tentang begaimana menjalankan mobil yang perangkatnya tergolong tidak murah. Artinya, tidak sembarang relawan diijinkan membawa mobil ini. Relawan yang ditunjuk harus memiliki track record yang baik, jujur, berkepribadian menarik dan bertanggung jawab.

Ini penting, agar keberadaan mosipena awet, tidak mudah rusak dan bermanfaat dalam rangka membangun budaya tangguh menghadapi bencana. khususnya bagi masyarakat yang di daerahnya ada potensi bencana.

Sudah beberapa kali mobil ini menjalankan fungsinya, mengedukasi masyarakat. Terakhir tampil pada kegiatan Rutinan SRPB Jawa Timur "Arisan Ilmu Nol Rupiah", bertempat di Pondos Pesantren SPMAA, di desa Turi, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan. 

Operatornya dari relawan yang telah menguasai perangkat yang ada di dalamnya. Materinya bisa klasikal, dimana relawan yang menjadi nara sumber menjelaskan tentang pentingnya pengurangan risiko bencana, sosialisasi SPAB dan menumbuhkan kesadaran untuk melakukan kesiapsiagaan menghadapi bencana secara mandiri.

Bisa juga, nara sumber memutarkan film tentang bencana tertentu (disesuaikan dengan potensi bencana yang ada di lokasi) untuk kemudian dijadikan bahan diskusi interaktif, sehingga suasana menjadi hidup.

Mosipena juga bisa berfungsi seperti perpustakaan yang menyilahkan masyarakat membaca di tempat. Sementara petugasnya memutar lagu atau jingle yang berisi pesan-pesan normatif. Seperti ajakan hidup bersih, menjaga dan melestarikan lingkungan hidup, membebaskan sungai dari sampah, dan pesan lain yang mudah dipahami dan dilakukan oleh masyarakat.

Disinilah relawan yang bertugas menjalankan mosipena harus kreatif menarik perhatian masyarakat dengan berbagai metode. termasuk mampu melakukan dukungan psikososial terhadap korban bencana (penyintas) saat mosipena berkesempatan mengemban tugas dilokasi bencana.  

Jangan lupa awak mosipena juga rajin memeriksa kelengkapan yang harus dibawa, membuat catatan yang dirangkum menjadi sebuah laporan untuk pertanggungjawaban administrasi. Alangkah baiknya jika setiap selesai bertugas, diadakan evaluasi bersama dengan pihak BPBD untuk bahan pelaksanakan tugas berikutnya. Termasuk mengevaluasi perlunya melengkapi bahan promosi. Seperti tambahan buku dan komik kebencanaan, dan bahan edukasi lainnya yang menarik.

Sungguh, keberanian BPBD Provinsi Jawa timur untuk mengadakan mosipena beserta kelengkapannya, patut diacungi jempol. Ini tanda bahwa upaya pengurangan risiko bencana mendapat prioritas Pemda Jatim dalam rangka membangun kesadaran, kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana, untuk meminimalisir jumlah korban akibat bencana. Wallahu a’lam Bishowab. Salam Sehat Salam Literasi. [eBas/SeninLegi-01032021]  

 

 

 

 

 

 

 

 

3 komentar:

  1. mari sukseskan Gerakan Literasi Bencana melalui optimalisasi mosipena
    menuju masyarakat tangguh bencana yang bisa melakukan kesiapsiagaan dan mitigasi mandiri

    BalasHapus
  2. mungkin perlu adanya gerakan donasi buku2 kebencanaan, komik, cerpen, alat2 permainan edukatif lainnya. Termasuk film2 tentang tsunami, gempa, erupsi dan simulai penanggulangan bencana. poster2 yg berisi ajakan untuk sadar bencana.

    kemudian yang tidak kalah pentingnya adalah perawatan mobilnya agar siap digerakkan kemana-mana. untuk itu harus ada pemeriksaan berkala ttg air aki, solar, minyak rem, oli, kampas rem, freeon AC, komputr, TV, LCD, kompresor, dan sebagainya.

    kemudian relawan yang bertugas ngurusi mosipena juga sering2 ngopi bersama dalam rangka pembinaan dan kesamaptaan

    BalasHapus
  3. SRPB Jatim Beri Pelatihan Mosipena

    Sidoarjo – Banyaknya keingintahuan mengenai seluk beluk Mobil Edukasi Penanggulangan Bencana (Mosipena), membuat Sekber Relawan Penanggulangan Bencana (SRPB) Jatim menggelar pelatihan. Pelatihan ini digelar di Ruang Siaga dan halaman parkir BPBD Jatim di Jalan S Parman, Waru, Sidoarjo, Minggu, 16 Januari 2022.

    Pelatihan ini digelar untuk meningkatkan kemampuan para anggota organisasi mitra SRPB Jatim, terutama dalam pengoperasian Mosipena mendatang. Diharapkan mereka bisa ikut berperan aktif dalam kegiatan Mosipena.

    “Belajar penanggulangan bencana itu tidak ada habisnya. Salah satunya dengan mempelajari Mosipena yang masuk dalam Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB),” ungkap Aslichatul Insiyah, fasilitator SPAB yang juga pengurus SRPB Jatim ini.

    Pelatihan Mosipena ini masuk dalam acara Arisan Ilmu Nol Rupiah jilid-38. Arisan ilmu kali ini juga merupakan yang pertama digelar di tahun 2022.

    Sekitar 50 peserta sebelumnya mendapatkan pembekalan materi oleh narasumber dari SRPB Jatim. Kemudian, mereka diajak praktik mengoperasikan Mosipena. Termasuk bagaimana menyalakan genset, mengoperasikan videotron, serta mengatur perpustakaan.

    Menurut Azelin, panggilan Aslichatul Insiyah, sejak 2021 SRPB Jatim dipercaya oleh BPBD Jatim untuk menangani pelatihan di 13 kabupaten dan kota. “Kami mengedukasi masyarakat lewat SPAB dan Mosipena,” jelasnya.

    Sementara, Andreas Eko Muljanto dan Erfan Alif alias Erick, menjelaskan soal teknis mengoperasikan Mosipena. Termasuk cara menggunakan berbagai tools atau peralatan yang ada.

    “Mobil ini satu-satunya di Indonesia dan sangat bermanfaat bagi relawan untuk mengedukasi masyarakat tentang kebencanaan,” kata Leo, panggilan Andreas Eko Muljanto.

    Sedangkan Erfan Alif mengungkapkan bahwa untuk mengoperasikan Mosipena ini dibutuhkan 4-5 orang operator. “Fasilitatornya juga harus punya kajian risiko, SOP menghadapi berbagai ancaman bencana, dan sebagainya. Operatornya juga harus multitasking mengoperasikannya,” jelasnya.

    Koordinator SRPB Jatim Dian Harmuningsih menyambut baik pelatihan ini. Menurutnya, Mosipena bisa menjadi alat untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana. “Dan itu harus diajarkan oleh relawan secara terus-menerus,” katanya.(*)

    BalasHapus