Rabu, 09 November 2022

RELAWAN PAHAM JURNALISTIK JENIS FEATURE

Konon, yang namanya relawan penanggulangan bencana itu adalah mereka yang memiliki kemampuan dan siap sedia menyumbangkan tenaga untuk kerja-kerja kemanusiaan. Baik pada fase pra bencana, saat bencana, maupun pasca bencana.

Tentu mereka sangat kaya akan cerita suka duka selama membantu sesama. termasuk cerita tentang dipaido temannya karena kesalah pahaman, juga mungkin salah jalan menuju sasaran yang ditentukan.

Semua pengalaman itu hendaknya didokumentasikan dalam sebuah tulisan. Jangan dibiarkan hilang dan dilupakan. Karena, sesungguhnyalah pengalaman itu sangat indah untuk dikenang. Bahkan kadang bisa menjadi pembelajaran bagi mereka yang mau belajar.

Kendala utama relawan enggan menuliskan pengalamannya adalah karena takut salah, takut dipaido dan takut ditertawakan. Padahal yang menyalahkan, memaido, dan menertawakan belum tentu bisa menuliskan pengalamannya. Jadi, mengapa harus malu, dan takut ?. Konon, menulis itu sebuah kreativitas yang pribadi sifatnya.

Untuk itulah, mari mulai menulis apa saja, tidak usah takut salah. Karena menulis itu sifatnya unik dan mempribadi sesuai dengan latar belakang si penulis itu sendiri, yang penting tulisan itu berdasar data dan fakta, yang diberi bumbu narasi dan pemilihan diksi sesuai kekayaan vocabulary.

Agar relawan memiliki keberanian menulis, tidak ada salahnya jika relawan belajar Menulis Feature sebagai salah satu bentuk karya jurnalistik. Mari belajar dari cuplikan buku berjudul  menulis feature karangan Septiawan Santana Kurnia. Jadi, disini saya hanya menulis ulang yang saya anggap penting.

Bukan kepemilikan sertifikat jurnalistik yang mendorong saya nulis, seperti mereka yang bangga dengan sertifikatnya tapi tidak berani mendokumentasikan kelakuannya. Bekal saya hanya keberanian yang nekat, untuk mencoba berbagi cerita, agar teman-teman relawan berani menuliskan pengalamannya untuk kemudian dibukukan.

Baiklah mari kita mulai.

Apa itu Feature ?. Daniel R. Williamson dalam buku “Feature Writeing for Newspaper” mengatakan bahwa Feature adalah sebuah kisah kreatif, terkadang subyektif, yang dibuat untuk menghibur dan menginformasikan pada pembaca tentang suatu peristiwa, situasi atau aspek kehidupan.

Menurut Septiawan Santana, teknik dan penulisan feature merupakan sesuatu yang tak terduga dan tidak selurus penulisan berita reguler. Apa yang dihadapi oleh penulisnya adalah kelinglungan mencari “news value” dari suatu peristiwa untuk diangkat ke dalam feature.

Williamson menyebutkan unsur-unsur yang dimiliki feature adalah kreativitas, subyektivitas, informasi, menghibur dan tidak dibatasi waktu. Tulisan feature juga harus bersifat orisinal dan deskriptif. Jadi, bisa saja di dalam sebuah tulisan feature terdapat banyak informasi. Namun, bedanya tulisan itu harus disampaikan dengan gaya yang menarik.

Penulisan fature juga cenderung deskriptif, karena berbeda dengan berita reguler yang kekuatannya terletak pada objektivitas. Kisah-kisah feature justru diberatkan untuk bagaimana membangkitkan imajinasi pembaca terhadap apa yang diangkat dalam tema penulisannya.

Feature koran atau majalah adalah salah satu jenis tulisan feature yang memiliki dua ciri, yaitu mengikuti headline news yang muncul di halaman-halaman utama koran dan peristiwa utama yang termuat di koran tersebut dan penulis yang ditekan deadline. Tipe ini disebut juga dengan istilah Sidebar. Yaitu tulisan yang mendukung atau dibaik berita utama.

Kedua adalah tipe feature yang dibuat dengan ciri timeless, artinya penulisannya tidak mengikuti cepatnya koran harus memberitakan peristiwa. Wartawan bisa lebih santai dalam menulis karyanya dengan konsekwensi karyanya itu mendetail dan lebih bergaya feature dalam penyampaiannya.

Dalam feature juga menggunakan gaya bahasa sastra untuk mengembangkan tulisan yang berbentuk news maupun views, sehingga tampak sisi human interst nya dan memikat pembaca dengan gaya penulisan yang enteng, cair dan sederhana, serta tidak lekang oleh waktu.

Pada  mulanya feature hanya menjadi sebuah bentuk tulisan yang mengungkapkan sudut pandang lain dari fakta berita yang tidak mungkin dibahas lebih mendalam dan detail di dalam tulisan straight news.

Gunawan Mohamad, dalam tulisannya pernah mengatakan, “penulis feature pada hakekatnya adalah seorang yang berkisah.” Penulis melukis gambar dengan kata-kata dan terkadang melibatkan diri dalam cerita tersebut.

       Keterampilan Menulis Feature (Writing Skills Feature), syaratnya adalah, Kemampuan menangkap peristiwa agar diketahui pembaca, gemar menulis tentang kisah manusia dengan segala masalahnya, dan memiliki kemampuan mengaduk, merangsang dan menghibur emosi pembacanya.

Penulis feature harus memiliki rasa pingin tahu yang besar. Senang dan jeli mengamati/menangkap fenomena sebuah peristiwa dibalik berita, maupun latar belakang dari sebuah pernyataan.

Feature juga akrab dengan emosi atau sentimen kemanusiaan. Dalam kalkulasi tertentu, laporan feature lebih banyak memainkan sisi kemanusiaan dengan cara menarik minat, memusatkan perhatian dan memberi sentuhan kesenangan pada sebagian pembaca. Perhatian kemanusiaannya digugah lewat kisah cinta, benci, ketakutan dan tema-tema yang sering terlupakan karena dianggap biasa.

Struktur feature terdiri atas Judul, Lead, Tubuh, dan Penutup. Judul dibuat semenarik mungkin/seaneh mungkin untuk menarik minat pembacanya. Judul tidak perlu mengikuti seperangkat aturan yang mengikat headlines. Dalam feature judul bukan berupa ringkasan tulisan.

Kemudian memulai dengan membuat Lead  yang berfungsi  menarik minat pembaca untuk terus membaca semapai habis. Ada beberapa lead yang bisa dipilih sesuai dengan kemampuan (bahkan tidak jarang ada yang mengabaikannya).

Jenis Lead (teras berita), Lead What, Who, When, Where, Why, How, Ringkasan, Kontras, Menjerit, Kutipan, Diskriptif, Pertanyaan, Naratif, Parodi, Epigram, dan Lead Sapaan. Untuk penjelasan lengkap beserta contoh Lead bisa dilihat di kitabnya simbah Gugel.

Setelah Lead, barulah menuliskan tubuhnya yaitu apa yang ingin disampaikan kepada pembaca dengan menggunakan bahasa keseharian yang mudah dipahami dengan memberikan sentuhan gaya bahasa sastra agar enak diikuti sambil nyruput kopi.

Diakhir tulisan adalah Penutup. Bisa berupa Ringkasan, Klimaks, Flash back/Cut back, Naratif, Deskriptif, Gabungan (informasi, ringkasan, dan kejutan), bahkan penutup juga bisa tanpa kalimat Penyelesaian, semua diserahkan ke pembacanya (Kalimat Terbuka).

Demikianlah bahasan singkat tentang tulisan jenis Feature yang bisa dijadikan media untuk mendokumentasikan pengalaman relawan saat melakukan kerja-kerja kemanusiaan (baik suka maupun dukanya), dalam sebentuk buku yang akan menjadi bukti bahwa pada masanya Sang Relawan pernah Berbuat sesuatu untuk sesamanya. Tentu buku ini akan menjadi sebuah kenangan yang terindah untuk diwariskan kepada generasi berikutnya.

Mohon maaf jika disana sini banyak kekurangan, karena tulisan ini berangkat dari nekat, bukan atas nama sertifikat yang didapat dari sebuah diklat. Salam Tangguh. [eBas/RabuWage-09112022]

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  

    

1 komentar:

  1. Jurnalistik adalah aktivitas atau profesi penulisan untuk suratkabar, majalah, atau situs web berita atau menyiapkan berita untuk disiarkan (the activity or profession of writing for newspapers, magazines, or news websites or preparing news to be broadcast).

    Sinonim atau kata yang semakna dengan jurnalistik adalah pers (synonyms: the press).

    jurnalistik adalah keahlian (expertise) atau keterampilan (skills) menulis karya jurnalistik (berita, artikel, feature), termasuk keahlian dalam pengumpulan bahan penulisan seperti peliputan peristiwa (reportase) dan wawancara.

    BalasHapus