Senin, 14 November 2022

PASANG SURUT BERORGANISASI

pasang surut merupakan fenomena pergerakan naik ataupun turunnya posisi permukaan perairan laut secara berkala yang disebabkan oleh faktor- faktor tertentu. Ya begitulah laut punya siklus pasang surut silih berganti yang bisa dimanfaatkan dalam kehidupan.

Begitu juga dengan pasang surut organisasi (khususnya organisasi nir laba), pasti akan mengalami. Ya, pasang surut adalah sebuah fenomena yang selalu ada di setiap organisasi, dan sering kali sulit ditebak penyebabnya karena sifatnya sangat pribadi. Jika tidak disikapi dengan baik bisa menjadi penyebab surutnya keberadaan organisasi karena satu persatu personilnya ikutan surut.

Tentu kondisi itu tidak dikehendaki. Apalagi jika keberadaan organisasi sedang dalam performa terbaik dengan segala agendanya. Untuk itulah perlu dilakukan bersama upaya menciptakan suasana yang selalu menyenangkan dan membuat semua betah duduk bersama ngobrol sambil ngopi bertukar gagasan dan pengalaman.

Mungkinkah perlu ada upaya mitigasi untuk “mengelola” proses pasang surut itu ?. Tampaknya memang harus diantisipasi oleh semua pihak yang ada di dalam organisasi itu, bukan hanya oleh satu pihak saja. Karena organisasi itu dibangun secara bersama.

Kiranya perlu juga duduk bersama untuk menemukenali apa saja yang menjadi biang kerok surutnya organisasi itu ?. semua keluhan dan  gejala yang berpengaruh juga perlu diinventarisir. Jika memungkinkan semua pihak juga memberikan solusi cerdas untuk mensikapi pasang surut organisasi secara konstruktif.

Beberapa faktor umum yang selalu berpengaruh pada seseorang dalam berorganisasi. Diantaranya, faktor usia dengan segala problema yang mengikuti. Faktor kesibukan keluarga dengan segala implikasinya, faktor reward and punishment.

Bisa juga faktor keterlibatan dan kepentingan dalam proses berorganisasi, serta faktor lain yang masih banyak lagi. Termasuk masalah perasaan yang tidak bisa diungkapkan secara vulgar.

Jangan-jangan inilah yang dinamakan titik jenuh dalam berorganisasi. Dimana awalnya nyaman dan bersemangat menikmati kehidupan organisasi, hingga pada titik tertentu rasa itu berubah menjadi kejenuhan, yang akhirnya membuat semangat itu pun meredup, dan surut.

Jika demikian, ada benarnya anggapan bahwa tidak selamanya kehidupan  berorganisasi itu dinaungi oleh cuaca cerah. Ada hujan, badai, mendung, panas dan dingin yang sering melingkupinya. Termasuk perbedaan pandangan dalam melaksanakan program. itu hal biasa dalam berorganisasi.

Menghadapi itu semua, harapannya tentulah semua personil yang ada di dalam organisasi mencoba beradaptasi, dan mencari solusi bagaimana kesemuanya bisa  dilalui dengan baik sehingga menghasilkan yang terbaik sesuai tujuan bersama, agar suasana surut bisa berubah menjadi pasang.

Upaya mengatasi organisasi yang sedang surut ini sungguh tidak mudah. cara termudah adalah semua personil duduk bersama untuk secara terbuka bicara ada apa sesungguhnya, dan mau dibawa kemana organisasi ini.

Namun, mengagendakan duduk bersama itu juga tidak mudah. Bahkan semua teori motivasi yang sering digunakan dalam manajemen perusahaan dan mengelola organisasi modern, tampaknya tidak berlaku di organisasi nir laba.

Kalau sudah begini, mungkin prinsip "Silent is gold", mungkin adalah yang terbaik untuk diterapkan. Karena dalam suasana hati yang kacau dan pikiran yang bergalau, maka semakin banyak kita berbicara, maka semakin banyak peluang yang akan memperburuk keadaan.

Dengan kata lain, sebaiknya semua anggota organisasi melakukan "Cooling down" atau menenangkan diri sehingga dapat menimbang nimbang dengan cermat sebelum mengambil suatu keputusan. Karena setiap keputusan yang diambil, pasti akan membawa risiko.

Biasanya keputusan yang terburu-buru diambil, biasanya terbawa oleh emosi yang sedang labil, karena itu berpotensi terjadi hal yang lebih buruk. Untuk itulah mari ber “Cooling Down” dulu saja, gak usah ngomongin organisasi beserta rencana-rencana yang pernah dibahas. [eB/SeninWage-14112022]  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

1 komentar:

  1. jika sudah tiba waktunya, maka semua aktivitas dalam berorganisasi (khususnya organisasi nir laba), pasti semua akan undur diri pelan-pelan meninggalkan gelanggang untuk mencari peluang baru yang lebih menjanjikan untuk kehidupan keluarga.
    dan itu sudah pasti akan terjadi karena tuntutan mensejahterakan keluarga dalam arti luas itu hukumnya wajib

    BalasHapus