Beberapa hari yang lalu, tepatnya hari rabu legi
(16/11/2022), BPBD Provinsi Jawa Timur kedatangan tamu. Mereka adalah rombongan
dari BPBD Provinsi Lampung, yang mengajak serta beberapa pengurus Forum Relawan
Bencana (FRB) Provinsi Lampung.
Sebelum berdiskusi di Gedung Siaga lantai dua, ruangannya
Siap Siaga, yang juga menjadi sekretariatnya F-PRB dan SRPB Jawa Timur, mereka
diajak melihat ruangan pusdalops. Sempat pula dipameri paket bantuan yang
dikemas dalam tas cantik, siap didistribusikan kepada yang berhak menerima
bantuan.
Termasuk juga melihat tempina dan mosipena, sebagai media
edukasi kebencanaan, yang konon merupakan hasil inovasi dan satu-satunya yang
ada di indonesia. Tentu harapannya, media ini bisa ditiru oleh BPBD Provinsi
Lampung.
Sambil menikmati snack, mereka saling bertukar cerita
tentang manajemen bencana. Termasuk pelibatan relawan dalam upaya sosialisasi
pengurangan risiko bencana kepada masyarakat. mereka juga bercerita kegiatan
relawan saat tanggap darurat.
Melalui wakilnya, mereka bercerita bahwa di Lampung telah
berdiri FRB yang baru saja disahkan keberadaannya melalui Surat Keputusan
Gubernur. Dengan demikian keberadaannya
sangat diperhatikan oleh Kantor/Lembaga terkait.
Konon, seluruh komunitas relawan yang ingin bergabung dalam
FRB harus melalui seleksi administrasi. Sehingga yang tergabung itu benar-benar
memiliki komitmen dan tidak sekedar mencatatkan diri sebagai anggota pasif.
Dari hasil ngobrol sambil ngopi dengan salah satu tamu
dari Lampung, diperoleh informasi bahwa mereka sengaja memilih Surabaya sebagai
tempat belajar, diantaranya karena keberhasilan BPBD Provinsi Jawa Timur mewadahi
komunitas relawan dalam Sekretariat bersama Relawan Penanggulangan Bencana. Konon
info itu didapat setelah mereka searching di google.
Mereka ingin belajar tentang pendataan relawan, program pembinaan
dan pelibatan relawan, serta dukungan anggaran operasionalnya. Dari hasil
belajar di Surabaya itu, nantinya akan dijadikan bahan diskusi untuk menyusun
program tahun 2023.
Sesungguhnyalah jika bicara masalah dana, relawan Surabaya
agak tertinggal dengan Lampung. Hal ini mengingat personil FRB banyak yang jadi
‘orang penting’. Baik dari sisi jabatan, maupun pekerjaan.
Ya, pengurus FRB Lampung ada yang menjadi anggota dewan,
juga ada yang mengelola tambang. Dengan demikian, dari sisi finansial tidak ada
masalah. Apalagi jika didukung anggaran dari BPBD.
Dalam kesempatan itu, mereka juga berbincang dengan beberapa
pengurus F-PRB Provinsi Jawa Timur terkait dengan rencana membentuk F-PRB
Provinsi Lampung, yang juga akan disahkan melalui Surat Keputusan Gubernur.
Dengan demikian dalam penyusunan program tahunan, akan mendapat
dukungan anggaran dari pemda setempat. Entah itu lewat BPBD atau langsung. Ya,
anggaran memang bukan segalanya. Namun, diakui atau tidak, segalanya perlu
anggaran.
Dalam perbincangan itu, dijelaskan tentang kiprah F-PRB
Provinsi Jawa Timur sebagai rumah besar tempat berkumpulnya elemen
pentahelix, termasuk relawan sebagai bagian dari masyarakat terlatih, untuk
membangun sinergi dalam kerja-kerja pengurangan risiko bencana dan penanggulangan
bencana.
Dipenghujung pertemuan, seperti biasa ada acara tukar menukar
cindera mata dan foto bersama sebagai kenangan yang terindah, karena belum tentu
pertemuan yang “grapyak semanak” ini terulang kembali. Mereka juga
bersepakat untuk menindaklanjuti proses saling belajar dan silaturahmi ini
secara daring. Entah siapa nanti yang memulai. Just wait and see. Salam
Literasi. [Ebas/MingguKliwon-20112022]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar