Sebagai
mitra Pemerintah khususnya dalam bidang pengurangan risiko bencana, maka
penguatan keorganisasian merupakan
program yang wajib diagendakan (baik
luring, daring maupun hybrid), untuk
peningkatan kapasitas. Baik pengurus
maupun anggotanya.
Harapannya, setelah kapasitasnya naik, bisa melaksanakan
tugas sesuai perannya. Implikasinya, keberadaan organisasi akan benar-benar
kuat, bermanfaat, dan bermartabat sebagai mitra pemerintah.
Untuk itulah, tidak ada salahnya jika pengurusnya paham
akan pentingnya manajemen organisasi, agar keberadaannya bisa “menyenangkan”
semua pihak yang ada di dalam naungannya. Baik sebagai pengurus, maupun
anggota. Termasuk terciptanya relasi yang harmonis dengan elemen pentahelix
lainnya.
Hal ini mengingat bahwa, setiap orang yang terlibat
di dalamnya memiliki kepentingan, dan lewat organisasilah mereka menyatukan kepentingan yang berbeda-beda
untuk dijadikan sebagai tujuan Bersama.
Dalam sebuah literatur, Max Weber mengatakan, pada intinya bahwa di dalam sebuah organisasi terdapat hubungan
struktur yang mana semua pihak memiliki
tugasnya masing-masing sesuai dengan fungsinya.
Sementara, manajemen organisasi bisa
diartikan sebagai proses perencanaan, pengelompokan, pemantauan dalam sebuah
organisasi, dimana setiap
individu di dalamnya memiliki peran masing-masing untuk mewujudkan tujuan
organisasi.
Dalam mengelola organisasi dibutuhkan ketrampilan
tertentu untuk menjamin terselenggaranya agenda
organisasi
yang telah disepakati bersama, termasuk ketika
berkesempatan melakukan MOU dengan pihak lain untuk peningkatan kapasitas haruslah
dimanfaatkan sebaik-baiknya, bukan hanya menunggu untuk kemudian berlalu tanpa
meninggalkan hasil yang bermutu.
Ada pula yang mengatakan bahwa proses
pengelolaan organisasi itu adalah pelaksanaan operasional organisasi
berdasarkan kesepakatan-kesepakatan yang dihasilkan di dalam rapat kerja, untuk dilaksanakan bersama.
Jika
dalam perjalanannya terjadi sedikit penyimpangan yang bersifat insidentil harus
dimaklumi sebagai warna yang tidak bisa dihindarkan dari perjalanan organisasi. Namun harus segera diperbaiki dan tidak dijadikan
kebiasaan yang permisif.
Untuk itulah, tidak ada salahnya jika semua pihak saling mengenali
karakteristik dan latar belakang koleganya, melalui interaksi (langsung maupun
tidak langsung) agar tercipta chemistry dan kesepahaman akan makna
berorganisasi. Sehingga tidak ada yang merasa ditinggalkan dan yang terpenting,
tidak ada dusta diantara anggota.
Karena, sesungguhnyalah dalam menjalankan perannya,
mereka secara tidak sengaja juga saling mempengaruhi kinerja, loyalitas, dan
motif berprestasi di dalam berinteraksi. Sehingga akan tampak siapa yang
menonjol dalam organisasi, dan siapa yang pasif sebagai follower.
Sesungguhnyalah, banyak faktor yang melatari seseorang
aktif di sebuah organisasi. Faktor-faktor inilah yang konon akan ikut
menentukan kemajuan organisasi dengan segala suka dukanya. Ini juga harus
menjadi perhatian semua pihak untuk saling mengingatkan demi keutuhan
organisasi.
Sementara, beberapa aktivis organisasi sempat mengatakan
kepada penulis bahwa, hal terpenting dalam menghidupkan organisasi (khususnya
yang bersifat nir laba), adalah kepemimpinan atau ketokohan, luasnya jejaring
kemitraan, serta adanya fresh money yang
siap mendukung operasionalisasi organisasi. Benarkah demikian ?.
Tampaknya tidaklah selalu demikian. Banyak juga organisasi
nir laba yang bisa hidup secara mandiri (baik program maupun anggaran), karena
didukung oleh loyalitas dan dedikasi para aktor yang terlibat kuat membersamai
organisasi dalam berproses untuk kebermanfaatan bersama. Disinilah uniknya.
Artinya, teori manajemen, juga teori organisasi yang
dikemukakan oleh para ahlinya itu kadang tidak bisa berjalan mulus dalam
kehidupan organisasi nir laba. Karena mereka punya jalannya sendiri sesuai
dengan kearifan lokal yang menjadi motivasi pergerakannya. Sekali lagi
disinilah uniknya yang tidak dipunyai oleh organisasi nir laba lainnya.
Disinilah, yang namanya koordinasi dan komunikasi sangat
diperlukan untuk menjaga keberlangsungan
kiprah organisasi. Harus diciptakan suasana saling terbuka, agar segala kendala
yang bisa menjadi cikal bakal buyarnya organisasi bisa segera diantisipasi,
untuk kemudian bersama-sama membenahi. Salam Literasi. [eBas/KamisPahing-17112022]
Pengertian organisasi nirlaba adalah organisasi yang bertujuan untuk mendukung setiap persoalan atau isu yang terjadi dalam masyarakat tanpa (semata-mata) mencari keuntungan finansial dan tidak berbau politik.
BalasHapusOrganisasi ini beranggotakan orang-orang yang mempunyai kompetensi berbeda-beda dan saling berhubungan untuk mencapai tujuan Bersama.
Organisasi nir laba ini ada yang terorganisir dengan baik sesuai kaidah manajemen organisasi. Namun banyak juga yang sama sekali tidak terorganisir. Hal ini karena mereka berkumpul didasarkan kesamaan minat saja. Organisasi semacam ini sangat rawan perpecahan karean masalah emosional yang biasanya dikedepankan.
Untuk itulah semua pihak harus saling bisa menjaga perasaan anggota lainnya agar bisa tetap solid dengan program yg disusun untuk kemaslahatan bersama.
Dan itu tidak mudah