Sabtu, 19 November 2022

FORUM RELAWAN BENCANA PROVINSI LAMPUNG BELAJAR KE SURABAYA

Beberapa hari yang lalu, tepatnya hari rabu legi (16/11/2022), BPBD Provinsi Jawa Timur kedatangan tamu. Mereka adalah rombongan dari BPBD Provinsi Lampung, yang mengajak serta beberapa pengurus Forum Relawan Bencana (FRB) Provinsi Lampung.

Sebelum berdiskusi di Gedung Siaga lantai dua, ruangannya Siap Siaga, yang juga menjadi sekretariatnya F-PRB dan SRPB Jawa Timur, mereka diajak melihat ruangan pusdalops. Sempat pula dipameri paket bantuan yang dikemas dalam tas cantik, siap didistribusikan kepada yang berhak menerima bantuan.

Termasuk juga melihat tempina dan mosipena, sebagai media edukasi kebencanaan, yang konon merupakan hasil inovasi dan satu-satunya yang ada di indonesia. Tentu harapannya, media ini bisa ditiru oleh BPBD Provinsi Lampung.

Sambil menikmati snack, mereka saling bertukar cerita tentang manajemen bencana. Termasuk pelibatan relawan dalam upaya sosialisasi pengurangan risiko bencana kepada masyarakat. mereka juga bercerita kegiatan relawan saat tanggap darurat.

Melalui wakilnya, mereka bercerita bahwa di Lampung telah berdiri FRB yang baru saja disahkan keberadaannya melalui Surat Keputusan Gubernur.  Dengan demikian keberadaannya sangat diperhatikan oleh Kantor/Lembaga terkait.

Konon, seluruh komunitas relawan yang ingin bergabung dalam FRB harus melalui seleksi administrasi. Sehingga yang tergabung itu benar-benar memiliki komitmen dan tidak sekedar mencatatkan diri sebagai anggota pasif.

Dari hasil ngobrol sambil ngopi dengan salah satu tamu dari Lampung, diperoleh informasi bahwa mereka sengaja memilih Surabaya sebagai tempat belajar, diantaranya karena keberhasilan BPBD Provinsi Jawa Timur mewadahi komunitas relawan dalam Sekretariat bersama Relawan Penanggulangan Bencana. Konon info itu didapat setelah mereka searching di google.

Mereka ingin belajar tentang pendataan relawan, program pembinaan dan pelibatan relawan, serta dukungan anggaran operasionalnya. Dari hasil belajar di Surabaya itu, nantinya akan dijadikan bahan diskusi untuk menyusun program tahun 2023.

Sesungguhnyalah jika bicara masalah dana, relawan Surabaya agak tertinggal dengan Lampung. Hal ini mengingat personil FRB banyak yang jadi ‘orang penting’. Baik dari sisi jabatan, maupun pekerjaan.

Ya, pengurus FRB Lampung ada yang menjadi anggota dewan, juga ada yang mengelola tambang. Dengan demikian, dari sisi finansial tidak ada masalah. Apalagi jika didukung anggaran dari BPBD.

Dalam kesempatan itu, mereka juga berbincang dengan beberapa pengurus F-PRB Provinsi Jawa Timur terkait dengan rencana membentuk F-PRB Provinsi Lampung, yang juga akan disahkan melalui Surat Keputusan Gubernur.

Dengan demikian dalam penyusunan program tahunan, akan mendapat dukungan anggaran dari pemda setempat. Entah itu lewat BPBD atau langsung. Ya, anggaran memang bukan segalanya. Namun, diakui atau tidak, segalanya perlu anggaran.

Dalam perbincangan itu, dijelaskan tentang kiprah F-PRB Provinsi Jawa Timur sebagai rumah besar tempat berkumpulnya elemen pentahelix, termasuk relawan sebagai bagian dari masyarakat terlatih, untuk membangun sinergi dalam kerja-kerja pengurangan risiko bencana dan penanggulangan bencana.

Dipenghujung pertemuan, seperti biasa ada acara tukar menukar cindera mata dan foto bersama sebagai kenangan yang terindah, karena belum tentu pertemuan yang “grapyak semanak” ini terulang kembali. Mereka juga bersepakat untuk menindaklanjuti proses saling belajar dan silaturahmi ini secara daring. Entah siapa nanti yang memulai. Just wait and see. Salam Literasi. [Ebas/MingguKliwon-20112022]

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar